Sudwikatmono, Sosok Pendiri Jaringan Bioskop Cinema XXI

Konten dari Pengguna
24 Desember 2022 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bioskop XXI. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bioskop XXI. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama Bioskop XXI sudah tidak asing lagi bagi para penikmat bioskop di Indonesia. Baik itu yang masih berlogo angka 21 maupun yang sudah berbentuk angka romawi.
ADVERTISEMENT
Seorang pengusaha yang bernama Sudwikatmono adalah salah satu sosok penting di balik berjayanya industri perfilman dengan hadirnya jaringan bioskop yang semakin berkembang pesat.
PT Nusantara Sejahtera Raya yang dikenal sebagai Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia dengan empat merek ternamanya, Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21 dan IMAX. Cineplex didirikan oleh Sudwikatmono yang bekerja sama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana pada 21 Agustus 1987.
Diketahui pria yang akrab disapa Dwi tersebut memiliki hubungan erat dengan presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Ayahnya menikah dengan salah satu saudara wanita dari ayah Soeharto, Kertosudiro. Bisa dibilang Dwi merupakan sepupu dari sang mantan presiden.
Dwi sempat mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada, sebelum akhirnya ia keluar untuk mewujudkan mimpinya menjadi tentara. Ia sudah sempat lulus di tahap seleksi penerimaan calon kadet TNI Angkatan Laut (AL), namun orangtuanya tak mengizinkan Dwi menjadi tentara.
ADVERTISEMENT
Karier Dwi dimulai saat ia bekerja menjadi juru tulis di perusahaan shipping. Pada 1960, ia menangani bisnis di PN Jaya Bhakti yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan ekspor-impor.
Di bawah kepemimpinannya, ia berhasil membesarkan nama-nama perusahaan ternama di Indonesia saat ini, seperti PT Indocement Prakarsa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Bogasari Flour Mills hingga Indika Group.
Pada 1970-an, ia mulai merambah ke sektor bisnis perfilman dengan memproduksi film serta mengimpor film Mandarin. Barulah pada 21 Agustus 1987, Cineplex 21 hadir di Indonesia.
Menurut beberapa sumber, angka 21 diambil dari angka keramat bagi masyarakat Jawa, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa angka tersebut diambil dari nomor jalan tempat studio 21 pertama kali dibangun, serta akronim dari nama pendirinya Su-Dwi-kat-Mono (Dwi Mono = 21).
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Dwi mulai mengoperasikan perusahaan mulai dari hulu ke hilir hingga mampu memonopoli perfilman di Indonesia. Oleh karena itu, ia dijuluki sebagai Raja Sinepleks Nasional.
Namun, kerajaan tersebut runtuh saat krisis ekonomi 1998 melanda. Dwi dilanda utang yang besar dari beberapa bisnis yang ia miliki.
Dwi banyak menjual saham dan asetnya ke pihak lain, seperti pada bisnis utamanya di bidang perfilman yang dijual kepada Benny Suherman dan Harris Lesmana. Namun, bisnis-bisnis tersebut menjadi inspirasi bagi anak-anaknya, salah satunya adalah Agus Lasmono yang kini menjadi pemilik NET TV dan masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Cinema XXI sendiri telah berkembang pesat dari tahun ke tahun. Per Januari 2021, Cinema XXI telah hadir dengan 1.216 layar di 226 lokasi bioskop yang tersebar di 53 kota di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Inovasi pun terus dilakukan sejak 2006 dengan menghadirkan layanan M-Tix sebagai sarana pemesanan tiket bioskop secara online, lalu teknologi IMAX pada 2012 serta sistem audio Dolby Atmos yang telah terpasang pada 59 layar di seluruh Indonesia. Cinema XXI juga dianugerahi beberapa penghargaan seperti "World Branding Award" di Kensington, London sebagai Merek Terbaik dalam Kategori Bioskop Hiburan (Nation Tier) dalam tiga tahun berturut-turut sejak 2017 hingga 2019, serta "Millennials Top Brand Awards" sebagai pilihan pertama millenials untuk kategori jaringan cinema terkemuka di Indonesia pada 2019.
Pada masa pandemi Covid-19, sektor perfilman dan industri bioskop sempat terpukul hingga dua tahun lamanya. Namun, Cinema XXI tetap meraih penghargaan sebagai "Industry Champion of The Year" oleh Asia Corporate Excellence and Sustainability (ACES) Awards pada 2020.
ADVERTISEMENT
Tahun 2022 juga menjadi tahun yang berkah bagi industri perfilman. Dengan dibuka kembali bioskop, berbagai judul film meraih angka fantastis yang mampu memecahkan rekor jumlah penonton, salah satunya yaitu film KKN Di Desa Penari yang meraih lebih dari 9 juta penonton.