Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Terlahir Miskin, Yohanes G. Pauly Kini Jadi Business Coach yang Menginspirasi
22 Desember 2021 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kebanyakan pebisnis memiliki sosok business coach dibalik kesuksesan usahanya. Business coach merupakan sosok yang membantu para entrepreneur untuk mengembangkan keahlian serta keterampilan hingga bisnisnya meraih kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Yohanes G. Pauly merupakan salah satu business coach terkenal asal Tanah Air. Bahkan kemahirannya dalam mengajar strategi bisnis membuat Yohanes meraih berbagai penghargaan kelas internasional.
Kesuksesan Yohanes membuktikan bahwa situasi sulit bukanlah batasan seseorang untuk berhasil. Sebab sebenarnya, Yohanes lahir dari keluarga yang tidak mampu. Berkat kerja keras dan doa, Yohanes menjadi sosok yang menginspirasi seperti saat ini.
Yohanes merupakan pria kelahiran Jakarta 1974. Ia lahir dari keluarga yang miskin. Kondisi semakin sulit karena satu tangannya cacat dan sempat tidak bisa digerakan hingga usia 6 bulan.
Ayahnya hanya lulusan SD, sementara sang ibu menempuh pendidikan hingga SMP. Walau demikian, kedua orang tuanya tetap berjuang untuk menghidupi keluarga.
“Aku ini lahir di keluarga miskin. Ayah lulusan SD, tapi dia ayah yang baik. Dia mau berjuang untuk keluarga sampai menembus tembok kemiskinan,” ucap Yohanes G. Pauly dalam salah satu wawancara di Youtube, dikutip Rabu (22/12).
ADVERTISEMENT
Setelah sempat mencoba berbagai bisnis, kedua orang tuanya sukses pada bisnis kedelapan. Bisnis tersebut adalah bengkel las kecil. Akhirnya dari pendapatan yang ada, Yohanes pun dapat mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar.
Momen saat Yohanes menerima Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD menjadi turning point pertamanya. Saat itu, NEM Yohanes menjadi NEM paling rendah di sekolahnya. Hal ini membuat dirinya sadar untuk berjuang lebih keras lagi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.
“Jadi begitu saya lihat, itu menjadi turning point pertama saya. Kok saya terendah ya, padahal kedua orang tua saya sedang berjuang menembus kemiskinan. Wah ada yang salah nih,” tuturnya.
Ternyata kejadian itu benar-benar mengubah Yohanes dalam belajar. Saat lulus SMP, ia berhasil meraih ranking 3. Kemudian saat SMA, Yohanes mencapai ranking pertama.
ADVERTISEMENT
Melalui prestasi ini, Yohanes mendapat beasiswa untuk masuk universitas bisnis. Ia pun lulus dengan predikat summa cumlaude dari universitas tersebut.
Selulusnya sebagai mahasiswa, Yohanes sempat bekerja di beberapa perusahan. Profesi pertamanya adalah sebagai Strategic Research Analyst di Astra Internasional.
Ia kemudian dipercayai posisi Brand Manager untuk meluncurkan susu Anlene di Fonterra untuk versi anak-anak. Dalam kesempatan ini, Yohanes berhasil mencapai pangsa pasar sebesar 15 persen haya dalam satu tahun.
Selanjutnya, Yohanes sempat dipercayai sebagai Senior Brand Manger Ice Cream Walls dan Regional Brand Manager Fabric Cleaning Rinso. Tak hanya itu, Yohanes sempat menjadi juga Senior Brand Manager Pepsodent Oral Care hingga menjabat sebagai Regional Brand Manager Oral Care untuk wilayah Asia, Afrika , Timur Tengah dan Turki di Unilever.
ADVERTISEMENT
Karier terakhirnya adalah menjadi Marketing Director di Danone Aqua saat usianya yang ke 32 tahun. Setelah itu, Yohanes memutuskan untuk menjadi business coach untuk membantu pebisnis lain.
Ia kemudian belajar menjadi business coach dari pembicara tingkat dunia. Melalui proses yang dilalui, Yohanes sering diundang sebagai pembicara dalam seminar bisnis yang dihadiri para entrepreneur.
Pengalaman dan ilmu yang Yohanes miliki menjadi daya tarik tersendiri bagi publik. Tak hanya dalam seminar bisnis, ia juga sering mengisi di program radio dan televisi untuk membahas strategi bisnis.
Setelah kurang lebih satu tahun menjalani profesi sebaagi business coach, kemahiran Yohanes dibuktikan dengan meraih peringkat nomor 1 di Top 100 Business Coach in the World. Tak hanya itu, ia juga meraih penghargaan untuk business coach dari Australia dan Spanyol.
ADVERTISEMENT