Lulusan SBM ITB Ungkap Tantangan 100 Kota Cerdas di Indonesia

SBM ITB
School of Business and Management ITB
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2020 21:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Restu Mahesa, dinyatakan lulus sebagai doktor, dalam sidang promosi doktor yang digelar virtual.
zoom-in-whitePerbesar
Restu Mahesa, dinyatakan lulus sebagai doktor, dalam sidang promosi doktor yang digelar virtual.
ADVERTISEMENT
BANDUNG - Mahasiswa Program Doktor Sains Manajemen Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Restu Mahesa, dinyatakan lulus sebagai doktor, dalam sidang promosi doktor yang digelar virtual, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Restu dinyatakan lulus setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Platform Ecosystems untuk Kota-Kota Cerdas: Studi Kasus di Indonesia.”
Sidang tersebut dihadiri dua promotor yakni Gatot Yudoko, Ph.D dan Yudo Anggoro Ph.D. Adapun penguji sidang ini adalah Dedy Sushandoyo, Ph.D, Yos Sunitiyoso, Ph.D, dan Dr Rini Rachmawati dari UGM.
Di hadapan promotor dan penguji ia menceritakan fenomena menarik di tengah meningkatnya tingkat kepadatan penduduk di wilayah perkotaan. Hal ini berbuah tantangan baru, yakni keterbatasan daya tampung lingkungan, serta pengaruhnya terhadap aspek sosial dan ekonomi.
Di sisi lain, terdapat Gerakan 100 Kota Cerdas Indonesia yang bertujuan ingin mewujudkan kota berkelanjutan dan mendukung kualitas hidup warganya. Namun Indonesia menghadapi tantangan dari tingkat kemajuan pembangunan perkotaan yang berbeda di setiap wilayah.
ADVERTISEMENT
Restu kemudian mengkaji konsep urban sustainability di tengah meningkatnya inisiatif kota cerdas di Indonesia dalam era teknologi informasi dan komunikasi. Enam buah variabel laten, 26 dimensi, dan 98 indikator, dan 12 hipotesis diajukan sebagai kerangka analisis model konseptual normatif Platform Ecosystems untuk Kota Cerdas Indonesia.
“Ternyata, pengujian model pilot dengan menggunakan metode PLS-SEM oleh perangkat lunak SmartPLS telah mengkonfirmasikan sebuah konstruk baru yang disebut Cultural Systems dengan nilai signifikansi tinggi yang ditunjukkan oleh nilai Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE),” kata Restu.
Selanjutnya, dilakukan pengujian model dengan Metode CB-SEM oleh perangkat lunak AMOS terhadap sampel data sebanyak 1021 responden yang disurvei di enam kota yakni Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar dan Samarinda. Hasilnya, menunjukkan nilai reliabilitas dan validitas yang sangat signifikan.
ADVERTISEMENT
“Studi ini berhasil mengungkap bahwa di Indonesia, di mana budaya adalah sumber daya asli dan kepemimpinan politik merupakan salah satu pemangku yang memainkan peranan penting sebagai pembuat kebijakan, preferensi warga negara sangat penting untuk dinilai dan ditangani dalam suatu proses kebijakan,” tutur dia.
Penelitian ini menemukan permasalahan di dalam hubungan kausal yang diperkirakan disebabkan kegagalan transformasi pada contemporary cities untuk berubah dari “Non-Sanitary City” menjadi “Sanitary City”.
Hal ini diakibatkan oleh investasi infrastruktur yang mahal dan juga kerumitan solusi teknis. Studi ini akhirnya mengklaim bahwa sebuah konstruksi baru dan kerangka model konseptual adalah kebaruan penelitian ini telah memperluas tubuh pengetahuan pembangunan perkotaan berkelanjutan.