Sidewalk

Lengang yang tak bernama (Foto: Pixabay)

Ada hal-hal "terberi" yang tak bisa kau tolak dalam hidup. Agama yang menyusahkan, bapak yang bajingan, ibu yang kelewat penyayang, pasangan yang menghilang, orang asing yang kau sayang tapi hanya bisa kau kenang.

Kau berjuang sekuat dan sehormatnya untuk melupakan itu semua, tapi seperti oksigen yang kau hirup: Kenyataan tersebut mengaliri hidupmu sepanjang hayat.

Nasib buruk, kata seorang majenun miskin yang pernah kutemui, tak semestinya dirutuki. Aku kira dia benar:

Kau memiliki suara yang membuat Boutros Boutros-Ghali hendak mengorek kuburnya untuk belajar berdansa. Kau memiliki senyum secerah Anne Frank sebelum ia dilaknat Holocaust. Dan atas nama kesucian Santo Miyabi, pertunjukan birahimu adalah pelangi selepas badai Katrina. Kebaikanmu sebagai manusia, sayangku, adalah hukuman paling pedih bagi para Yudas dan Luis Figo.

Biarkan aku bersaksi untukmu: Melarikan diri hanya pantas dilakukan seorang begal di Tangerang, sedang kau adalah Beatrix Kiddo dari Tanah yang Dijanjikan. Jauh-jauhlah dari kepengecutan, sebaik-baiknya manusia adalah ia yang berani menghadapi, ia yang sanggup menerima.

Dengan segala kotor yang menjelma dalam darahmu, dengan segala dosa yang kau buat dalam marahmu, kau adalah pelebur setiap nestapa.

Selamat mengulang hari lahir. Untukmu.