Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sukanto Tanoto, Orang Terkaya Berharta Rp 23,5 T yang Tak Lulus SMA
10 Oktober 2020 12:56 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski ia sudah menjadi orang sukses sekarang, namun perjalanannya meraih ini semua tidaklah gampang. Sukanto lahir di Medan pada hari Natal tahun 1949. Ia merupakan anak dari sepasang perantau asal Putien, Provinsi Fujian di Tiongkok.
Sedari kecil, ia yang memiliki nama asli Tan Kang Hoo itu bersekolah memakai Bahasa Mandarin sehingga ia harus belajar Bahasa Indonesia secara otodidak. Pada usia 17 tahun, Sukanto terpaksa meninggalkan bangku SMA karena sang ayah jatuh sakit dan didiagnosis terkena stroke.
Karena itu, ia sebagai anak tertua dari tujuh bersaudara harus bertanggung jawa untuk mengelola tiga perusahaan di Medan milik ayahnya yang bertugas memasok suku cadang untuk perusahaan minyak dan gas.
Meski begitu, Sukanto tidak berhenti belajar. Bahkan, ia sudah gemar membaca buku seperti buku yang tentang revolusi Amerika dan Perang Dunia sejak usia 12 tahun. Kebiasaan tersebut membuatnya mampu berinovasi dalam bisnis yang ia kembangkan.
ADVERTISEMENT
Setelah memegang perusahaan ayahnya, Sukanto perlahan mampu mendiversikan bisnisnya. Salah satunya dengan mendapatkan kontrak membangun jaringan pipa untuk perusahaan minyak dan gas nasional, Pertamina.
Kehebatan Sukanto lainnya ditunjukkan saat ia melihat peluang saat krisis minyak yang terjadi pada tahun 1979. Saat itu, harga minyak melonjak drastis akibat embargo minyak pertama kalinya oleh Timur Tengah. Sukanto memanfaatkan keadaan tersebut untuk memperluas usahanya.
Tak hanya itu, Sukanto juga melihat peluang bisnis lainnya saat berkunjung ke Taiwan pada awal tahun 1970. Saat itu, Indonesia mengekspor kayu mentah dalam bentuk log yang kemudian diolah menjadi kayu lapis di Jepang atau Taiwan, sebelum akhirnya dijual kembali ke Indonesia dengan harga tinggi.
Tak ingin melewatkan kesempatan, Sukanto memutuskan untuk membangun pabrik kayu lapis sendiri di Indonesia. Setelah meyakinkan pemerintah untuk memberinya izin mendirikan pabrik kayu lapis, pabrik Raja Garuda Mas kemudian berdiri setelah 10 bulan pembangunan.
ADVERTISEMENT
Atas kepiawaiannya itu, Sukanto dijuluki sebagai Si Raja Kertas dan Kelapa Sawit. Pasalnya, ia menjadi salah satu pengusaha yang berhasil berinvestasi di lebih dari sepuluh negara di dunia. Menurut data Forbes, Raja Garuda Mas pernah meraih keuntungan sebesar Rp 2,8 triliun dari kegiatan usahanya.
Berdasarkan data Forbes , kekayaan Sukanto tercatat mencapai 1,6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 23,5 triliun per 10 Oktober 2020. Jumlah tersebut membuat Sukanto menempati urutan ke-22 sebagai orang terkaya di Indonesia pada 2019.