Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tip Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang Aman
5 Oktober 2021 16:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Program PINTAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Asahan, Sumatra Utara, Dr. H. Hayatsyah, M.Pd mengingatkan tiga hal penting dalam penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yaitu pahami aturan, komitmen, dan sinergitas.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai sekolah atau madrasah menjadi tempat cluster baru penularan Covid-19,” ujarnya.
Hal tersebut ia jelaskan pada saat menjadi narasumber Webinar Bincang Pagi Membahas PTM Terbatas yang dilaksanakan oleh Tanoto Foundation, Selasa, (4/10).
Hayatsyah menjelaskan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah dilaksanakan selama masa pandemi, menurutnya, dinilai belum optimal. Hal tersebut karena ada beberapa soal, antara lain; sarana penunjang seperti handphone dan ketersediaan kuota internet, peran orangtua, serta guru.
“Tantangan PJJ cukup besar, terutama hilangnya kesempatan siswa dalam belajar,” tambahnya lagi.
Pengalaman praktik baik yang ia peroleh ketika melakukan diskusi terpumpun bersama pemangku kepentingan, mereka sangat setuju jika PTM dilaksanakan secara terbatas.
“Saya berbincang dengan orangtua, mereka sudah sangat ingin mengadakan PTM, kami di lingkungan madrasah melakukan observasi, persiapan secara matang, sehingga kami bisa menyelenggarakan PTM secara terbatas,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang dilakukan pihaknya untuk mendukung pelaksanaan PTM terbatas di madrasah, ia menjawab dengan melakukan 5M dan 1D.
“Yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, menjauhi kerumunan dan dikunci dengan doa, jadi kita harus mendekatkan diri sama Tuhan,” ujarnya lagi.
Selain Hayatsyah, acara yang dimoderatori Prof Anita Lie, M.A, Ed.D, selaku penasihat Tanoto Foundation yang juga guru besar Universitan Katolik Widya Mandala, Surabaya, juga mengundang beberapa narasumber lainnya, seperti Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Timur, Drs. Junaedi Rahmad, SH; Kepala SMPN 4 Tanjung Jabung Timur, Jambi; Tota Sinaga, S.Pd, dan Idris, S.Pd.I, Kepala Madrasah Ibtidaiyah As Sidiqiyah, Siak, Riau.
Uji Coba dan Libatkan Organisasi Pendidikan
Menurut Junaedi Rahmad, Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Timur, suksesnya PTM yang telah dilaksanakan di kabupatennya adalah karena saling koordinasi antar lembaga.
ADVERTISEMENT
“Praktik baiknya adalah kita ujicobakan dulu di beberapa sekolah, membuat regulasi tentang PTM terbatas,” katanya.
Kemudian, aturan tersebut disebarluaskan ke sekolah lainnya. Sebelum hal itu dilakukan, tim Satgas Covid-19 Tanjung Jabung Timur melakukan evaluasi dan monitoring ke sekolah-sekolah yang dilakukan uji coba, baru setelah itu, sekolah tersebut dijadikan standar untuk pembukaan PTM di sekolah lainnya.
“Ujicoba menjadi satu kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum PTM dimulai,” tegasnya.
Selain ujicoba, Junaedi juga melibatkan organisasi lainnya seperti Dewan Pendidikan, PGRI, KKG, dan MGMP. Hal ini dilakukan karena organisasi tersebut memiliki massa yang besar.
“Mereka memiliki anggota yang besar, sehingga kita bisa melibatkan mereka baik sosialiasi PTM maupun bersama-sama melakukan evaluasi,” pungkasnya.
Koordinasi Satgas dan Masyarakat Setempat
ADVERTISEMENT
Idris, S.Pd.I, Kepala Madrasah Ibtidaiyah As Sidiqiyah, Siak, Riau menyebut ada beberapa hal yang perlu disiapkan orang tua dan anak agar bisa mengikuti PTM terbatas dengan aman. Cari informasi terkait aturan PTM di lokasi tempat tinggal, ajarkan anak mengikuti protokol kesehatan, dan disiplinkan jam tidur dan jam bangunnya.
Menurutnya, meski PTM terbatas akan diterapkan, PJJ juga akan tetap ada, karena dirinya melibatkan masyarakat setempat dalam menerapkan PTM atau tidak.
“Masyarakat selalu saya libatkan, termasuk dalam mengambil keputusan PTM,” ujarnya.
Idris mengatakan, karena PTM belum 100 persen, orang tua harus lebih sabar dalam menghadapi pembelajaran daring, karena bisa saja ke depan polanya akan banyak menerapkan blended learning.
“Orangtua nantinya masih harus membantu pembelajaran anak jika PTM masih 50%,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selain dengan masyarakat dan orangtua, Idris juga mengaku agar PTM tersebut dapat dilaksanakan, pihaknya menggandeng Satgas Covid-19, mulai dari kecamatan hingga desa.
Hal yang sama juga disampaikan Tota Sinaga, Kepala SMPN 4 Tanjung Jabung Timur yang mengaku dalam melaksanakan PTM terbatas, pihaknya menjalankan tiga langkah, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
“Tahap persiapan seperti mempelajari SKB 4 Menteri, berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, camat, kepala desa, orangtua hingga masyarakat,” tukasnya.
Ketika tahap PTM dilaksanakan, dirinya menyiapkan semuanya, termasuk thermogun, tempat cuci tangan di depan ruang kelas, hingga masker.
“Bagian evaluasi, kita mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melihat secara langsung penerapan PTM. Ketika ujicoba beberapa kelas berhasil, kita membuka semua kelas, namun tetap 50% sesuai anjuran pemerintah,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT