Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Sosok Ibnu Sutowo yang Bikin Netizen Julid soal Kemewahan Rumah Dian Sastro
21 Februari 2022 10:03 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artis papan atas Dian Sastro menjadi topik perbincangan hangat di media sosial setelah potret rumah mewahnya terungkap dan viral. Kemewahan tersebut dikaitkan dengan pernikahannya bersama Maulana Indraguna Sutowo, cucu dari Ibnu Sutowo.
ADVERTISEMENT
Ibnu Sutowo merupakan dokter militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama di PT Pertamina pada tahun 1957, ia adalah direktur pertama di perusahan plat merah tersebut.
Ibnu Sutowo pernah selama dua periode menduduki posisi tertinggi di BUMN perminyakan tersebut. Seperti apa sosok Ibnu Sutowo sebenarnya?
Profil dan Karier Ibnu Sutowo
Nama Ibnu Sutowo tidak asing di Indonesia. Sosoknya dikenal sebagai orang penting di era Presiden Soekarno dan Soeharto . Ibnu Sutowo lahir di Yogyakarta, 23 September 1914 dan wafat di Jakarta, 12 Januari 2001.
Selama 10 tahun ia mengenyam pendidikan di sekolah kedokteran Nederlands Artsen School (NIAS), Surabaya. Lulus di tahun 1940, ia memulai kariernya sebagai dokter di Palembang dan Martapura.
ADVERTISEMENT
Kariernya sebagai dokter militer begitu diandalkan. Eksistensinya melesat ketika berhasil mengamputasi tangan Kolonel Bambang Utoyo pada 1947 yang merupakan korban ledakan granat di Palembang. Proses amputasi itu hanya menggunakan peralatan sederhana dan tanpa obat bius.
Setelah kemerdekaan, di tahun 1946 Ibnu Sutowo diangkat menjadi Kepala Jawatan Kesehatan Tentara di Sumatera Selatan. Di tahun yang sama, ia juga bergabung dengan TNI AD . Kariernya berjalan mulus hingga ditunjuk sebagai Deputi II Bidang Operasi Kepala Staf Angkatan darat merangkap Deputi Pelaksana Perang Pusat pada 1956-1968.
Diangkat Soeharto Jadi Direktur Pertamina Pertama
Masih di tahun 1968, ketika Ibnu Sutowo berpangkat kolonel, ia ditunjuk langsung oleh Presiden Soeharto saat itu untuk menjadi Dirut Pertamina pertama. Perjalanan kariernya di dunia militer berhenti dengan pangkat terakhir sebagai Letnan Jenderal pada 1976.
ADVERTISEMENT
Kakek mertua Dian Sastro itu berhasil membuat Pertamina berkembang pesat dengan konsep Production Sharing dalam industri minyak RI. Di bawah Ibnu Sutowo, Pertamina bergerak bebas.
Namun masalah keuangan mendera Pertamina hingga tak mampu membayar kewajiban pendanaan untuk berbagai proyek besar. Salah satu kasus yang cukup parah adalah sewa beli tanker samudera.
Pengelolaan keuangan Pertamina semakin buruk hingga terbelit utang jangka pendek pada Amerika Serikat senilai USD 10,5 miliar. Ibnu Sutowo yang diberhentikan dari jabatannya pada 5 Maret 1976.
Ikut Mendirikan Aqua
Di samping posisi tinggi di Pertamina, Ibnu bersama Tirto Utomo mendirikan produk air mineral, Aqua di tahun 1973. Mereka mempelajari pembuatan air mineral dengan berkunjung ke pabrik Polaris di Bangkok, Thailand.
ADVERTISEMENT
Selain Aqua, di tahun 1976 Ibnu mengelola Petroliam Nasional Berhad (Petronas), perusahaan yang bergerak di industri minyak dan gas Malaysia. Di tahun 1988 ia mendirikan Bank Aqua meski tak berhasil.
Deretan Bisnis Keluarga Sutowo
Keluarga Sutowo merupakan konglomerat yang mengembangkan bisnis di berbagai sektor. Mertua Dian Sastro, Adiguna Sutowo yang meninggal pada 2021 lalu menorehkan kesuksesan di tengah kasus pembunuhan yang menimpanya.
Adiguna merupakan anak bungsu Ibnu Sutowo yang pernah dipenjara selama tujuh tahun akibat terbukti membunuh pegawai Fluid Club and Lounge di Hotel Hilton , salah satu bisnis properti yang didirikannya.
Selain kasus tersebut, ia mengelola berbagai bisnis di industri properti, farmasi, mesin dan perkapalan, hiburan, kendaraan, hingga bahan peledak. Adiguna mendirikan perusahaan farmasi di tahun 1998, PT Sunthi Sepuri.
ADVERTISEMENT
Di sektor properti ia mengelola sejumlah hotel ternama seperti Jakarta Hilton International yang berubah menjadi Sultan Hotel and Residence, Lagoon Tower Hilton, The Hilton Residence, Patra Surabaya Hilton, dan Bali Hilton.
Di sektor mesin dan perkapalan, Adiguna merupakan Direktur Utama PT Adiguna Mesin Tani, perusahaan yang mendistribusikan generator mesin diesel untuk hotel, pabrik, dan lainnya. Selain itu ia mengelola PT Santana Petroleum Equipment dan PT Pelayaran Umum Indonesia (Pelumin).
Jauh sebelum kariernya melesat, Adiguna bersama Tommy Soeharto dan Soetikno Soedarjo mendirikan perusahaan yang menjual kendaraan kelas atas, PT Mahasarana Buana (Mabua) di tahun 1985. Mereka juga mendirikan perusahaan radio dan media massa, PT Mugi Rekso Abadi (MRA) tahun 1993.