Konten dari Pengguna

Alumni MBA ITB Berbagi Pengalaman Karir di Perusahaan dan sebagai Pengusaha

SBM ITB
School of Business and Management ITB
6 November 2021 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rangga Muslim, Ketua IA MBA ITB (kedua dari kiri) dengan Yunieta A. Nainggolan, Ketua Program Studi MBA ITB (ketiga dari kanan) beserta jajaran pengurus seusai pelantikan
zoom-in-whitePerbesar
Rangga Muslim, Ketua IA MBA ITB (kedua dari kiri) dengan Yunieta A. Nainggolan, Ketua Program Studi MBA ITB (ketiga dari kanan) beserta jajaran pengurus seusai pelantikan
ADVERTISEMENT
Bandung, Seberapa pentingkah menemukan passion dalam bekerja? untuk menjawab ini, SBM ITB bekerjasama dengan Ikatan Alumni MBA mengundang Deputy CEO Regional 1 (VP) PT Bank BJB Tbk, Nazaro Aulany Priyadi, dan Founder Big Stamp & Kaos Gurita, Adrian Ariatin, MBA ITB dalam acara alumni sharing session pada Sabtu, (6/11/2021) untuk membahas passion dalam konteks karir dalam sudut pandang professional maupun entrepreneurship.
ADVERTISEMENT
Acara yang juga sekaligus pelantikan pengurus ikatan alumni MBA ITB ini dibuka dengan pengantar dari Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro, M.Eng dan dilanjut oleh kata sambutan serta pembacaan SK pelantikan oleh Ketua IA ITB, Gembong Primadjaja.
Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro, M.Eng (kiri) saat sambutan serta pembacaan SK pelantikan oleh Ketua IA ITB, Gembong Primadjaja (kanan).
Menurut Utomo, SBM ITB memiliki program yang melibatkan alumni yang berhubungan dengan program Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM) yaitu terkait indikator kinerja utama (IKU) seperti lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak, atau menjadi wirausaha, mahasiswa mendapat pengalaman diluar kampus serta praktisi mengajar di dalam kampus, yang tentunya memerlukan keterlibatan alumni.
Setelah pemaparan rencana program kerja dari kepengurusan ikatan alumni MBA ITB periode 2021-2025 oleh Ketua Ikatan Alumni MBA ITB yang baru dilantik, Rangga Muslim, MBA., narasumber pertama dari sesi sharing hari ini, Nazaro Aulany Priyadi memaparkan tiga hal yang menjadi landasan pengembangan karir berdasarkan passion, yaitu visi, spesialisasi, dan networking.
ADVERTISEMENT
Nazaro, Alumni MBA ITB (kanan bawah) saat paparan pada alumni sharing
Menurut Nazaro, kita harus menentukan terlebih dahulu kemana kita akan membawa arah karir. Kemudian, bangun reputasi dengan spesialisasi melalui sertifikasi, training, dan lain-lain, untuk memperkuat branding dan membuat keunikan yang dapat diingat dari kita. Ini merupakan bagian dari siklus yang akan terjadi dalam perjalanan karir, dimana kita memulai sebagai generalist ketika di entry level, kemudian terspesialisasi, dan ujungnya kembali menjadi seorang generalist ketika masuk ke management position (C-level).
Adrian Ariatin (ketiga dari kiri) saat sharing alumni
“Di entry level, banyak orang bingung akan memilih berkarir dimana, mau spesialisasi di bidang apa, dan lain-lain. Passion itu bisa dibentuk lewat macam-macam, dan bisa juga ter-influence. Karir itu ketika kita sudah lakukan, akan terbiasa, terspecialize, akan jadi passion kita. Jadi, yang paling benar itu mulai saja dahulu, nanti akan menemukan fine-tune-nya dimana, terbentuk dengan sendirinya.”
ADVERTISEMENT
Narasumber kedua yaitu Adrian Ariatin berbagi cerita tentang pengalamannya setelah lulus dari MBA. Adrian memaparkan tentang banyak hal yang didapatkannya dari MBA ITB, seperti pengalaman menjadi mentor yang mengenalkan pada perspektif-perspektif baru sehingga memacunya untuk belajar lagi.
MBA ITB, menurut Adrian, tidak hanya dapat membuat usaha menjadi lebih maju, tapi juga membangun pola pikir, serta memberi kesempatan networking yang bisa bertahan seumur hidup. Terkait dengan passion dalam karir, Adrian berbagi pendapat dengan Nazaro.
Suasana saat pelantikan di kampus MBA ITB
“Menurut saya, jalan dulu, hajar dulu. Saya yakin, tidak ada satu kejadian yang kebetulan. Ketika seseorang masuk MBA, memilih MBA dibanding yang lain, itu sudah digerakan hatinya kesitu. Nanti jalannya pasti dikasih, tapi jangan hanya menunggu, cari. Kalau sudah memilih dan tidak cocok, pindah. Meskipun kita ‘salah pilih’ atau menyesal, itu tidak akan sia-sia. Pasti ada pelajarannya yang akan terpakai di hidup kita.”
ADVERTISEMENT