Yoshua Tanu, Pemilik Jago Coffee yang Usung Konsep Kopi Keliling Standar Cafe

Konten dari Pengguna
10 November 2022 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CEO Jago Coffe Yoshua Tanu di Festival UMKM kumparan 2021, Rabu (27/10). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO Jago Coffe Yoshua Tanu di Festival UMKM kumparan 2021, Rabu (27/10). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbicara tentang kopi keliling, maka yang terlintas di kepala adalah sebuah pedagang kopi sachet yang sering berlalu lalang menggunakan sepeda dan sering disebut sebagai "Starling" atau Starbucks keliling. Berbeda dengan apa yang ditawarkan Yoshua Tanu, ia menawarkan konsep kopi keliling dengan standar ala cafe.
ADVERTISEMENT
Yoshua Tanu, seorang co-founder dan CEO Jago Coffee yang membuat bisnis minuman kopi keliling. Berbeda dengan kopi keliling lainnya, ia menggunakan konsep barista yang 'jemput bola' kepada konsumen agar dapat menyajikan kopi dengan kualitas terbaik.
Pria lulusan University of California jurusan Managerial Economics ini sempat mendirikan kedai kopi dengan nama Common Grounds pada 2010. Ia bahkan merogoh koceknya sendiri untuk membiayai perusahaannya senilai Rp 700 juta.
Adapun uang tersebut nantinya akan digunakan untuk menyewa lokasi kedai, membeli bahan baku dan sebagainya, hingga menggaji karyawan. Common Grounds juga berperan menjadi salah satu pemodal pada tahap awal bagi Jago Coffee.
Sepeda listrik yang digunakan untuk jualan Kopi Jago. Foto: Moh Fajri/kumparan
Selain menjadi pengusaha, Yoshua juga ternyata memiliki penghargaan sebagai barista dalam tiga pagelaran ajang yang sama. Yoshua berhasil menjuarai kompetisi Indonesia Barista Championship di tahun 2014, 2016 dan 2017. Ia juga sempat mengikuti kompetisi World Barista Championship sebanyak tiga kali pada 2014, 2016 dan 2017.
ADVERTISEMENT
Yoshua menganggap bahwa fenomena menjamurnya kafe atau kedai kopi di berbagai wilayah di Indonesia kini melewatkan esensi dari kopi itu sendiri. Menurutnya, banyak konsumen atau bahkan barista itu sendiri yang tidak memiliki pemahaman yang baik terkait kualitas dan asal-usul kopi.
Ia ingin agar industri kopi di Indonesia dapat dibawa ke tahap yang lebih tinggi, yakni lebih dari sekadar gaya hidup. Untuk itu, ia menggunakan model bisnis 'kopi keliling' agar mempermudah edukasi kopi di tengah konsumen.
Menhub Budi Karya (Kedua dari kiri) mendapat penjelasan soal model bisnis Kopi Jago dan penggunaan sepeda listrik. Foto: Dok. Kopi Jago
Mirip dengan starling, Jago Coffee menawarkan produknya dengan berkeliling menggunakan sepeda. Namun, Yoshua menyanggah bahwa ia mengambil pasar starling. Ia berpendapat bahwa pangsa pasar Jago Coffee adalah konsumen yang paham tentang olahan biji kopi.
Konsep 'jemput bola' atau menghampiri konsumen tersebut digunakan untuk menjaga kualitas kopi. Baginya, kopi kekinian saat ini memiliki kelemahan saat dipesan melalui layanan pesan antar karena akan merusak cita rasa dari kopi tersebut, seperti es mencair atau kopi dengan air yang terlalu panas untuk menjaganya tetap hangat.
ADVERTISEMENT