William Tanuwijaya, Eks Penjaga Warnet yang Raup Rp 1,8 T dari Tokopedia

Konten dari Pengguna
20 Oktober 2020 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
William Tanuwijaya (Foto: Instagram/liamtanu)
zoom-in-whitePerbesar
William Tanuwijaya (Foto: Instagram/liamtanu)
ADVERTISEMENT
"Tokopedia awalnya cuma kegagalan. Saya mencari modal dua tahun gagal semua, nyari pegawai juga gagal, membangun network juga gagal. Tapi dari kegagalan itu justru saya belajar banyak," ujar William Tanuwijaya di sebuah acara di Kementerian Keuangan, Jakarta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kalimat itu kurang lebih menggambarkan bagaimana kisah William membangun Tokopedia yang sekarang menjadi salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Selain interface yang nyaman, Tokopedia juga sering melakukan terobosan dalam promosi produknya.
Salah satunya yaitu menggandeng sebuah grup besar K-Pop, BTS. Langkah ini tentu dapat menggaet para Kpopers yang memang berjumlah banyak di Indonesia untuk beralih ke Tokopedia.
Selain itu, Tokopedia juga gemar menayangkan iklan unik hingga kampanye #MulaiAjaDulu untuk memberi dorongan kepada siapapun yang ingin berusaha tanpa mencemaskan kegagalan.
Kampanye itu sejatinya adalah cerminan dari prinsip William yang dihadapkan banyak kegagalan saat membangun Tokopedia. Berasal dari Pematang Siantar, Willian nekat merantau ke Jakarta untuk kuliah di Universitas Bina Nusantara (Binus) jurusan Teknik Informatika.
ADVERTISEMENT
Meski kuliah di salah satu kampus bergengsi di Jakarta, tapi nyatanya keluarga William bukanlah konglomerat. Dulu, kakek William memang pernah menjalankan sebuah bisnis. Tapi bisnisnya itu bangkrut yang membuat keluarganya jatuh miskin.
Akan tetapi, keluarga William tetap mengutamakan pendidikan. Namun, William nampaknya tidak memiliki prinsip yang sama dengan keluarganya terhadap pendidikan.
"Saya hanya lulusan pekerja warnet, jarang ke kampus. Kalaupun ke kampus, hanya saat ujian. Belum pernah pengalaman mendirikan bisnis, jadi modal (membangun Tokopedia) semangat bambu runcing," ceritanya seperti dikutip dari Warta Ekonomi.
Bukan tanpa alasan, William terpaksa bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya karena waktu itu ayahnya jatuh sakit. Namun, siapa sangka, ia yang menjalani pekerjaan itu dari jam 9 pagi hingga 9 malam membuat William jatuh cinta kepada internet.
ADVERTISEMENT
Selepas lulus kuliah, William sempat bekerja di sebuah forum jual beli. Namun, karena kerap mendapat pengaduan dari pengguna yang mengalami penipuan transaksi, William berhenti. Alasan untuk membangun bisnis internet yang tadinya muncul saat William menjadi penjaga warnet kini kian menguat.
William menjadi cover Majalah Forbes Indonesia (Foto: Dok. Forbes Indonesia)
Kemudian, ia sempat menempuh karier di PT Boleh Net Indonesia, PT Signet Pratama, dan PT Sqiva Sistem sampai Maret 2005 sebagai pengembang perangkat lunak. Berkat pengalamannya bekerja, William semakin mantap untuk mendirikan ide bisnisnya.
Setelah mendapat 10% modal dari senior di kantor, ia memutuskan untuk membangun situs berkonsep mal daring pada 2007 bersama Leontinus Alpha Edison. Situs yang menjadi cikal bakal Tokopedia itu pada mulanya sempat diremehkan.
Selama dua tahun pertama, William pontang-panting mencari pendanaan untuk situsnya. Belum selesai dengan bisnisnya yang ditolak berkali-kali, ia harus menerima kenyataan kalau ayahnya terkena kanker.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, usaha William untuk mengembangkan bisnisnya tidak sia-sia. Tokopedia resmi berdiri pada 6 Februari 2009. Berkat kepiawaian William, Tokopedia telah bekerja sama dengan 509 mitra penjual dan menggaet 4.500 pengguna pada bulan pertamanya.
Selain itu, Tokopedia juga akhirnya mendapat mendapat pendanaan dari investor kelas kakap, seperti East Venture, CyberAgent Ventures, dan Softbank. Menurut data iPrice tahun 2019, Tokopedia sudah dikunjungi sebanyak lebih dari 140 juta pengguna tiap bulannya.
Data yang sama menunjukkan nilai total transaksi Tokopedia pada Mei 2019, atau setelah sepuluh tahun berdiri, sudah melampaui Rp18 triliun yang hanya dihitung dari pengguna Indonesia.
Atas kesuksesan ini, William dijuluki "Game Changer" oleh Majalah Forbes Indonesia pada Januari 2020. Ia diberi julukan demikian lantaran menjadi perintis start-up berstatus unicorn (nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS) dengan Tokopedia.
ADVERTISEMENT
William juga menempati urutan ke-148 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia 2018 dengan kekayaan mencapai 130 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1,8 triliun.