Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profesor SBM ITB Dorong Manajemen Pengatahuan End to End di G-LINK Summit 2024
11 Januari 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bali - Profesor Knowledge Management Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Prof. Dr. Ir. Jann Hidajat Tjakraatmadja, M.Eng., sekaligus Presiden Knowledge Management Society Indonesia (KMSI) mendorong penerapan manajemen pengetahuan secara end to end untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan daya saing organisasi. Dorongan itu disampaikan oleh Jann Hidajat dalam Global Leaders who Innovate Next Knowledge (G-LINK) Summit 2024 yang digelar di Hotel Grand Hyatt Bali, 9-11 Januari 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Jann, era digital menuntut organisasi untuk tidak hanya sekadar mengumpulkan data, namun juga mampu mengolahnya menjadi pengetahuan yang berdaya guna. Teman manajemen pengetahuan end to end itu kemudian menjadi tema yang dipilih dalam joint summit kali ini.
Jann mengatakan, tujuan utama konferensi ini adalah untuk mendiskusikan bagaimana memaksimalkan pemanfaatan pengetahuan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Konferensi juga berharap dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan daya saing melalui penerapan artificial intelligence (AI), machine learning, dan internet of things (IoT).
Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Jann, dibutuhkan sebuah kolaborasi dalam pengembangan ekosistem manajemen pengetahuan. Kolaborasi antar organisasi, akademisi, dan praktisi dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam manajemen pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan era digital.
ADVERTISEMENT
“Banyak individu cerdas yang ada, namun pengetahuannya tidak dibagikan,” ujar Jann. “Kolaborasi dapat menjadi solusi untuk mengatasi stagnasi di lapangan.”
Ia juga menyoroti rendahnya tingkat inovasi di Indonesia karena kurangnya pemanfaatan pengetahuan.
“Kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya manajemen pengetahuan,” ujarnya.
G-LINK Summit 2024 dihadiri oleh lebih dari 150 orang dari berbagai macam latar belakang di bidang manajemen pengetahuan. Acara ini bertujuan untuk menjelajahi keberagaman pandangan, strategi, dan pengalaman dalam manajemen pengetahuan, mendiskusikan praktek dan inovasi solutif, membangun pemahaman bersama, serta membuka peluang untuk menjawab tantangan di era disrupsi digital saat ini.