Konten dari Pengguna

HIV, Mahasiswa, serta Edukasi Pencegahannya

Propaganda Kemasyarakatan Kabinet KM ITB
Kanal publikasi artikel karya Kementerian Propaganda Kemasyarakatan, Kementerian Koordinator Sosial Masyarakat, Kabinet Citaraya, Kabinet KM ITB 2022/2023
30 Oktober 2022 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Propaganda Kemasyarakatan Kabinet KM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian? Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, sejak tahun 1991 hingga 2021 terdapat sebanyak 12.385 kasus HIV/AIDS di Kota Bandung dengan mahasiswa penyumbang 6,9 persen dari kasus secara umum. Bahkan tanpa kita sadari banyak juga nih ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) yang berada di sekitar lingkungan kita.
ADVERTISEMENT
Tapi Sobat Berasa gak perlu takut atau bahkan menjauhi ODHA dan ADHA, karena kita bakal kasih tahu langkah untuk menghindari penularan HIV dan berbagi pemahaman mahasiswa ITB terkait HIV. Maka dari itu, simak dan pahami edukasi terkait HIV serta pencegahannya ini
Sumber : iStock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : iStock
Mengenal HIV / AIDS
HIV/AIDS, dikenal sebagai salah satu penyakit paling mematikan dan hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel CD4 atau SEL T, komponen sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit akibat penurunan sistem imun tubuh yang disebabkan oleh HIV.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini,kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Mekanisme Penyebaran dan Penularan HIV / AIDS?
HIV dapat menyebar melalui medium penyebaran, seperti darah, air susu ibu, cairan dinding anus, sperma, dan cairan vaginal yang berkontak dengan dinding tipis mulut dan mata, luka terbuka dikulit, dinding tipis di anus dan alat kelamin, serta suntikan langsung ke pembuluh darah.
Selain itu, penularan HIV juga bisa terjadi melalui peristiwa lainnya, seperti:
Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.
Gejala Apa Saja yang Timbul Pada Penderita HIV/AIDS?
ADVERTISEMENT
Tahap infeksi HIV ada 3 dengan gejalanya masing-masing
Tahap 1 : Infeksi Akut
Terjadi bulan pertama setelah terinfeksi. Gejalanya demam menggigil, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, dan sariawan
Tahap 2 : Infeksi Kronis (Masa Laten)
Terjadi setelah beberapa bulan. Virus HIV tetap aktif merusak daya tahan tubuh, tetapi berkembang biak dalam jumlah yang lebih sedikit. Gejalanya berat badan menurun, herpes zoter, sering muntah, sering diare, dan berkeringat di malam hari.
Tahap 3 : AIDS
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah sehingga penderita akan lebih mudah terserang infeksi lain. Gejalanya berat badan turun tanpa diketahui sebabnya, diare kronis, infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina, gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi, lupa ingatan, dan kebingungan, mudah memar atau berdarah, serta tubuh terasa mudah lelah.
ADVERTISEMENT
Apa Saja Stigma yang Kerap Ditujukan Pada Pengidap HIV/AIDS?
Ada beberapa stigma dan diskriminasi mengenai HIV/AIDS beberapa diantaranya adalah
Stigma Instrumental AIDS
Stigma muncul akibat dari faktor penyebab dan akibat dari HIV dan AIDS, sebagai contoh masyarakat memberi stigma pada ODHA sebagai orang yang akan mati.
Stigma Simbolis AIDS
Pengunaan HIV dan AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut, seperti seseorang menjadi ODHA karena pergaulan pada masa lalu yang suka berganti-ganti pasangan.
Stigma Kesopanan AIDS
Hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV dan AIDS atau orang yang positif HIV, seperti ODHA dikeluarkan dari tempat kerja dengan tidak hormat.
ADVERTISEMENT
Stigma-stigma tersebut muncul salah satu faktornya adalah karena kurangnya pengetahuan mengenai HIV dan AIDS.
Mitos-Mitos Terkait HIV yang Kerap Beredar
Ada beberapa hal mengenai HIV/AIDS yang sebenarnya salah, loh! Biar tidak salah lagi, ini nih beberapa mitos dan faktanya.
Mengidap HIV berarti menderita AIDS.
Dengan pengobatan yang tepat, orang yang terinfeksi HIV dapat hidup selama bertahun-tahun, dan HIVnya tidak berkembang menjadi AIDS. Untuk bisa sampai ke tahap AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), orang yang terinfeksi HIV ditandai dengan adanya infeksi oportunistik
HIV dapat menular melalui kontak biasa
Faktanya : HIV hanya dapat menyebar melalui perilaku seks tidak aman, memakai jarum suntik bersama-sama, atau membuat tato pada tubuh dengan alat yang tidak steril
ADVERTISEMENT
Pengidap HIV berumur pendek
Pengidap HIV akan mengalami hal yang berbeda-beda. Ada pula pasien yang bisa bertahan selama bertahun-tahun walau tubuhnya terinfeksi HIV
Tahu positif HIV karena merasakan gejalanya.
Faktanya, beberapa pasien tidak menunjukkan gejala apa pun setelah selama bertahun-tahun
Lantas, bagaimana cara pencegahan penyebaran HIV/AIDS?
Secara eksternal, diperlukan edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.
Secara internal, dapat dicegah melalui kesadaran pribadi masing-masing terhadap berbagai aktivitas yang beresiko menularkan HIV. Mulai dari menghindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik, tidak berganti-berganti pasangan seksual, menggunakan alat kontrasepsi, melakukan konsultasi kesehatan terkait HIV sebelum merencanakan kehamilan, dan juga menghindari penggunaan alat suntik serta alat cukur yang tidak higienis.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, ketahuilah mekanisme tes HIV berikut ini:
Salah satu metode pengobatan HIV yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) yang berfungsi menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari. Anda akan disarankan melakukan pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak merokok, mendapatkan vaksin flu tahunan, dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena penyakit berbahaya. Tanpa pengobatan, orang dengan sistem kekebalan yang terserang HIV akan menurun drastis. Dan mereka cenderung menderita penyakit yang membahayakan nyawa seperti kanker. Hal ini dikenal sebagai HIV stadium akhir atau AIDS.
Berikut layanan untuk melakukan tes HIV di Kota Bandung:
ADVERTISEMENT
Klinik Mawar PKBI Jl. Pasirkaliki No. 26. Tel.: 4239603;
Puskesmas Kopo Jl. Kopo No. 369. Tel.: 70722596;
Puskesmas Pasundan Jl. Pasundan No. 89. Tel.: 4214192
Biaya tes HIV di tempat-tempat layanan tersebut sesuai retribusinya, berkisar Rp15.000 sampai Rp45.000.
Perlu diketahui bahwa saat ini juga terdapat tes hiv yang dapat dibeli secara online dengan harga mulai dari 35.000.
Untuk pelayanan tes HIV di PUSKESMAS, pasien harus mendapat rujukan terlebih dahulu agar dapat melakukan tes HIV secara gratis.
Penulis :
Nisrina Delaila Khairunnisa (Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, 2021)
Pencipta Kajian :
Aurelia Thedrica Keleopas (Teknik Pangan ITB, 2021)
Khoirunnisa Budia Abdillah (Teknik Pangan ITB, 2020)
Hasea Gita Sere (Teknik Pangan, ITB, 2020)
ADVERTISEMENT
Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan ITB, 2020)
Penanggung Jawab :
Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan ITB, 2020)