Konten dari Pengguna

Tahija Bersaudara, Pengusaha RI yang Sumbangkan Lab untuk Teliti Corona

4 Mei 2020 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
George Santosa Tahija (kiri) dan Sjakon George Tahija (kanan), pengusaha yang memberikan lab mereka di Universitas Gajah Mada untuk penelitian sampel virus corona. Foto: anj-group.com
zoom-in-whitePerbesar
George Santosa Tahija (kiri) dan Sjakon George Tahija (kanan), pengusaha yang memberikan lab mereka di Universitas Gajah Mada untuk penelitian sampel virus corona. Foto: anj-group.com
ADVERTISEMENT
Tokoh-tokoh dalam profil orang sukses tidak hanya bisa dilihat dari kekayaan, prestasi, atau perjuangannya dalam menggapi kesuksesan. Sebagai orang sukses, kita juga bisa melihatnya dari kedermawanan yang mereka miliki untuk orang banyak.
ADVERTISEMENT
George Santosa Tahija dan Sjakon George Tahija adalah beberapa pengusaha yang terbilang demawan di Indonesia. Mereka berua masuk ke dalam daftar “48 Heroes Of Philantrphy” daerah Asia versi majalah Forbes tahun 2014.
George dan Sjakon ini bergerak dengan yayasan milik keluarga mereka yang bernama Tahija Foundation. Dilansir dari Forbes, yayasan ini mensponsori sekolah, mengulurkan tangan untuk kesehatan masyarakat, dan mendermakan tanah untuk kepentingan cagar alam.
Forbes juga menyebutkan bahwa yayasan ini juga mengadakan operasi katarak gratis. Sebanyak 350 orang pasien katarak sudah mendapatkan perawatan berkat yayasan ini.
Terbaru, Tahija Foundation turut serta dalam menghadapi pandemi virus corona. Bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balingtbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Universitas Gajah Mada (UGM), tiga pihak tersebut merubah laboratorium World Mosquito Program (WMP) milik yayasan Tahija dan lab mikrobiologi UGM menjadi laboratorium diagnostik virus corona pada 7 April 2020.
ADVERTISEMENT
Laboratorium diagnostik virus corona ini sudah meneliti 230 sampel dalam waktu satu Minggu dengan hasil yang dapat terlihat dalam waktu24-48 jam. Selain itu, yayasan Tahija juga menyumbangkan 50 set APD yang terdiri dari kostum dan kacamata pelindung untuk Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan 140 kostum beserta 40 kacamata pelindung ke dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada.
Sebelumnya laboratorium WMP di UGM untuk menanggulangi demam berdarah. Mereka memiliki tujuan untuk mengentaskan penyakit demam berdarah di Yogyakarta yang merupakan bentuk dari upaya penanggulangan penyakit ini dalam skala global.
Bukan itu saja, mereka juga melakukan budidaya ikan laut dan patrol bahari yang ditujukan bagi masyarakat di Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Ujung Kulon melalui yayasan Tahija. Selain itu, ada juga pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi yang belajar di bidang restorasi peninggalan sejarah dan arkeologi.
ADVERTISEMENT
Yayasan yang didirikan oleh orang tua George dan Sjakon, Julius Tahija dan Jean Tahija, pada 21 Maret 1990 ini merupakan wadah kegiatan beramal bagi keluarga Tahija dan sebagai Corporate Social Responsibilities bagi perusahaan mereka, Austindo. Berdasarkan struktur organisasi, tercatat George memiliki posisi sebagai Ketua Dewan Pembina dan Sjakon berada di posisi Dewan Pengawas untuk periode 2013-2018.
Dalam ranah bisnis, George dan Sjakon berada di jajaran atas PT Austindo Nusantara Jaya Tbk sebagai komisaris. Perusahaan ini bergerak di sektor agribisinis seperti kelapa sawit, sagu, dan edamame berskala internasional.
Keduanya tidak hanya aktif di Austindo saja. Sjakon yang lulus dari Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia tahun 1980 ini diketahui sebagai spesialis bedah Vitreoretinal, pendiri jaringan klinik mata di Indonesia bernama klinik Mata Nusantara serta Dewan Penasehat Medis Klink Mata Indonesia.
ADVERTISEMENT
George sendiri merupakan ketua Coral Triangle Center (CTC) yang bergerak di bidang pelatihan lapangan pemangku kepentingan di wilayah laut. Selain itu, ia juga memiliki beberapa jabatan lain seperti Dewan Pengawas Asia Business Council, Dewan Penasihat Global Executive MBA, The Darden School, University of Virginia, dan mendirikan sekolah PSKD Mandiri, Jakarta.