Konten dari Pengguna

Urgensi Profil Pelajar Pancasila

Hatib Rachmawan
Dewan Pembina Pegiat Pendidikan Indonesia (Pundi). Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Aktif di dunia perbukuan sebagai Direktur UAD Press dan Penerbit Semesta Ilmu.
21 Juni 2024 10:18 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hatib Rachmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Profil Pelajar Pancasila. https://pixabay.com/id/photos/buku-asia-anak-anak-anak-laki-laki-1822474/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Profil Pelajar Pancasila. https://pixabay.com/id/photos/buku-asia-anak-anak-anak-laki-laki-1822474/
ADVERTISEMENT
Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai upaya pemulihan pembelajaran dengan fokus pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Karakteristik utamanya mencakup: pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skills dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila, penekanan pada materi esensial untuk pembelajaran mendalam dalam literasi dan numerasi, serta fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi sesuai kemampuan siswa dan konteks lokal.
ADVERTISEMENT
Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan yaitu pembelajaran intrakurikuler yang terdiferensiasi, pembelajaran kokurikuler berupa proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan pembelajaran ekstrakurikuler sesuai minat siswa dan sumber daya sekolah.
Profil Pelajar Pancasila adalah wujud konkret dari tujuan pendidikan nasional di Indonesia. Ia berfungsi sebagai pedoman utama dalam menyusun kebijakan-kebijakan pendidikan dan menjadi acuan bagi para pendidik dalam mengembangkan karakter dan kompetensi siswa.
Pelajar Pancasila menggambarkan ideal seorang pelajar Indonesia yang terus belajar sepanjang hayat, memiliki kompetensi tinggi, karakter yang kuat, dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Asesmen Nasional pasal 3 ayat 7 meliputi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong-royong, dan berkebhinekaan global.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila tidak hanya membentuk peserta didik yang unggul secara akademis tetapi juga memiliki moral dan etika yang baik, siap berkontribusi positif dalam masyarakat dan menghadapi tantangan global.
Dimensi Profil Pancasila
Akhlak Beragama ialah memperkuat keyakinan dan pengabdian kepada Tuhan, serta mempraktikkan ajaran agama dengan penuh kesungguhan. Akhlak pribadi membangun integritas, disiplin diri, dan tanggung jawab dalam segala aspek kehidupan pribadi. Akhlak kepada manusia mendorong sikap hormat, empati, dan kepedulian terhadap sesama, serta menghargai keberagaman dan hak asasi manusia. Akhlak kepada Alam mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan hidup, menjadi konservasionis yang bertanggung jawab, dan berperilaku ramah lingkungan. Akhlak bernegara menumbuhkan cinta tanah air, ketaatan pada hukum, partisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menghormati nilai-nilai demokrasi.
ADVERTISEMENT
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan mencakup kemampuan untuk mencari, mengumpulkan, dan memahami informasi serta gagasan dari berbagai sumber. Pelajar diajarkan untuk menjadi pembaca yang kritis dan aktif, mampu memilah informasi yang relevan dari yang tidak relevan, serta menggunakan berbagai strategi untuk memperoleh pengetahuan yang komprehensif dan akurat.
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran melibatkan proses kritis untuk menguraikan dan menilai argumen atau penalaran yang disajikan. Pelajar dilatih untuk mengidentifikasi premis, kesimpulan, dan asumsi yang mendasari suatu argumen, serta melakukan evaluasi kritis terhadap validitas, kekuatan, dan kelemahan dari argumen tersebut. Mereka diajarkan untuk menggunakan logika dan bukti yang relevan dalam mengevaluasi informasi yang mereka terima.
Merefleksi dan mengevaluasi pemikiran sendiri mengacu pada kemampuan untuk melakukan introspeksi terhadap pemikiran dan penalaran pribadi. Pelajar diajak untuk secara kritis merefleksikan proses berpikir mereka sendiri, mempertanyakan asumsi, memeriksa kesesuaian pemikiran dengan nilai-nilai dan tujuan pribadi, serta terbuka terhadap pemikiran alternatif atau sudut pandang baru. Mereka diajarkan untuk mengembangkan kesadaran diri yang mendalam dan menjadi pembelajar yang reflektif.
ADVERTISEMENT
Pelajar diajarkan untuk menghormati dan memahami berbagai budaya yang ada di dunia, termasuk nilai-nilai, tradisi, dan kepercayaan yang mendasarinya. Mereka mempelajari keragaman budaya sebagai sumber kekayaan yang memperkaya perspektif dan pengalaman hidup.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang dari latar belakang budaya yang berbeda merupakan keterampilan yang ditekankan. Pelajar diajarkan untuk menghargai perbedaan, mengatasi perbedaan bahasa dan komunikasi, serta membangun hubungan yang harmonis dan kolaboratif dalam konteks multikultural.
Pelajar didorong untuk merefleksikan pengalaman mereka dalam keberagaman budaya, mengidentifikasi stereotip atau prasangka yang mungkin ada, serta mengambil tanggung jawab atas tindakan dan sikap mereka terhadap orang lain yang berbeda budaya. Ini melibatkan kemampuan untuk mengembangkan empati, toleransi, dan sikap terbuka terhadap keragaman.
ADVERTISEMENT
Berkeadilan sosial mendorong kesadaran dan tindakan terhadap isu-isu sosial dan keadilan yang berkaitan dengan keberagaman. Pelajar didorong untuk mengambil peran aktif dalam mempromosikan kesetaraan hak, menghadapi diskriminasi, serta memperjuangkan keadilan sosial bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang budaya atau sosial mereka.
Pelajar diajarkan untuk menghargai peran serta semua anggota tim, membangun komunikasi yang baik, dan memanfaatkan kekuatan individu untuk mencapai hasil yang lebih baik secara kolektif. Sikap empati dan perhatian terhadap kebutuhan dan kondisi orang lain. Pelajar didorong untuk peduli terhadap kesejahteraan bersama, serta siap membantu dan mendukung sesama dalam situasi sulit atau memerlukan bantuan. Kemauan untuk berbagi pengetahuan, waktu, atau sumber daya dengan orang lain. Pelajar diajarkan untuk tidak egois dan memahami bahwa dengan berbagi, mereka dapat memberi manfaat kepada orang lain dan memperkuat hubungan sosial.
ADVERTISEMENT
Pelajar didorong untuk mengembangkan kesadaran diri yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, minat, dan nilai-nilai pribadi mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk secara objektif mengevaluasi diri sendiri, mengenali emosi dan reaksi terhadap berbagai situasi, serta memahami dampak dari tindakan dan keputusan mereka terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kemampuan untuk mengendalikan emosi, mengelola stres, dan menjaga keseimbangan dalam menghadapi tantangan dan tekanan hidup. Pelajar diajarkan untuk memiliki kontrol diri yang baik, mampu membuat keputusan secara mandiri berdasarkan pemahaman yang matang tentang diri sendiri dan nilai-nilai yang mereka anut.
Kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru yang inovatif dan tidak konvensional. Pelajar didorong untuk berpikir kritis dan kreatif, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan menghasilkan gagasan yang segar dan orisinal untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Pelajar diberi kesempatan untuk menerjemahkan gagasan-gagasan kreatif mereka menjadi karya nyata yang inovatif. Ini meliputi kemampuan untuk menerapkan ide-ide baru dalam proyek, produk, atau tindakan konkret yang membawa nilai tambah signifikan.
Kemampuan untuk berpikir fleksibel dan adaptif dalam mencari solusi terhadap berbagai masalah atau tantangan. Pelajar diajarkan untuk tidak terpaku pada satu cara berpikir atau solusi tunggal, tetapi mengembangkan kemampuan untuk eksplorasi ide-ide alternatif dan menyesuaikan strategi berdasarkan kebutuhan dan konteks yang berbeda.
Dampak Negatif Tidak Mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila
Tidak menerapkan dan melanjutkan Profil Pelajar Pancasila dalam sistem pendidikan Indonesia dapat memiliki dampak negatif yang signifikan.
Pertama, kurangnya pembentukan karakter dan etika. Profil Pelajar Pancasila menekankan nilai-nilai moral dan etika yang penting bagi pembentukan karakter siswa. Tanpa penerapan yang konsisten, siswa mungkin tidak mendapatkan pembinaan yang cukup untuk mengembangkan sikap-sikap positif seperti integritas, rasa hormat, dan tanggung jawab sosial.
ADVERTISEMENT
Kedua, peningkatan tingkat ketimpangan sosial. Profil Pelajar Pancasila mengajarkan kesetaraan dan keadilan sosial. Tanpa penerapan yang tepat, ada risiko meningkatnya kesenjangan antara siswa yang mendapat akses pendidikan berkualitas dan mereka yang tidak. Hal ini dapat memperburuk ketidakadilan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Ketiga, menurunnya daya saing global. Profil Pelajar Pancasila mencakup pengembangan kompetensi dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan global. Tidak menerapkan profil ini bisa membuat siswa kurang siap menghadapi tantangan global, seperti kurangnya keterampilan bahasa asing, keterampilan komunikasi lintas budaya, atau kekurangan dalam pemahaman terhadap isu-isu global.
Keempat, kurangnya inovasi dan kreativitas. Profil Pelajar Pancasila mendorong kreativitas dan inovasi melalui pendekatan pembelajaran yang mempromosikan pemikiran kritis dan solusi yang orisinal. Tanpa penerapan yang baik, siswa mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatif mereka, yang dapat menghambat kemajuan dalam bidang teknologi, sains, dan seni.
ADVERTISEMENT
Kelima, ketidakmampuan memenuhi standar pendidikan nasional. Profil Pelajar Pancasila didesain untuk memenuhi standar kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Tidak menerapkannya dengan serius bisa mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan nasional, yang berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara keseluruhan.
Urgensi Profil Pelajar Pancasila sangat jelas apabila setiap dimensi dan elemen dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidik perlu mengembangkan dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Profil Pelajar Pancasila dibentuk sebagai usaha pengembangan SDM unggul yang bersifat holistik, dan tidak berfokus pada kemampuan kognitif saja. Karena itu, Profil Pelajar Pancasila juga merupakan suatu capaian dari proses pembelajaran lintas disiplin.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, penting untuk terus menerapkan dan mengembangkan Profil Pelajar Pancasila sebagai bagian integral dari sistem pendidikan Indonesia untuk memastikan bahwa setiap generasi mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik dan berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa.