news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tinggalkan Profesi Konsultan Marketing, Kini Sukses jadi Pengusaha Kuliner

Konten dari Pengguna
26 Februari 2020 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rex Marindo (Foto: instagram.com/rexmarindo).
zoom-in-whitePerbesar
Rex Marindo (Foto: instagram.com/rexmarindo).
ADVERTISEMENT
Profil Orang Sukses kali ini membahas sosok di balik Warunk Upnormal. Siapa yang tidak mengenal Warunk Upnormal? tempat makan populer yang identik dengan sajian indomie yang dimodifikasi, dan kopi gayo, ini dapat dengan mudah ditemukan, terkhusus di kota-kota besar seperti Jabodetabek dan Bandung.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana fasilitas stop kontak yang mereka sediakan bagi pelanggan, Warunk Upnormal memiliki banyak cabang yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Terdapat 102 cabang yang bisa ditemui di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Bali, Sulawesi dan Kalimantan, yang diperuntukkan bagi siapapun yang ingin, makan, hangout atau menikmati wifi.
Kesuksesan Warunk Upnormal tak lepas dari Rex Marindo, pengagas dari berdirinya Cita Rasa Prima Indonesia Berjaya Group. Perusahaan inilah yang menaungi Warung Upnormal juga 3 merek kuliner ternama lain seperti Bakso Boedjangan, Nasi Goreng Rempah Mafia dan Sambal Khas Karmila yang juga memiliki banyak cabang. Bakso Boedjangan memiliki 65 cabang , dan Nasi Goreng Rempah Mafia memiliki 11 cabang, dan Sambal Khas Karmila memiliki 3 cabang yang berada di Bandung dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Rex Marindo dalam berbisnis kuliner ini tidak lepas dari kerja keras dan kemampuannya dalam merintis usaha. Berikut adalah pengalamannya hingga menjadi pebisnis sukses:
1. Lepas pekerjaan demi merinitis usaha
dalam memperjuangkan sesuatu, tak jarang pengorbanan harus dilakukan, dan resiko harus diambil. Barangkali itulah yang dilakukan oleh Rex Marindo. Sebelum merintis semua usahanya, ia bekerja sebagai konsultan marketing. Keinginannya untuk berbisnis membuatnya harus mengambil resiko, yaitu meninggalkan pekerjaan yang sudah ia tekuni sejak 2005.
Bersama 3 kawannya, yakni Stefi Kurniadi, Danis Puntoadi, dan Sarita Sutedja, mereka memulai bisnis kuliner. Rex memilih bisnis kuliner karena bisnis kuliner sendiri memiliki banyak peminat.
Bisnis kuliner pertama yang pertama ia buka bersama kawan-kawannya adalah Nasi Goreng Rempah Mafia pada tahun 2013 dengan modal sebesar 100 juta. Rex pun mendapatkan tantangan dalam merintis usaha pertamanya. Nasi gorengnya harus bersaing dengan 13 warung nasi goreng lain di tempat pertamanya membuka gerai. Tapi, berkat kreatifitasnya dalam mengolah produknya, Nasi Goreng Rempah Mafia berhasil bersaing dan sempat mencapai 28 cabang.
ADVERTISEMENT
Setahun kemudian, ia juga berhasil membuka Bakso Boedjangan yang menyajikan berbagai macam modifikasi bakso. Kesuksesannya pun bisa terlihat hingga hari ini, Bakso Boedjangan memiliki 65 cabang di Indonesia.
Upnromal Coffee (foto:instagram.com/warunk_upnromal).
2. Pandai membaca pasar
Pria kelahiran Palembang ini juga pandai dalam melihat peluang. Franchise andalannya, yakni Warunk Upnromal yang sekarang sudah mencapai ratusan cabang ini menyediakan berbagai macam fasilitas yang dibutuhkan masyarakat.
Stop kontak, wifi, indomie dan kopi diharapkan dapat menarik perhatian orang-orang sehingga mau berlama-lama dan bisa menikmati menu yang disajikan dengan harga terjangkau. Sekarang, biaya yang harus dikeluarkan untuk waralaba Warung Upnormal bisa mencapai miliaran rupiah.
3. Rendah hati
Sebagai sosok yang sukses dalam memiliki bisnis kuliner, Rex Marindo terbilang rendah hati. Ia berniat bahwa semua usaha yang ia bangun juga adalah upaya melimpahkan kesuksesan yang ia miliki bagi karyawan-karyawannya, dengan kata lain menjadikan bisnisnya sebagai ibadah.
ADVERTISEMENT
Ia juga tidak pernah terlihat dengan barang-barang mewah. Diketahui Rex sering dengan kaus Warung Upnormal, celana jeans, sepatu dan tanpa jam tangan mewah. Ketika penghasilannya sedang meningkat, ia juga tidak mempergunakannya untuk membeli barang-barang mewah, melainkan menggunakannya kembali untuk berbisnis.