Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Profil Harun Masiku, Koruptor yang Sedang Buron
1 Desember 2024 7:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Inilah profil Harun Masiku, koruptor yang sedang buron dan disayembarakan senilai Rp 8 miliar. Harun Masiku, nama yang cukup familiar di telinga masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks kasus dugaan suap terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Namanya menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK ) dan menjadi perbincangan hangat di media massa.
ADVERTISEMENT
Mantan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah gagal ditangkap dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan pada awal tahun 2020.
Lantas, siapakah sebenarnya Harun Masiku? Apa saja sepak terjangnya hingga akhirnya menjadi buronan? Mari telusuri lebih dalam profil sosok kontroversial ini.
Profil Harun Masiku
Profil Harun Masiku sedang ramai menjadi perbincangan masyarakat. Harun Masiku lahir di Ujung Pandang (sekarang Makassar) 21 Maret 1971. Saat ini Harun Masiku berstatus Dalam Pencarian (DPO) sejak 16 Januari 2020 (Daftar Pencarian Orang - kpk.go.id).
Harun Masiku merupakan anak dari pasangan Johannes Masiku dan Elisabeth Liling. Ayah Harun Masiku sendiri merupakan mantan hakim di Makassar, Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Harun Masiku
Harun Masiku memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik. Namun, informasi mengenai pendidikan formal Harun masih terbatas. Berikut merupakan informasi mengenai pendidikan Harun Masiku.
Karier Harun Masiku
Harun Masiku adalah seorang politisi yang menjabat sebagai calon legislatif dari PDIP dalam pemilihan umum 2019. Harun Masiku memiliki hubungan yang erat dengan beberapa pejabat tinggi partainya, termasuk petinggi partai yang memiliki pengaruh besar di parlemen Indonesia.
ADVERTISEMENT
Harun Masiku berhasil mendapatkan kursi di DPR melalui jalur legislatif dalam Pemilu 2019 dan sempat menjadi anggota Komisi II DPR yang menangani bidang pemerintahan dan pemilihan umum.
Profil Harun Masiku dalam perjalanan karier politiknya, dikenal sebagai seorang yang memiliki ambisi besar untuk menduduki posisi strategis.
Sebelum menjadi caleg, ia pernah menduduki sejumlah posisi dalam organisasi internal PDIP dan aktif dalam berbagai kegiatan partai. Hal ini menjadikan dirinya memiliki koneksi yang luas dalam dunia politik Indonesia.
Namun, setelah pemilu 2019, karier Harun Masiku justru terjerat dalam sebuah skandal besar yang melibatkan suap kepada penyelenggara pemilu. Kasus ini tidak hanya merusak reputasinya, tetapi juga menodai nama besar partai yang diwakilinya.
ADVERTISEMENT
Kasus Suap Harun Masiku
Harun Masiku terlibat dalam kasus suap yang melibatkan sejumlah pejabat KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan anggota DPR. Pada Januari 2020, Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap terkait pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR.
Kasus ini bermula ketika Harun Masiku berusaha untuk mendapatkan posisi anggota DPR melalui mekanisme PAW yang melibatkan suap kepada komisioner KPU.
Dalam kasus ini, Harun Masiku diduga memberikan uang suap sebesar Rp 1,2 miliar kepada anggota KPU dan pihak terkait agar ia dapat menggantikan caleg yang terpilih sebelumnya. Suap ini diberikan agar Harun Masiku dapat memperoleh kursi di DPR meskipun tidak mendapatkan suara yang cukup dalam pemilu.
ADVERTISEMENT
Kasus ini melibatkan beberapa nama penting dalam dunia politik dan penyelenggara pemilu, yang memperlihatkan adanya praktik politik uang yang melibatkan banyak pihak.
KPK menindaklanjuti kasus ini dengan menangkap beberapa orang yang terlibat, namun Harun Masiku sendiri tidak dapat ditemukan setelah penetapan status tersangka.
Kasus ini kemudian menjadi sorotan karena Harun Masiku tidak hanya melibatkan dirinya sendiri dalam skandal ini, tetapi juga menambah daftar panjang kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara di Indonesia.
Politikus Partai Gerindra, Maruarar Sirait atau Ara, membuka sayembara senilai Rp 8 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap buron kasus suap pergantian antar waktu (PAW) Harun Masiku. Hadiah sayembara tersebut berasal dari dana pribadi Maruarar Sirait.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan langkah yang cukup unik dalam upaya pemberantasan korupsi. Namun, sayembara ini juga menuai berbagai kritik dan perdebatan. Beberapa pihak menilai bahwa sayembara ini tidak etis dan dapat memicu tindakan main hakim sendiri.
Selain itu, ada juga yang meragukan efektivitas sayembara ini dalam menangkap buronan.
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai hasil dari sayembara tersebut. Harun Masiku masih berstatus buron dan KPK terus melakukan upaya pencarian. (Uli)