Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Melanjutkan Perjuangan Kartini di Tengah Pandemi
21 April 2021 22:40 WIB
Tulisan dari Program PINTAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam mencerdaskan sesamanya terus mengakar dan dilanjutkan oleh guru-guru inspiratif di tanah air.
ADVERTISEMENT
Walaupun harus mengajar di tengah keterbatasan karena pandemi, para guru ini tetap berupaya memberikan pembelajaran berkualitas untuk para siswanya. Mereka terus belajar dan mencari cara memberikan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi terbaik dari anak didiknya.
1. Belajar dengan Berpraktik
Banyak siswa yang jenuh belajar dari rumah karena kegiatannya monoton. Seperti mengerjakan soal di buku paket atau WA, bahkan membosankan karena mendengar ceramah guru melalui pembelajaran tatap maya.
Untuk mengatasinya, Sarah Sofia Hutapea, guru kelas IIIA SDN Percontohan Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara mengajak siswanya belajar dari rumah dengan berpraktik. Salah satunya, siswa membuat Tempe di rumah untuk menerapkan materi perkembangan teknologi produksi pangan.
Ia memberi resep cara mengerjakannya. Bahan yang digunakan yaitu kacang kedelai, ragi tempe, serta daun pisang. Kacang kedelai dicuci bersih dan direndam selama 12 sampai 18 jam. Kacang kedelai dicuci hingga kulitnya terlepas.
ADVERTISEMENT
Lalu kacang kedelai dikukus atau direbus hingga empuk. Setelah empuk, kacang kedelai diangkat dan ditiriskan. Ragi tempe dapat ditaburkan jika suhunya telah berubah menjadi hangat.
Sendokkan kedelai ke atas daun pisang. Ukuran tempe dapat disesuaikan dengan selera. Bungkus sambil dipadatkan. Simpan tempe dalam suhu ruang. Tempe siap diolah.
“Saya memberi waktu dua hari siswa mengerjakan tugas tersebut. Setelah dua hari, saya minta siswa mengirimkan laporan praktik ke grup Facebook Kelas 3A. Siswa dengan bangga mengunggah laporannya membuat tempe. Bahkan, orangtua dan siswa saling memberikan testimoni praktik bikin tempe ini,” cerita Sofia.
“Karena praktik ini, saya dan anak saya jadi tahu cara membuat tempe. Apalagi praktik kami berhasil. Sekali lagi terimakasih buat ibu Sarah,” kata salah satu orangtua siswa.
ADVERTISEMENT
2. Belajar melalui Live Streaming YouTube
Teknologi dapat mempermudah dan membantu siswa belajar. Prinsip itulah yang dikembangkan oleh Sasha Ariyanto, guru SDN 027 Tenggarong, Kalimantan Timur yang juga duta Rumah Belajar Kemdikbud.
Dia bersama para fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation menginisiasi dibuatnya saluran pembelajaran daring menggunakan live streaming YouTube yang diberi nama Kukar Cerdas dan Kukar Pintar.
Saluran ini menjadi wadah pembelajaran jarak jauh bagi siswa di Kutai Kartanegara. Para fasilitator Rumah Belajar dan Tanoto Foundation berkolaborasi membantu mengajar melalui live streaming YouTube. Pembelajarannya rutin dilaksanakan setiap hari dengan menghadirkan guru, praktisi, bahkan siswa untuk memotivasi siswa lainnya.
Unsur pembelajaran aktif MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi) menjadi bagian yang diterapkan para guru agar para siswa bisa terlibat aktif dalam pembelajaran walaupun belajar dari jarak jauh.
ADVERTISEMENT
3. Buat Siaran Radio Pembelajaran
Pembelajaran daring menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang banyak dilakukan di masa pandemi ini. Hanya tidak semua siswa memiliki gadget untuk bisa mengakses pembelajaran daring.
Banyak juga siswa yang terkendala dengan terbatasnya kuota atau buruknya koneksi internet. Hal itulah yang mendorong Erlawati dan guru-guru SMPN 1 Kedungreja, Cilacap, Jawa Tengah, membuat radio komunitas sederhana untuk memandu siswanya belajar dari rumah.
“Gudang tempat menyimpan peralatan olahraga kami sulap menjadi ruang siaran. Jadwal siaran diproduksi dan kami para guru mendadak menjadi penyiar. Ilmu baru yang harus segera diadaptasi, mengajar ala penyiar radio,” kata Erlawati.
Melalui pemberitahuan di WhatsApp grup kelas atau kunjungan ke rumah siswa, guru-guru menginformasikan kepada siswa dan orangtua tentang siaran pendidikan sekolah yang bisa diakses dengan radio.
ADVERTISEMENT
Selama siaran berlangsung, guru tetap melakukan interaksi dengan siswa melalui WhatsApp. Seperti ketika ada materi dari siaran guru yang belum bisa sepenuhnya dipahami, siswa bisa langsung menanyakan melalui pesan WhatsApp.
Agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran melalui siaran radio, guru juga memutar musik favorit siswa. Asumsinya, dengan memutar lagu favoritnya, siswa akan mengikuti siaran radio sambil menunggu lagu favorit mereka yang diperdengarkan.
Pembahasan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan konfirmasi prosedur pembuatan proyek siswa juga berlangsung secara interaktif melalui siaran radio. Selama siaran berlansung, guru selalu mempersilahkan siswa untuk bisa menanyakan apapun melalui pesan WhatsApp terkait dengan materi yang sedang disiarkan.
Tepat pada peringatan Hari Kartini, inspirasi dari tiga guru perempuan ini menjadi bukti perjuangan RA Kartini dalam memberikan pendidikan tidak lekang oleh waktu. Mereka berupaya mengatasi hambatan demi memberikan pendidikan terbaik untuk anak didiknya.
ADVERTISEMENT