Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Siapa Sangka, Pendiri Honda Pernah Jadi Cleaning Service & DO Kuliah
28 Februari 2021 13:01 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini siapa yang tak mengenal merk otomotif terkenal “Honda ”. Hampir seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia tak asing lagi dengan merk kendaraan yang merajai jalanan ini. Dibalik kepopuleran merk “Honda” dan kesuksesannya merajai bisnis kendaraan, tentu saja tak lepas dari perjuangan foundernya yaitu Soichiro Honda.
ADVERTISEMENT
Soichiro Honda lahir dari keluar biasa saja. Ia lahir di Shizuoka, Jepang 17 November 1906. Ayahnya bernama Gihei Honda dan Ibunya Mika Honda. Ayahnya juga merupakan seorang pandai besi. Terlahir dari kelurga biasa saja, membuat hal ini cukup berpengaruh pada akademik Sochiro Honda saat itu. Ia tidak dapat meneruskan pendidikan perguruan tinggi dan tentu saja nilai akademiknya juga tidak memuaskan.
Tetapi, sedari kecil Soichiro Honda merupakan anak yang memiliki obsesi dengan sains dan dunia permesinan. Pada tahun 1922 setelah menamatkan pendidikannya selama 8 tahun, ia kemudian menemukan iklan salah satu perusahaan kendaraan yang membutuhkan asisten montir di bengkelnya Art Shokai Company.
Ia kemudian memulai karirnya di sana. Tapi nyatanya, awal mula karirnya di Art Shokai Company tidak berjalan dengan mulus. Ia diterima tapi sebagai karyawan magang yang sempat bekerja dengan tidak sesuai keinginannya yaitu sebagai tukang bersih-bersih dan mengantarkan makanan.
ADVERTISEMENT
Walaupun ia sempat bekerja sebagai tukang bersih-bersih tapi kecintaan dan obsesinya tentang mesin tak pernah padam. Soichiro terus belajar dan mempelajari segala ilmu mesin hingga pengetahuannya tentang mesin terus berkembang.
Hingga suatu hari, pemilik bengkel Art Shokai mengijinkan Soichiro untuk membantu di bengkelnya kedua. Ia membantu dalam mendesain mobil balap Curtiss. Saat itulah Soichiro memperlihatkan kinerjanya yang luar biasa dan hal inilah yang berpengaruh pada Bengkel Art Shokai Company yang menjadi paling populer di Tokyo .
Hal itulah yang membuat Art Shokai akhirnya membuka beberapa cabang bengkelnya dan salah satunya dipimpin oleh Soichiro. Di sinilah berbagai inovasi mulai dilakukannya. Mulai dari mengganti jeruji kayu menjadi jeruji besi dan selanjutnya adalah memproduksi ring piston.
ADVERTISEMENT
Ring piston merupakan komponen mesin yang memiliki bentuk bulat melingkar berupa cincin yang memiliki fungsi untuk membantu piston melakukan proses kerja motor sebagai penghalang untuk mencegah kebocoran kompresi dan oli.
Temuan ring pistonnya tentu saja tidak berjalan mulus, ia masih terus mengembangkan dan membuat bagaimana ring pistonnya menjadi benar-benar paten. Soichiro akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dengan mengambil kuliah. Dalam mengembangkan ring pistonnya ia juga sempat menggadaikan cincin istrinya.
Perkuliahan ternyata tak sesuai yang ia harapkan. Ia mulai beberapa kali bolos perkuliahan karena lebih menyibukkan belajar sendiri dengan pengamatannya sendiri. Ia menganggap perkuliahan hanya memberikan teori saja dan apa yang ia butuhkan nyatanya tidak ada. Soichiro pun drop out dari kampusnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun lagi-lagi masalah akademiknya terganggu hingga ia drop out, tapi justru hal itulah yang membuatnya semakin produktif dan belajar sendiri mengenai ring piston yang ia kembangkan. Kerja kerasnya mempelajari sendiri ring piston yang diproduksinya ternyata membuahkan hasil
Dari beberapa ribuan ring piston yang ia tawarkan ke berbagai perusahaan kendaraan Jepang, salah satu perusahaan bernama “Toyota Motors” menerima tawaran ring pistonnya. Ia mulai dikontrak untuk memproduksi besar-besaran untuk menjadi pemasok ring piston perusahaan tersebut.
Hingga pada suatu saat, ia mulai berniat mendirikan pabrik untuk memproduksi ring piston. Tapi sayang, pabriknya yang sudah mulai berdiri terkena imbas perang pada saat itu. Pabriknya terbakar habis. Tak hanya itu ia juga diterpa musibah kembali kedua kalinya pada pabriknya yaitu terkena gempa.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan berbagai perbaikan, ia kemudian memutuskan untuk menjual pabriknya ke Toyota Motors. Dengan hasil penjualan pabriknya ia mencoba mendirikan usaha lain tetapi tetap gagal. Hingga suatu hari pada tahun 1946 ia mulai membuka “pabrik” dengan miliknya sendiri.
Pabrik yang ia coba buka pada tahun tersebut awalnya bernama “Honda Technology Research Institute” yang mana mencoba memproduksi mesin generator kecil yang dipasangkannya di sepeda. Ia menggunakan minyak cemara sebagai bahan bakarnya.
Hingga kemudian produksi mesin generator tersebut mencapai 1500 buah dan ia terus mengembangkan dan berinovasi semakin baik. Setelah dua tahun penjualan produk tersebut ternyata respon yang didapat cukup positif. Pada 24 September 1948, Ia akhirnya memberanikan diri membuka industri otomotifnya sendiri yang semula bernama “Honda Technology Research Institute” menjadi “Honda Motor Company”
ADVERTISEMENT
Dan saat ini, perusahaan kendaraan ini telah maju dan menguasai industri kendaraan mancanegara. Kegigihan dan segala perjuanag Soichiro Honda serasa terbayarkan. Pada tahun 1959, Honda Motor Company menjadi salah satu produsen otomotif terbesar di dunia.