Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sempat Bangkrut Hingga Hartanya Habis, John Gokongwei Bangkit Jadi Miliarder
10 November 2021 15:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah sukses John Gokongwei mengajarkan bahwa tak boleh ada kata menyerah walau ditempa berbagai ujian. Setelah mengalami kebangkrutan sampai seluruh hartanya habis, John Gokongwei dengan gigih bangkit kembali hingga menjadi salah satu miliarder Filipina.
ADVERTISEMENT
John Robinson Lim Gokongwei Jr. adalah pria keturunan Filipina-China yang lahir pada 1926 . Bisa dibilang, John termasuk anak yang dilahirkan dengan sendok perak, karena keluarganya merupakan salah satu orang terkaya di Cebu. Bahkan saat duduk di bangku SD, John disekolahkan di salah satu sekolah unggulan Cebu, University of San Carlos.
Namun kekayaan tersebut seakan-akan menghilang dalam sekejab saat sang ayah meninggal. Tiba-tiba para kreditur menyita harta keluarga John Gokongwei, mulai dari mobil hingga tempat tinggal. Bisnis keluarganya pun turut lenyap karena mengalami kebangkrutan.
Keadaan tersebut membuat kakak-kakak Gokongwei akhirnya dikirim ke China demi biaya hidup yang lebih murah. Ibu Gokongwei juga rela menjual perhiasan yang dimilikinya agar mendapat uang.
ADVERTISEMENT
Demi menghidupi keluarga, Gokongwei yang saat itu baru berusia 15 tahun akhirnya memutuskan untuk bekerja. Ia pun membuka kios kecil di pasar untuk menjual kacang dan barang-barang lain seperti sabun, lilin, hingga benang.
Gokongwei sadar bahwa ia merupakan pedangang yang usianya paling muda. Namun, ia tidak berkecil hati melainkan bertekad lebih keras untuk memperoleh keuntungan.
Pada 1943, Gokongwei mulai menjual barang-barangnya dari Cebu ke ibu kota Filipina , Manila. Saat perang dunia kedua berakhir, Gokongwei melihat adanya peluang untuk berdagang barang di Filipina.
Ia pun akhirnya mengembangkan bisnisnya yang ia sebut dengan Amasia Trading. Di sana ia menjual berbagai dagangan, mulai dari tepung, buah-buahan , sayuran, baju bekas, koran hingga majalah dari Amerika. Selain ingin meraih kesukesan, bisnis tersebut ia tekuni agar mendapat uang untuk membawa saudara-saudaranya pulang.
ADVERTISEMENT
Akhirnya pada 1950 saudara-saudara Gokongwei berhasil kembali dari China. Setelah berdagang cukup lama, keluarga Gokongwei mulai beralih fokus ke arah manufaktur. Dengan modal pinjaman bank, Gokongwei coba membuka pabrik penggilingan jagung yang memproduksi tepung jagung. Salah satu perusahaan terkemuka tahun 1970-an, San Miguel Corporation, menjadi salah satu pelanggan besar bisnis Gokongwei.
Tak mudah berpuas, Gokongwei menggunakan uang yang ia miliki untuk kembali membuka bisnis lain, seperti Cebu Pacific Air dan Sun Cellular. Perjalanan bisnis yang Gokongwei tekuni tidak selalu berjalan mulus. Namun kegigihannya membuat namanya semakin dikenal di dunia bisnis.
Namanya kini dikenal sebagai raja bisnis Filipina melalui JG Summit yang ia dirikan. Bisnis tersebut bergerak di bidang penerbangan, telekomunikasi, perbankan, maknan, listrik hingga properti.
ADVERTISEMENT
John Gokongwei meninggal pada 2019 di usianya yang ke-93. Bisnisnya kini dilanjutkan oleh saudara dan anaknya. Forbes mencatat, kekayaan yang ia tinggalkan saat wafat adalah USD 5,3 miliar atau Rp 75 triliun. Ia sempat menempati posisi ketiga sebagai orang terkaya di Filipina.