IDIK UNPAD: Kepala BRIN Ajak Riset Komunikasi Masyarakat di Era Industry 5.0

SBM ITB
School of Business and Management ITB
Konten dari Pengguna
31 Mei 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengurus Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD saat acara, sumber: IDIK
zoom-in-whitePerbesar
Pengurus Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD saat acara, sumber: IDIK
ADVERTISEMENT
BANDUNG – “Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD, baru-baru ini gelar Rapat Kerja Nasional Pengurus IDIK perioede 2021-2024 secara online dan offline. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Umum IDIK UNPAD, Dr. Pitoyo, M.IKom di Telkom University Bandung, dan secara online dengan semua pengurus dan anggota serta para dosen dan peneliti.
ADVERTISEMENT
Sejumlah narasumber dihadirkan antara lain, Dr. Laksana Tri Handoko, MSc, Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Atwar Bajari, MSi, Guru Besar Ilmu Komunikasi UNPAD, Dr Andry Alamsyah, MSc, Head of Social Computing and Big Data Laboratory Telkom University, serta Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, Dr Dadang Rahmat Hidayat, SH, MSi.
Menurut Handoko, Indonesia yang memiliki beragam budaya dan suku, sehingga dapat menjadi ladang riset komunikasi ilmiah yang dapat dijadikan bahan rujukan pemerintah dalam mengambil keputusan. Apalagi di Era Industry 5.0 ini maka komunikasi lebih dibebankan pada media digital.
“Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) ini dapat melakukan riset di daerah yang memiliki banyak hal untuk dikaji dari sisi komunikasinya. Apalagi di daerah menerapkan otonomi daerah, sehingga riset komunikasi akan banyak menemukan hal baru,” jelas Dr. Laksana Tri Handoko, MSc, Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Sabtu (29/5/21).
Dr. Laksana Tri Handoko, MSc, Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) saat paparan
Handoko menegaskan, pada riset termasuk komunikasi memiliki tiga tantangan besar. Pertama, siapa penanggungjawabnya. BRIN mengajak para peniliti termasuk peneliti komunikasi untuk berkolaborasi dengan lembaga riset yang ada, seperti LIPI, BPPT dan lainnya. Tantangan kedua yakni pemenuhan prinsip. Maksudnya, jelas Handoko, riset harus mudah dipahami, lengkap namun tidak rumit dan tidak over climed. Tantangan ketiga, perlu memperhatikan literasi masyarakat dan sosial budaya.
ADVERTISEMENT
“Hingga saat ini masyarakat masih menilai riset itu rumit namun hasilnya tidak aplikatif. Keberadaan BRIN ini akan melakukan refocusing untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi berbasis sumber daya alam,” ungkap Handoko, Fisikawan Indonesia ini.
Prof Dr Atwar Bajari, MSi, Guru Besar Ilmu Komunikasi UNPAD mengatakan bahwa riset komunikasi masih didominasi riset dengan metode kuantitatif yang lebih menadasrkan pada hasil hitungan statistika, baru disusul metode kualitatif. Berdasarkan data riset nasional 2015 – 2040, sebanyak 328 riset kuantitatif atau 58,78 persen, sedangkan kualitatif 120 riset atau 21,51 persen.
“Ini tidak lepas dari masih kuatnya pemikiran bahwa penelitian dengan metode kuantitatif lebih mudah menjadi rujukan untuk kebijakan pemerintah maupun lembaga soisal dan bisnis,”ungkap Atwar Bajari.
ADVERTISEMENT
Hal ini, lanjut Atwar Bajari, sangat berbeda dengan semangat riset di Program Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD, sebanyak 80 persen lebih menggunakan metode kualitatif dengan didominasi pendekatan fenomenologi. Selebihnya riset dengan menggunakan metode kuantitatif.
Atwar Bajari menegaskan bahwa kurangnya perhatian dunia terhadap riset berbasis kualitatif ini, karena adanya gold standard. Standar emas ini masih dijadikan rujukan para pengambil keputusan, sehingga riset yang menjadi perhatiannya adalah riset kuantitatif.
“Namun kita tidak perlu berkecil hati, karena masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita perlu menyakinkan publik bahwa penelitian kualitatif yang dapat dijadikan rujukan untuk kebijakan,” jelas Prof Dr Atwar Bajari, MSi yang juga Ketua Dewan Pakar Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD 2021-2024.
ADVERTISEMENT
Dr Andry Alamsyah, MSc, Head of Social Computing and Big Data Laboratory Telkom University mengatakan, komunikasi masyarakat saat ini lebih banyak didominisi komunikasi dengan media digital. Hal ini tidak terlepas dari masa kini memasuki era industry 5.0. Dimana keberadaan internet bukan hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi, namun keberadaan internet menjadi bagian untuk membantu menyelesaikan keperluan hidup manusia di berbagai bidang.
Menurut Andry, komunikasi digital saat ini tidak terlepas dari peran big data dan algoritma. Hal ini berpengaruh kondisi psikologi masyarakat dan sosio politik. Bagaimana tidak, di era digitalisasi media ini, komunikasi menjadi terpetak petak, pada suka dan tidak suka. Sehingga individu yang menyukai angka merek tertentu, maka akan terus menerus mendapatkan pasokan informasi tentang berbagai hal merk tersebut. Adapun merk yang tidak disukai justru tidak perlu dihindari, namun kerja algoritma sudah secara langsung menyisihkan merek yang tidak disukai tersebut.
Jajaran Pengurus IDIK UNPAD periode 2021-2024
“Kalau diperhatikan kenapa kerusuhan etnis di Amerika yang dipicu oleh kekerasan pada George Floyd itu menjadi besar, juga karena peran algorima di internet ini,” jelas Andry.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil riset, jelas Andry, berita bohong (fake news) atau informasi bohong (hoax) justru lebih mudah tersebar berkat bantuan algoritma internet ini. Berbeda dengan berita yang baik, justru susah untuk viral. Jadi perubahan psikologi masyarakat tentang ekonomi, sosial dan politik ini banyak terjadi perubahan setelah adanya kinerja algoritma internet.
Webinar pebukaan Raker IDIK UNPAD yang dimoderatori oleh Dr Nurprapti Wahyu Widyastuti, MSi, yang juga Dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, diikuti oleh 126 orang dari anggota IDIK UNPAD, dosen ilmu komunikasi dan peneliti. Setelah Webinar dilanjutkan dengan rapat kerja pengurus harian IDIK UNPAD secara hybrid, yakni dari Kampus Telkom University dan zoom online.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, Dr Dadang Rahmat Hidayat saat menyampaikan sambutan.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, Dr Dadang Rahmat Hidayat, SH, MSi mengatakan bahwa IDIK UNPAD merupakan salah satu organisasi alumni FIKOM, dan menjadi perhimpunan doktor ilmu komunikasi pertama di negeri ini. Semoga program IDIK UNPAD pada Raker ini dapat berjalan sukses.
ADVERTISEMENT
Dr Roro Wulan Retno, MPd, Dekan Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom Bandung mengatakan, Webinar IDIK UNPAD yang lebih fokus pada riset komunikasi ini sangat menarik. Telkom University dengan senang hati memfailitasi kegiatan ilmiah seperti ini.
“Kami mendapat banyak masukan tentang riset komunikasi dari tiga narasumber yang hadir untuk pengembangan keilmuan khususnya di fakultas kami,” jelas Dr Roro Wulan Retno.
Sekretaris Jenderal IDIK UNPAD, Dr. Husnita, M.IKom mengatakan acara Raker IDIK ini menjadi tumpuan bagi IDIK untuk menyelenggarakan program kegiatan untuk kepentingan anggota IDIK maupun doctor komunikasi lainnya yang ingin meningkatkan kompetensinya dengan aktif menulis jurnal nasional, internasional, mengikuti pelatihan sertifikasi profesi serta penulisan buku.
“IDIK UNPAD ingin menjadi rumah bersama para doktor komunikasi UNPAD untuk mencapai jenjang profesor,” jelas Husnita, yang juga dosen Pasca Sarjana Universitas Gunadarma.
ADVERTISEMENT
Dr. Eki Baihaki, MSi, Wakil Ketua IDIK UNPAD menambahkan, kegiatan IDIK UNPAD ini terselenggara berkat kerjasama semua pengurus dan anggota IDIK yang berjumlah 350 doktor tersebar di Indonesia, dengan media Tribun Jabar.id, Medcom, Pos Kota dan Harmoni TV.
“Kami mengucapkan terimakasih, atas semua supportnya, dan semoga kedepan akan semakin banyak yang akan kami ajak kerjasama,” ujar Eki Baihaki, yang juga Dosen Pasaca Sarjana Universitas Pasundan Bandung.(*)