Salah Seorang Terkaya di Dunia, Awalnya Penjual Kue Keliling Kampung

Konten dari Pengguna
24 Februari 2020 4:51 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eka Tjipta Widjaja semasa muda. Dok. Youtube
zoom-in-whitePerbesar
Eka Tjipta Widjaja semasa muda. Dok. Youtube
ADVERTISEMENT
Sebutlah sederet resep agar seseorang bisa disebut sebagai profil orang sukses: warisan melimpah, pintar, sekolah ke jenjang paling tinggi, kerja keras, jujur, dan mungkin ada sederet lainnya. Tapi di antara semua kiat itu, yang paling jadi kunci adalah kerja keras dan kejujuran.
ADVERTISEMENT
Bayangkan saja, bukankah untuk pintar dan bisa sekolah ke jenjang yang lebih tinggi juga butuh kerja keras? Oke soal warisan, kalau enggak dikelola dengan kerja keras dan jujur, sebanyak apa pun harta warisan pasti akan habis. Ya kan?
Jadi kamu setuju ya, kalau kerja keras dan kejujuran jadi kunci utama kesuksesan? Ya harus setuju lah! Kalau pun enggak, yuk kita tanya pada orang sukses yang sudah membuktikan itu. Kalau harta melimpah kita sepakati sebagai salah satu tanda kesuksesan, maka layak dong orang dengan kekayaan Rp 132,3 triliun ini kita sebut orang sukses.
Jangan salah, sebelum punya kekayaan sebanyak itu dan masuk daftar orang paling kaya dunia versi Majalah Forbes, dia tidak lahir dari keluarga konglomerat. Dia enggak mewarisi harta berlimpah dari orang tuanya. Dia mengawali semuanya dari jualan biskuit dan permen keliling kampung, naik sepeda.
Replika sepeda yang digunakan Eka Tjipta Widjaya berjualan kue keliling. Dok. Twitter Sinarmas
Jadi kalau kamu masih enggak yakin bahwa kerja kerasa dan kejujuran sebagai kunci utama meraih sukses, kamu harus bertanya pada orang ini. Namanya Eka Tjipta Widjaja. Sayangnya, Pak Eka sudah meninggal pada 26 Januari 2019. Saat itu usianya genap 98 tahun. Panjang umur juga ya Pak Eka ini.
ADVERTISEMENT
Nah, karena kita sudah enggak mungkin bertanya ke Pak Eka, maka simak saja gimana kisah dia bekerja keras dengan jujur, hingga bisa jadi salah seorang terkaya di dunia.
Bisa dibilang, biskuit dan perman yang dijual keliling kampung oleh Pak Eka, diperoleh tanpa modal. Dia mengambil dari toko lain, kemudian sore hari baru dia bayar berdasarkan biskuit dan permen yang laku terjual. Kamu pikir, kalau Pak Eka enggak jujur, apa mau pemilik toko begitu saja kasih biskuit dan permen untuk dijual keliling kampung? Salah-salah dibawa kabur.
Eka Tjipta Widjaya, pendiri kelompok usaha Simarmas. Dok. Maxmanroe
Nah, usaha itu dimulai Paka Eka pada tahun 1938. Dia berkeliling menggunakan sepeda untuk menjajakan dagangannya ke penjuru Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Enggak puas cuma dengan usaha itu, pria kelahiran Quanzhou, Fujian, China, pada 27 Februari 1921 itu juga pernah berjualan kopi hingga nasi ayam untuk tentara pendudukan Jepang di Pantai Losari, Makassar.
ADVERTISEMENT
Naluri bisnis Pak Eka kayaknya memang kuat banget. Dia juga jualan minyak goreng, besi bekas, pembuat makam, hingga kopra. Terus dia langsung sukses? Ya enggak semudah itu dong Bro! Namanya juga usaha, pasti ada naik turunnya. Bahkan beberapa kali bisnisnya bangkrut.
Usahnya baru berkembang, setelah dia merantau dari Makassar ke Surabaya. Di kota inilah dia memulai bisnis perkebunan kopi dan karet. Dari sini pula dia mulai mendirikan CV Sinar Mas, yang kini berkembang menjadi kelompok usaha besar dengan nama yang sama.
Pernah Utang Ongkos Taksi
Dari Surabaya, usaha Sinarmas berkembang ke Jakarta. Di ibu kota ini, kantornya berawal dari sebuah ruko kecil di di kawasan Pasar Pagi, Jakarta Utara. Salah seorang karyawan pertama Sinarmas di Jakarta, Elly Romsiah, menuturkan usaha di Jakarta juga enggak tiba-tiba melonjak besar.
Elly Romsiah, salah seorang pegawai pertama Sinarmas di Jakarta. Foto: Nicha Muslimawati/ kumparan
Waktu awal-awal bekerja di perusahaan Pak Eka, Elly menceritakan keadaan kantornya juga enggak bagus-bagus amat. Malah sangat jauh dari kata nyaman. Salah satu masalah yakni kalau hujan deras, sering kali bagian atap ruko bocor.
ADVERTISEMENT
Kondisi keuangannya juga ya sama saja. Kalau udah kaya, pasti kantornya enggak dibiarin bocor. Ya dong? Kata Elly, kondisi bisnis dan keuangan perusahaan belum semaju saat ini. Bahkan kata Elly, Pak Eka seringkali ngutang hanya untuk sekadar membayar ongkos taksi.
"Kalau datang ke kantor, supir taksinya juga suka nunggu. Kadang uang Pak Eka enggak cukup untuk bayar ongkos taksi dari rumah ke kantor kan. Tapi untungnya supir taksinya itu langganan, jadi dia mau dibayar besokannya," katanya.
Kok bisa? Ya itu tadi, karena Pak Eka jujur, jadi sopir taksi pun percaya aja kalau ongkosnya bakal dibayar.
Kantor Sinarmas Land di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Sinarmas Land adalah salah satu anak usaha Sinarmas. Dok. Sinarmas
Bisnis Sinarmas yang didirikan Eka Tjipta, memiliki enam pilar bisnis utama yang telah dikenal masyarakat. Mulai dari agrbisnis, agroindustri, properti dan perumahan, bank dan keuangan, hingga telekomunikasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Majalah Forbes, kekayaan keluarga Eka Tjipta Widjaja pada 2019 mencapai USD 9,6 miliar atau setara Rp 132,3 triliun. Angka itu melonjak dari kekayaannya pada 2018 yang sebesar USD 8,6 miliar. Dengan kekayaan sebanyak itu, Pak Eka masuk daftar 50 orang terkaya di dunia. Kalau di Indonesia, dia pernah ada di ranking ketiga.