Coach Potato Edukasi Pelajar Se-Indonesia Mengenai Beasiswa Studi ke Eropa

Coach Potato
Coach Potato adalah sebuah social enterprise yang berfokus pada pemberdayaan generasi muda Indonesia.
Konten dari Pengguna
10 Januari 2023 6:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Coach Potato tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta, 2 Desember 2022 - Coach Potato, social enterprise yang berfokus pada pemberdayaan generasi muda, menyelenggarakan webinar series yang mengusung tema “Be a Global Student: Study Abroad with Scholarship“. Ada delapan jenis beasiswa, yaitu Erasmus+, DAAD, Fulbright, MEXT, AAS, KGSP, LPDP, dan Turkiye: yang akan dibahas dalam webinar series ini.
ADVERTISEMENT
Acara ini memiliki tujuan utama untuk mengedukasi pelajar indonesia mengenai adanya beasiswa studi ke luar negeri dan bagaimana cara memperolehnya. Webinar yang diikuti oleh 40 peserta ini berlangsung secara online melalui Platform Zoom.
Sesi pertama webinar ini membahas Beasiswa Erasmus+, beasiswa yang diberikan oleh Uni Eropa (UE) untuk mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di negara-negara anggota UE. Hal ini selaras dengan visi UE yang ingin meningkatkan kualitas pendidikan tinggi melalui beasiswa dan kerja sama akademik antara UE dengan negara-negara lain.
Athifah Utami, salah satu penerima beasiswa Erasmus+ pada tahun 2019 hadir menjadi pembicara pada Jumat, awal Desember 2022. Athifah mengambil program S2 di tiga negara berbeda, yaitu Spanyol, Portugal, dan Turki dengan jurusan Play, Education, Toys and Languages (PEtal).
ADVERTISEMENT
Dalam sesi webinar, Athifah menceritakan pengalaman dan pencapaiannya selama menjalani perkuliahan S1 dan S2. Ia pernah menjadi Language Specialist di Teleperfomance, Founder dari Eudemy, hingga bergabung dengan research team di Escola Superior de Educacao de Lisboa. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial Athifah semakin terasah. Selain itu, kemampuan berpikir kritis Athifah juga semakin tajam.
Athifah juga menjelaskan bahwa proses seleksi Erasmus+, yaitu terdiri dari seleksi berkas, interview, dan kemudian pengumuman. Perjalanan Athifah dalam mendapatkan beasiswa Erasmus+ dimulai dari mempersiapkan tes IELTS, dokumen, dan pengisian formulir. Menurutnya, secara ideal proses persiapan ini memakan waktu 1 tahun.
Athifah membagikan perjalanan studinya bersama studinya bersama Erasmus+ ke dalam empat kategori berikut:
ADVERTISEMENT
1. Field Work
Dengan banyaknya institusi yang bekerja sama dengan Erasmus, mahasiswa Erasmus memiliki akses yang lebih luas untuk melakukan _field work_, misalnya di SD dan SMP. Hal ini memberikan kesempatan kepada Athifah untuk menjadi Teaching Assistant di beberapa sekolah di sana ketika menjadi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa Erasmus juga mendapatkan pelatihan musik dari Trinity College. Di akhir tahun, mereka diajak mengunjungi Research Center dan Toys Museum.
2. Meet the Experts
Selama perkuliahan di Eropa, mahasiswa Erasmus juga dapat bertemu dengan banyak ahli Bagi mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap teori-teori tertentu dapat menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi langsung. Mereka juga dapat bertemu dan belajar langsung dengan para pencetus teori yang masih hidup hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
3. ESN (Erasmus Student Network)
Tidak hanya belajar, Erasmus juga memiliki network yang luas dengan para peraih beasiswa Erasmus+ lainnya yang berasal dari berbagai negara. Terdapat beberapa kegiatan menarik yang dikerjakan oleh anggota ESN, seperti social activity, mempelajari budaya dan cara memasak makanan khas negara lain. ESN menjadi wadah yang tepat untuk menjalin pertemanan global.
4. Research Oppurtunity
Semua program Erasmus sangat mendukung mahasiswanya untuk mempublikasikan penelitiannya. Biaya penelitian tersebut juga bisa didanai oleh Erasmus secara penuh. Jadi, para mahasiswa diberikan ruang untuk berkarya selama perkuliahan.
Usai pemaparan dari Afifah. Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Setelah puas mendengarkan informasi mengenai beasiswa Erasmus+ dan pengalaman Athifah selama menjadi awardee, para peserta melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan antusiasme mereka untuk memperoleh beasiswa dan melanjutkan pendidikan di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Menurut Athifah, kualitas kepemimpinan pelamar beasiswa menjadi salah satu faktor kunci untuk menerima beasiswa Erasmus+. Oleh karena itu, para pemburu beasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menentukan tujuan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan tersebut, serta menginspirasi lingkungan sekitarnya untuk berkembang.
Webinar Erasmus, ada beberapa sesi webinar yang akan dilaksanakan sampai bulan Januari. Peserta yang tertarik dan penasaran mengenai beasiswa luar negeri yang lainnya dapat mendaftar melalui link form yang diberikan panitia.
Webinar Beasiswa Erasmus+ ini merupakan webinar pertama dari delapan rangkaian webinar series yang akan berlanjut hingga akhir Januari 2023. Bagi pemburu beasiswa yang tertarik untuk memperluas pengetahuannya terkait bagaimana memperoleh beasiswa dan ada beasiswa apa saja yang tersedia untuk pelajar asal Indonesia, bisa mendaftar di sesi berikutnya secara gratis melalui (link). Informasi lebih lanjut bisa mengunjungi Instagram @coachpotato.id