Biografi Penemu Kertas dan Jejak Penemuannya yang Mengubah Dunia

Ilustrasi Penemu Kertas, Foto:Unsplash/Beatriz Pérez Moya

Seorang penemu kertas memiliki dampak yang signifikan bagi peradaban manusia. Sebelumnya, dokumen-dokumen ditulis pada batu, kulit binatang, atau sutra, namun semua itu memiliki kelemahan seperti ketahanan yang rendah, biaya tinggi, dan kerap rusak.

Kertas memberikan solusi atas masalah-masalah tersebut dan menjadi terobosan penting dalam sejarah manusia.

Dengan ketersediaannya yang lebih murah, tahan lama, dan mudah diolah, kertas telah memfasilitasi pertukaran ide, penyebaran pengetahuan, dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, peran kertas dalam peradaban manusia tidak dapat diabaikan.

Penemu Kertas

Ilustrasi Penemu Kertas, Foto:Unsplash/Kate Trysh

Dikutip dari kanal historycooperative.org Cai Lun adalah seorang kasim Tionghoa yang hidup pada masa Dinasti Han, dari abad ke-1 hingga ke-2 Masehi, dikenal sebagai penemu kertas. Meskipun catatan sejarah tentangnya terbatas, Cai Lun dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu di Guiyang, yang sekarang berada di wilayah provinsi Hunan.

Dalam sejarahnya, disebutkan bahwa selain sebagai kasim, ia juga menjabat sebagai pegawai negara di pengadilan kekaisaran. Pada tahun 105 M, Cai Lun mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Han Hedi, dan ini menjadi catatan resmi tentang penemuan kertas dalam sejarah Dinasti Han.

Sebagai individu yang cerdas dan ambisius, Cai Lun awalnya adalah seorang rohaniawan di istana dan mendapat kepercayaan dari Kaisar He dari Dinasti Han.

Dia dikenal memiliki kepribadian yang tenang, meskipun agak aneh, tidak terlalu ramah, dan cenderung enggan mengambil risiko dalam pengambilan keputusan.

Selain pekerjaannya sebagai kasim, Cai Lun juga memiliki minat yang besar dalam membaca. Dia sering menghabiskan waktu membaca buku-buku tebal, namun ada kesulitan karena buku-buku tersebut cukup berat secara fisik.

Kegemarannya akan membaca membuatnya meraih beberapa prestasi hingga akhirnya diangkat menjadi kasim pengadilan.

Penemuan kertas oleh Cai Lun memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah peradaban manusia. Sebelum penemuan kertas, bahan-bahan seperti batu, kulit binatang, atau sutra digunakan untuk menulis.

Namun, kertas memberikan alternatif yang lebih mudah, lebih murah, dan lebih efisien. Karena itu, kertas membuka jalan bagi penyebaran ide, pengetahuan, dan budaya secara lebih luas.

Meskipun Cai Lun tidak banyak dikenal secara luas, kontribusinya dalam penemuan kertas telah mengubah dunia. Kertas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, digunakan dalam berbagai industri dan kegiatan.

Keberadaannya telah mengubah cara manusia berkomunikasi, menyimpan informasi, dan mengembangkan peradaban. Sebagai penemu kertas, Cai Lun layak dihormati atas warisan bersejarahnya yang berkelanjutan.

Baca juga: Biografi Singkat Penemu Gunting yang Hebat dan Berguna

Sejarah Penemuan Kertas dari Waktu ke Waktu

Proses pembuatan kertas dimulai ketika Cai Lun, seorang pegawai kekaisaran Tiongkok, diperintahkan oleh kaisar untuk menyusun sejumlah dokumen.

Dalam upaya membawanya pulang, Cai Lun menyediakan dokumen-dokumen tersebut yang terbuat dari potongan bambu, yang kemudian diangkut oleh kerbau menggunakan gerobak yang ditarik oleh beberapa orang.

Namun, perjalanan tidak berjalan lancer, kerbau tergelincir dan semua muatan, termasuk potongan bambu tersebut, berjatuhan. Insiden ini mendorong Cai Lun untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih ringan dan mudah digunakan daripada potongan bambu yang berat dan sulit untuk ditulisi.

Melihat seutas rami di jalanan, Cai Lun mendapat inspirasi bahwa rami bisa menjadi pengganti yang layak untuk potongan bambu. Dia dengan hati-hati memisahkan serat rami satu per satu, namun menemukan bahwa rami terlalu kasar dan longgar untuk ditulis.

Mengingatkan dirinya pada wol yang dihasilkan oleh sisa-sisa kepompong sutra, dia mencoba mencari bahan alternatif.

Cai Lun kemudian mengumpulkan berbagai bahan, termasuk kulit kayu murbei, rami, kepompong sutra tua, jaring ikan, dan kain, untuk percobaannya.

Bahan-bahan ini kemudian diolah dengan memotong halus dan merendamnya dalam air. Setelah direndam, mereka dicampur dengan adonan tepung dan ditumbuk hingga seratnya terlepas.

Adonan kemudian diangkat dari air, ditekan hingga tipis dan bebas air, dan kemudian dijemur hingga kering. Inilah awal mula pembuatan kertas yang kita kenal sekarang.

Penemuan Cai Lun sukses memperkenalkan kertas kepada Kaisar Cina pada masa itu, yang kemudian memberikan mandat untuk penggunaan kertas di seluruh kerajaan. Keberhasilan ini meningkatkan pangkat Cai Lun dan dia diangkat sebagai cukong.

Dengan bantuan muridnya, Zuo Bo, Cai Lun berhasil meningkatkan proses pembuatan kertas secara signifikan, yang memungkinkan penggunaan kertas menyebar luas di seluruh Tiongkok pada abad ke-2.

Seiring berjalannya waktu, teknologi pembuatan kertas menyebar ke Asia Tengah dan Timur Tengah, di mana orang Cina yang tertawan mulai memproduksi kertas di sana.

Penggunaan kertas semakin meluas, bahkan hingga ke Eropa pada abad ke-12, di mana teknik pembuatan kertas mulai dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut.

Prestasi Cai Lun dalam menemukan kertas mengangkat namanya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah, di atas banyak tokoh terkenal lainnya.

Meskipun kertas yang pertama kali ditemukan belum sesempurna seperti sekarang, kontribusi Cai Lun dalam standarisasi proses pembuatannya sangat berharga.

Kertas telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia, digunakan dalam berbagai keperluan seperti media tulis, bukti pembayaran, dan pembuatan buku.

Dengan fungsi-fungsinya yang beragam, kertas menjadi salah satu bahan yang paling penting dalam peradaban manusia, membantu memfasilitasi komunikasi, penyimpanan informasi, dan perkembangan budaya.

Dengan demikian, penemuan kertas oleh Cai Lun telah memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia.

Itulah biografi penemu kertas, semoga membantu dan bermanfaat. (KIKI)

Baca juga: Sejarah Penemuan Kertas: Dari Mesir hingga Indonesia