Konten dari Pengguna

Tjhai Sioe, Perantau Asal Tiongkok Pendiri Bakmi GM

18 April 2021 12:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menu-menu khas Bakmi Gajah Mada (Bakmi GM). (Foto: Instagram/@bakmigmania).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menu-menu khas Bakmi Gajah Mada (Bakmi GM). (Foto: Instagram/@bakmigmania).
ADVERTISEMENT
Bakmi Gajah Mada, begitulah nama lengkapnya, merupakan salah satu restoran bakmi paling terkenal di Tanah Air. Bakmi GM sendiri ternyata bukan pendatang baru di bidang kuliner Indonesia, restoran ini sudah memiliki sejarah panjang dalam pergerakannya sebagai waralaba restoran cepat saji.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, sebelum memperoleh kepopularan sebagai ikon restoran bakmi di Jakarta, kenyataannya dahulu Bakmi GM mengawali semuanya dari sebuah warung di tepi jalan Gajah Mada 77, Jakarta sejak lebih dari setengah abad yang lalu.
Adalah mendiang Tjhai Sioe bersama istrinya mendiang Loei Kwai Fong yang mendirikan warung bakmi pada 1959. Mereka adalah sepasang suami istri asli keturunan warga Tiongkok yang keluarganya hijrah ke Indonesia.
Awalnya, warung bakmi tersebut hanyalah warung kecil yang hanya dapat menampung tidak lebih dari 20 orang. Saat itu, suasana dapur masih sangat kumuh dengan posisi dapur di depan dilengkapi sebuah kompor minyak.
Setiap harinya, Tjhai bersama istrinya membuka warung beberapa jam sebelum waktu makan siang. Menu yang disediakan mereka saat itu hanyalah bakmi ayam bakso pangsit. Uniknya, dagangan Tjhai selalu laris setiap harinya, bahkan sering kali sudah habis terjual sebelum sore hari. Biasanya, mereka berhasil menjual 100 mangkuk bakmi per harinya saat itu.
ADVERTISEMENT
3 tahun berdiri, Bakmi GM akhirnya mulai dikenal masyarakat, tepatnya pada 1962. Warung Tjhai dan Kwai Fong semakin besar dengan menambah menjadi 10 meja guna meningkatkan kapasitas pengunjung warung. Alhasil, warung mereka semakin besar dan ramai.
Hingga pada 1968, warung bakmi Tjhai sempat tutup sementara selama setahun akibat pelebaran Jalan Gajah Mada saat itu memaksa rumah-rumah di kawasan tersebut harus dimundurkan sekitar 10 meter. Proses pelebaran jalan tersebut otomatis menghalangi kendaraan melintas di jalan tersebut. Selama 1968, Tjhai dan istrinya beroperasi di Jalan Kejayaan, Jakarta Barat.
Usai setahun kemudian, Bakmi GM kembali buka di tempatnya semula namun dengan peningkatan restorannya seperti penambahan kapasitas meja hingga melengkapi ruangan dengan penyejuk. Hingga pada 1971, banyak pelanggannya yang tinggal cukup jauh dari restoran meminta Tjhai untuk membuka cabang di daerah mereka.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Thjai dan istrinya membuka cabang baru di Melawai, Jakarta Selatan guna memenuhi keinginan konsumennya tersebut. Awalnya, cabangnya tersebut tak seramai pusatnya di Gajah Mada. Untuk menarik lebih banyak pengunjung, Tjhai menambah sejumlah menu baru seperti bakmi goreng, nasi goreng, hingga ayam cah jamur.
Alhasil, pengunjung semakin ramai saat itu dengan menu baru Bakmi GM. Bahkan saking ramainya, restoran pusat di Jalan Gajah Mada 77 harus pindah ke Jalan Gajah Mada 92 dengan lahan yang lebih luas untuk menampung lebih banyak pelanggan. Berbagai inovasi menu juga ditingkatkan dengan menghadirkan variasi menu berbeda namun dengan cita rasa khas Bakmi GM, bahkan kini sudah terdapat 50 menu.
Pada 1986, cabang ketiga Bakmi GM didirikan di M.H. Thamrin (pindah ke Jalan Sunda 6 tahun kemudian), dilanjutkan dengan cabang keempat di Mal Pondok Indah. Hingga memasuki dekade 1990-an, Bakmi GM terus melebarkan ekspansinya menjadi waralaba.
ADVERTISEMENT
Meski sudah ditinggal pendirinya, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong, Bakmi GM kini masih terus berdiri dipimpin anak-anaknya dengan 1.200 staff yang aktif melayani sekitar 30 ribu pelanggan setiap harinya di seluruh cabang. Dari jumlah tersebut, omzet Bakmi GM mampu mencapai miliaran Rupiah per tahunnya.