Konten dari Pengguna

Profil Abu Kuta Krueng, Ulama Aceh yang Baru Meninggal Dunia

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
14 Februari 2025 7:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Profil Abu Kuta Krueng, Unsplash/Hasan Almasi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Profil Abu Kuta Krueng, Unsplash/Hasan Almasi
ADVERTISEMENT
Profil Abu Kuta Krueng menjadi perhatian setelah berita meninggalnya pada tanggal 13 Februari 2025 tersebar.
ADVERTISEMENT
Diketahui Abu Kuta Krueng wafat di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh setelah menjalani perawatan intensif pada pukul 04.30 WIB.
Meninggalnya Abu Kuta Krueng membuat Aceh kembali berduka karena selama hidupnya, dia dikenal mengabdikan diri di dunia pendidikan.

Profil Abu Kuta Krueng

Ilustrasi Profil Abu Kuta Krueng, Unsplash/Utsman Media
Dikutip dari situs etd.usk.ac.id dan makalah Biodata Ulama Aceh Abu Kuta Krueng, dari profil Abu Kuta Krueng diketahui bahwa dia adalah ulama tasawuf kharismatik di Aceh.
Dia lahir di Kuta Krueng, Pidie Jaya, Aceh, pada tanggal 31 Desember 1940. Ulama yang satu ini bernama lengkap Tgk. H. Usman bin Tgk. Ali.
Semasa mudanya, telah terlihat kepribadiannya sebagai seorang ulama, mulai dari sifat, karakter, dan juga kemampuan menyerap berbagai ilmu pengetahuan dengan cepat.
ADVERTISEMENT

Biodata Abu Kuta Krueng

Ilustrasi Profil Abu Kuta Krueng, Unsplash/Hamid Roshaan
Menjadi salah satu ulama yang dihormati dan termasyhur, berikut adalah biodata Abu Kuta Krueng.

Perjalanan Karier Abu Kuta Krueng

Ilustrasi Profil Abu Kuta Krueng, Unsplash/Levi Meir Clancy
Dikutip dari makalah Biodata Ulama Aceh Abu Kuta Krueng, setelah menyelesaikan sekolah rakyat atau SR, Abu Kuta Krueng langsung menggeluti pengetahuan Islam di Dayah Ma’hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah ‘MUDI’ Mesra Samalanga Bireuen.
Sebagai seorang murid, Abu Kuta Krueng dikenal selalu menghormati gurunya hingga ilmu yang diperolehnya pun mengandung keberkatan.
Hal ini karena dalam keyakinan anak dayah, memuliakan dan juga menghormati guru merupakan salah satu faktor keberkatan ilmu. Hal ini dipraktikkan dalam kesehariannya.
ADVERTISEMENT
Dia juga pernah belajar ilmu agama kepada Tgk. H Abdullah, Tgk Amin Reubee, Tgk H. Hanafiah dan Abon Azis Samalanga.
Pada tahun 1984, Abu Kuta Krueng yang merupakan lulusan Bustanul Muhaqqiqin Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiah Mesjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam yang bernama Darul Munawwarah.
Darul Munawwarah sendiri berarti negeri bersinar. Salah satu alasan memilih nama tersebut adalah Abu Kuta Krueng berharap lulusan Darul Munawwarah nantinya mampu menjadi lampu penerang untuk dirinya dan masyarakat secara umum.
Dari profil Abu Kuta Krueng diketahui bahwa Darul Munawwarah didirikan di Kuta Krueng, Bandar Dua.
Diketahui bahwa daerah itu dahulunya ‘tunduk’ ke Kabupaten Pidie tetapi sekarang ini masuk wilayah Kabupaten Pidie Jaya setelah pemekaran di tahun 2007.
ADVERTISEMENT
Secara geografis, Dayah Darul Munawwarah terletak di Desa Kuta Krueng kemukiman Jangka Buya Timur, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, sekitar 21 kilometer di sebelah ibu kota Kabupaten Pidie Jaya.
Dayah tersebut sempat dilanda banjir besar di tahun 1974 yang membuatnya dipindahkan ke selatan Desa Kuta Krueng. Kini, Darul Munawwarah sedang membenahi diri untuk menjawab tuntutan zaman yang semakin berkembang.
Dayah itu juga diketahui sekarang menampung lebih kurang 5000 santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri
Kebutuhan masyarakat sekarang ini telah mendorong dayah tersebut menyelenggarakan pendidikan keterampilan yang lebih riil tentunya dengan tidak mengurangi prinsip-prinsip dasar, yakni memperdalam kaidah-kaidah Islamiyah.
Pada bulan Agustus 2017, Kementerian Agama Republik Indonesia menyerahkan SK Ma’had Ali untuk Dayah Darul Munawwarah.
ADVERTISEMENT
Abu Kuta Krueng kemudian memilih dan melantik putranya yang bernama Abi Anwar Usman sebagai mudir Ma’had Aly Darul Munawwarah. Pengangkatan itu terjadi pada 21 Juni 2017.
Kini, Dayah Darul Munawwarah dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam yang terkemuka di Aceh.
Kehadiran Abu Kuta Krueng dalam kancah pendidikan di Aceh telah membuat Aceh dikenal sebagai bumi seribu dayah. Dia juga dipandang sebagai seorang tokoh ulama kharismatik Aceh yang selalu dihormati dan disegani.
Selain itu, dalam perjalanan kariernya, Abu Kuta Krueng juga pernah menjadi anggota dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia juga aktif sebagai anggota dalam Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Pidie Jaya periode tahun 2012-2017.
Ulama yang satu ini juga berperan jadi Dewan Syuyukh Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) sebagai pembina.
ADVERTISEMENT
Abu Kuta Krueng sendiri diketahui sering mengisi majelis-majelis taklim di daerah sekitar untuk berdakwah agama sekaligus bersosialisasi dengan masyarakat.

Keluarga Abu Kuta Krueng

Ilustrasi Profil Abu Kuta Krueng, Unsplash/Levi Meir Clancy
Abu Kuta Krueng diketahui menikah dengan Ummi Khairiah binti Muhammad Kasem. Istrinya diketahui telah meninggal pada 2 Juli 2022.
Menikah selama puluhan tahun, pasangan tersebut dikaruniai 8 orang anak yang terdiri dari 7 orang putra dan 1 orang putri. Keduanya juga mempunyai 35 orang cucu.
Nama kedelapan anak Abu Kuta Krueng, yakni Abiya Anwar, Waled Munir, Tgk Nurdin, Tgk Fadli, Tumar Ainul Mardhiah, Tgk Muhammad, Tgk Muksalmina, dan Tgk Mawaridi.
Profil Abu Kuta Krueng mencerminkan sosok ulama yang berperan penting dalam perkembangan Islam di Aceh.
ADVERTISEMENT
Warisan keilmuan dan spiritual yang ditinggalkannya akan terus dikenang, menginspirasi generasi selanjutnya dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebudayaan Aceh. (Mey)