Profil Cak Lontong, Komedian yang Kini Jadi Komisaris Ancol

Ilustrasi Profil Cak Lontong. Foto: Munady

Profil Cak Lontong menyajikan kisah inspiratif tentang perjalanan karier Lies Hartono, dari panggung ludruk lokal hingga menjadi salah satu komedian papan atas Indonesia.

Dia kembali mencuri perhatian publik ketika resmi ditunjuk sebagai komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, yang merupakan salah satu perusahaan hiburan terbesar di Indonesia.

Penunjukan ini diputuskan dalam RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) Ancol di mana dia duduk bersama tokoh nasional yang lain seperti Sutiyoso untuk memperkuat jajaran Dewan Komisaris.

Profil Cak Lontong

Dikutip dari situs p2k.stekom.ac.id, dari profil Cak Lontong atau Ir. Lies Hartono diketahui bahwa dia lahir di Magetan pada 7 Oktober 1970. Dia adalah seorang komika, presenter, dan aktor yang telah lama melintang di dunia hiburan Indonesia.

Cak Lontong terkenal berkat ciri khas humornya yang cerdas, menggunakan logika absurd tetapi tetap berbahasa baku tanpa menjelek-jelekkan atau merendahkan pihak lain.

Lawakannya yang menggelitik pikiran membuatnya mempunyai tempat khusus di hati masyarakat. Sejak kecil, dia telah akrab dengan julukan ‘Lontong’ karena postur tubuhnya yang tinggi dan kurus menyerupai makanan khas tersebut.

Sapaan ‘Cak’ sendiri merupakan panggilan akrab untuk pria di daerah Jawa Timur. Dari nama panggung inilah, identitas Cak Lontong sebagai pelawak unik mulai terbentuk.

Perjalanannya di dunia seni bermula dari grup lawak Ludruk Cap Toegoe. Namanya mulai dikenal secara nasional saat tampil sebagai bintang tamu dalam program Republik BBM besutan Effendi Ghazali.

Setelah itu, dia rutin tampil di berbagai acara lawak, termasuk Stand Up Comedy Show dan menjadi panelis tetap dalam acara Indonesia Lawak Club, dan acara lainnya yang menonjolkan gaya humornya yang cerdas dan santun.

Baca juga: Profil Sandy Pradana, Pemeran Anto di Pengepungan di Bukit Duri

Kekuatannya terletak pada keahliannya memainkan kata-kata dan membangun anekdot serta plesetan yang cerdas.

Dia sering membumbui lawakannya dengan peribahasa ciptaan sendiri serta silogisme absurd yang mengundang tawa sekaligus memancing audiens untuk berpikir.

Tak hanya sukses di atas panggung komedi, dia juga aktif tampil di acara televisi dan film layar lebar. Dia pertama kali bermain film sebagai figuran di Comic 8 yang tayang pada tahun 2014 lalu.

Itu kemudian berlanjut dengan peran sebagai Cak Lemper di Comic 8: Casino Kings Part 1 dan Part 2 yang tayang pada tahun 2015 dan 2016. Dia juga membintangi film Talak 3 dan terlibat dalam proyek film Setengah Hati pada tahun 2024.

Dari profil Cak Lontong diketahui bahwa kehadirannya dalam film-film komedi menambah warna baru terutama di tengah maraknya film komedi Indonesia yang sebelumnya banyak bercampur dengan horor.

Menurutnya, dengan berkembangnya stand up comedy di Indonesia, masyarakat kini mempunyai lebih banyak pilihan hiburan berkualitas.

Cak Lontong mendapatkan pengakuan atas kontribusinya di bidang seni dan budaya. Pada tahun 2017, dia menerima penghargaan dari almamaternya atas prestasinya di dunia seni hiburan.

Pada tahun 2023, dia dinominasikan sebagai Komedian Terfavorit dalam ajang Indonesian Comedy Awards.

Tidak hanya aktif di dunia hiburan, dia juga terlibat di ranah politik. Dia pernah menjadi salah satu relawan pendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam Pilpres 2024.

Bahkan, pada tahun yang sama, dia ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilgub Jakarta, sebuah langkah politik yang cukup mengejutkan publik.

Keterlibatannya di ranah politik menunjukkan bahwa dia mempunyai kepedulian terhadap arah perubahan di masyarakat tetapi tetap mempertahankan pendekatan humor santun dalam berkomunikasi.

Cak Lontong dikenal sebagai pelawak yang mengedepankan etika dalam berkomedi. Dia menegaskan bahwa tugas utama komika adalah menghibur penonton, bukan hanya menyalahkan.

Menurutnya, jika ada komika yang gagal membuat penonton tertawa, maka yang harus introspeksi adalah si komika dan bukan audiens.

Dia juga mengkritik tren lawakan yang terlalu banyak menyerempet isu SARA dan kritik sosial yang berpotensi menyakiti pihak lain.

Sebagai alternatif, dia lebih memilih mengembangkan materi dari premis-premis sederhana dan istilah sehari-hari lainnya. Bagi Cak Lontong, komedi harusnya menjadi sarana yang menyejukkan dan menghibur semua kalangan.

Baca juga: Profil Dewa Dayana, Pemeran Gerry di Pengepungan di Bukit Duri

Biodata Cak Lontong

Biodata Cak Lontong menggambarkan perjalanan seorang komika yang sukses membangun karakter unik dengan gaya humornya yang khas. Dikutip dari situs p2k.stekom.ac.id, berikut adalah biodata dari Cak Lontong.

Dengan perjalanan karier yang panjang dan kiprah barunya, profil Cak Lontong membuktikan bahwa kecerdasan, kreativitas, dan konsistensi dapat membuka banyak peluang di berbagai bidang.

Sosoknya menjadi inspirasi bahwa keberhasilan tidak hanya datang dari bakat tetapi juga dari kemampuan untuk terus beradaptasi dan memberikan nilai tambah di setiap peran yang dijalani. (Mey)

Baca juga: Profil Endy Arfian, Pemeran Khristo di Pengepungan di Bukit Duri