Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Kuda Lumping Meriahkan Perayaan Idul Fitri, Masyarakat Tumpah Ruah di Lapangan
7 April 2025 9:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Putri Tabah M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Banyumas, 1 April 2025 – Perayaan Idul Fitri di Dusun Semingkir, Desa Kalisalak, Kec. Kebasen, Kab. Banyumas, Jawa Tengah semakin meriah dengan adanya pertunjukan kesenian tradisional Kuda Lumping yang digelar ditengah lapangan, Selasa (1/4). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peresmian lapangan yang baru saja dibangun, menyatukan momen penting dengan kebudayaan lokal. Kuda Lumping, atau yang dikenal sebagai Jaran Kepang, merupakan seni tari tradisional Jawa yang menampilkan penari dengan kuda anyaman bambu dan sering kali disertai atraksi magis seperti kesurupan, makan kaca, dan kekebalan terhadap cambukan. Pertunjukan ini digelar oleh kelompok seni "Mugi Lestari Mudho" yang sudah lama menjadi ikon budaya di wilayah Dusun Semingkir.

Antusiasme masyarakat dari berbagai usia tampak tumpah ruah, memadati area sekitar lapangan untuk menyaksikan pertunjukan yang memukau. Dalam pertunjukan Kuda Lumping yang berlangsung selama hampir dua jam itu, para penari Kuda Lumping tampil enerjik mengenakan kostum kuning dan kain jarik putih yang khas, diiringi musik gamelan yang menggetarkan. Pertunjukan ini sangat dinikmati oleh pemudik yang merindukan kesenian tradisional, karena banyak dari mereka yang kini tinggal di kota dan jarang dapat menikmati hiburan semacam ini.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya seni, suasana semakin semarak dengan hadirnya pedagang yang membuka lapak di sekitar lapangan. Berbagai makanan ringan dan mainan anak-anak yang dijajakan menambah keceriaan perayaan.
Hadirnya kesenian Kuda Lumping dalam perayaan Idul Fitri tahun ini memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan di tengah masyarakat. Acara ini diharapkan dapat menjadi tradisi tahunan yang menghidupkan semangat gotong royong serta memperkaya warisan budaya lokal.