Emerging Adulthood dan Pendidikan Asrama

Puji Alphatehah Adiwijaya
Kadet Mahasiswa Program Studi Permesinan Kapal Fakultas Logistik Militer Universitas Pertahanan RI.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2023 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Puji Alphatehah Adiwijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Emerging adulthood merupakan masa transisi dari perkembangan remaja menuju dewasa yang dimulai dari usia 18 hingga 25 tahun. Pada masa ini, individu mulai melakukan eksplorasi terhadap identitas diri, terutama dalam cinta, pekerjaan dan cara pandang terhadap dunia. Dalam masa ini, seringkali dijumpai seorang remaja yang sudah merasa cukup dewasa sehingga yang dilakukan sebenernya merupakan sebuah kelakuan remaja tetapi dia sudah merasa sangat dewasa.
ADVERTISEMENT
Tahapan yang paling menonjol dari masa ini adalah, seorang remaja berada pada masa tidak stabil karena mengadopsi berbagai pengalaman serta pengetahuan dari lingkungannya dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan dalam hidupnya, Hal tersebut juga ditunjukkan ketika individu beraktifitas dalam sosial juga pendidikannya.
Individu melakukan eksplorasi jati diri dan eksperimen yaitu mencoba hal-hal baru untuk memperluas pengalaman dengan berbagai cara seperti berorganisasi, berolahraga, travelling ke tempat-tempat baru maupun mencoba hal-hal seperti yang dilakukan kebanyakan orang (mengikuti tren). Individu pada masa emerging adulthood juga sangat terfokus pada dirinya sendiri sehingga akan sangat disibukan dengan aktifitas yang menurut dirinya enak dan membahagiakan.
Hal ini tentu akan berbahaya bila tidak diarahkan, memang diluar sana banyak sekali orangtua yang peduli terhadap masa-masa emerging adulthood sehingga orangtua gencar mengarahkan anaknya untuk beraktifitas positif dan membangun. Tetapi, banyak juga orang tua yang masih sangat awam terhadap masa ini, sehingga anak dilepas begitu saja dengan dalil “sudah dewasa, sudah punya KTP”.
ADVERTISEMENT
Lepas tangan orang tua dipadukan dengan rasa ingin tau ditambah kebebasan mengakses dunia sebagai dampak dari globalisasi membuat para remaja calon dewasa ini tergoda dengan hal-hal yang belum diketahuinya. Bagi remaja yang berasal dari kota-kota besar, melihat berbagai kebebasan dan hal-hal yang menyimpang (kenakalan remaja, pergaulan bebas, dll) tetapi hal ini seolah menjadi sebuah hal baru bagi remaja yang berasal dari non-kota besar. Tentu saja remaja tersebut akan tertegun kaget ketika melihat begitu mudahnya orang memperoleh minuman keras, obat-obatan terlarang hingga melakukan asusila. Tergodalah remaja itu untuk mencoba hal-hal kenalakan yang menurut dirinya begitu keren karena seperti yang ada di film-film besutan luar negeri. Tentu hal ini bisa berakhir buruk apalagi akan sangat sulit untuk mengontrol konten-konten apa saja yang diserap oleh pemuda.
Asrama, dimana semua hal dilakukan secara bersama. Hal ini berdampak pada peningkatan tali persaudaraan dan solidaritas sesama siswa di asrama tersebut, solidaritas ini akan terus meningkat bahkan hingga setelah lulus nantinya (Sumber : Pribadi)
Solusi dari permasalahan diatas adalah dengan melakukan sebuah isolasi ringan bagi para remaja emerging adulthood ini dari dunia luar. Isolasi ringan dilakukan demi menyaring dampak-dampak negative yang dilakukan remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan Pendidikan berbasis asrama.
ADVERTISEMENT
Memang hal ini bukan berdasarkan sebuah penelitian, tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwasannya remaja yang telah bertahun-tahun diasrama akan menjadi pribadi yang lebih disiplin, percaya diri dan yang paling penting adalah solidaritas yang tinggi. Hal ini juga akan berdampak terhadap masa depan remaja dimana ketika remaja nanti memasuki dunia kerja maka akan memiliki ikatan relasi yang kuat terlebih ketika relasi tersebut adalah rekan satu asrama.
Sistem Pendidikan ini salah satunya adalah yang diterapkan oleh Politeknik dr. Aloysius Benedictus Mboi Universitas Pertahanan Republik Indonesia, sebuah kampus yang menganut system Pendidikan asrama dengan kedisiplinan militer tanpa melupakan aspek-aspek intelektual layaknya universitas pada umumnya. Kampus ini berada di batas negeri sehingga para mahasiswanya akan diajak untuk melihat Indonesia dari sudut pandang yang berbeda.
Politeknik "dr. Aloysius Benedictus Mboi (Ben Mboi)" Universitas Pertahanan RI atau Fakultas Logistik Militer Universitas Pertahanan RI merupakan salah satu kampus yang menyelenggarakan pendidikan asrama dengan disiplin dan budaya kemiliteran (Sumber : Pribadi)
Kampus satelit dari Universitas Pertahanan ini mendidik seluruh kadet mahasiswanya untuk menjadi agen-agen perubahan terutama di Kawasan Nusa Tenggara Timur, karena di Kawasan Nusa Tenggara Timur ini kekayaan alam begitu melimpah tapi masih sangat minim Sumber Daya Manusia yang mampu memanfaatkannya.
ADVERTISEMENT
Di kampus ini, para mahasiswa yang notabenenya dalam masa emerging adulthood dididik untuk menjadi pribadi yang Tanggap, Tanggon dan Trengginas serta berkarakter nasionalisme dan kebangsaan. Dengan adanya didikan seperti ini, para mahasiswa akan terbawa pengaruh positif, produktif serta jauh dari dampak buruk globalisasi. Para remaja ini juga dituntut untuk selalu bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar lewat program-program yang diadakan oleh universitas.
Kegiatan olahraga yang dilakukan bersama, untuk menunjang aspek trengginas para mahasiswa (Sumber : Pribadi)
Dan pada akhirnya, sebuah isolasi ringan memang menjadi kunci untuk menghindari pengaruh buruk globalisasi serta menuntun remaja emerging adulthood menuju masa dewasa yang baik dan terarah. Isolasi ringan yang dilakukan harus dalam pengawasan ahli sebab jika isolasi tersebut tidak terarah maka akan berdampak pada aspek psikologis remaja.
ADVERTISEMENT