Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Ini Loh, Peran Pupuk Sriwidjaja Palembang Sukseskan Asian Games 2018 di Panjat Tebing
27 Agustus 2018 13:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Pupuk Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sahabat Kumparan, mungkin dari kalian belum mengetahui bahwa olahraga panjat tebing itu sudah dikenal sejak sebelum jaman Perang Dunia I, terutama oleh kalangan militer ya! Namun dalam perkembangannya kegiatan ini menjadi populer di masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Mari sahabat simak asal mula dari olahraga Panjat Tebing!
Panjat tebing merupakan bagian dari olahraga mendaki gunung sampai ke puncak gunung tersebut. Olahraga ini mulai dikenal pada awal tahun 1910 di kawasan Eropa tepatnya di pegunungan Alpen, Austria. Namun saat itu teknik yang digunakan tergolong primitif atau tanpa bantuan alat.
Pada tahun 1920, mulailah diperkenalkan tali dan alat lainnya yang digunakan untuk panjat tebing. Pada era tersebut, sebagian besar peminta olahraga ekstrem ini dari kalangan militer.
Pada tahun 1930, olahraga ini mulai mengalami transformasi yang cukup pesat, dimana para pemanjat banyak melakukan kegiatan menaiki tebing-tebing kecil hingga besar di sekitar kawasan pegunungan Alpen.
Namun sangat disayangkan olahraga ini mulai hilang akibat dari PD II. Saat itu jumlah pemanjat mengalami penurunan drastis. Tetapi setelah PD II telah usai, olahraga ini mulai kembali mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya peralatan panjat yang tersedia di pasaran, sehingga memudahkan para pecinta kegiatan ekstrem ini untuk mendapatkan.
ADVERTISEMENT
Olahraga ini terus mengalami perkembangan dari tahun 1920 - 1970. Saat itu terjadi pertukaran sistem dan teknik antara pemanjat di seluruh negara. Peminat dari olahraga ini pada umumnya diminati oleh negara-negara seperti Amerika dan Inggris. Adapun terdapat teknik lain yang juga dikenalkan oleh pemanjat dari negara Perancis. Teknik yang digunakan mereka lebih kepada seni olahraga murni panjat tebing atau panjat dinding.
Pada perkembangannya, kegiatan ekstrem ini mulai resmi dijadikan ajang olahraga Panjat Tebing pada tahun 1980.
Perkembangan Olahraga Panjat Tebing di Indonesia
Panjat tebing mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1960-an, yang kemudian berdiri beberapa komunitas pecinta alam dari Universitas Indonesia dan Wanadri.
Sekitar tahun 1975, panjat tebing mulai resmi berdiri sendiri. Waktu itu beberapa orang yang sekarang dikenal sebagai tonggak kebangkitan Panjat Tebing Indonesia antara lain Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1988, Indonesia mengundang tiga pemanjat tebing profesional asal Perancis melalui Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga yang bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Perancis (CCF). Tiga pemanjat profesional Perancis yaitu; Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau yang kemudian memunculkan inspirasi untuk mendirikan Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FGTI).
FGTI resmi berdiri pada tahun 1989, yang sebelumnya sekitar 40 orang dari perkumpulan PA yang ada di akarta, Bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang mengeluarkan ikrar di Tugu Monas tanggal 21 April 1988.
Pada tahun 1992, FGTI mulai berubah nama menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan kemudian FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des Assosiations d`Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat tebing dan gunung internasional. UIIA merupakan organisasi olahraga dunia yangbertaggung jawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk Olimpiade. Adapun pada tahun 1994, FPTI resmi diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Olahraga ini mulai diikutsertakan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 1996.
ADVERTISEMENT
Peran PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang
PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) mendukung terhadap kesuksesan pelaksanaan Asian Games 2018 melalui pembangunan venue panjat tebing.
Pembangunan venue Panjat Tebing untuk Asian Games ini direncanakan berada dalam kawasan Jakabaring Sport City Palembang.
Adapun nilai bantuan dari PT Pusri sebesar Rp 10 miliar untuk pembangunan venue dan fasilitas pendukung lainnya, melalui dana dari Corporate Social Reponbility (CSR) PT Pusri.
“Inilah bentuk dukungan kami sebagai BUMN Pupuk untuk turut menyukseskan pelaksanaan Asian Games di Palembang”, ujar Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana.
Wijaya Laksana juga menambahkan bahwa kami selalu memantau progress pengerjaan venue tersebut melalui koordinasi dengan pihak terkait dan pemerintah setempat. “Berdasarkan informasi yang kami terima bahwa perkembangan pembangunan venue tersebut, akan rampung pada bulan Agustus 2018.”
ADVERTISEMENT
“Segenap direksi Pupuk Indonesia Group ikut serta mendukung dan menyukseskan Asian Games 2018. Semoga para atlet Indonesia bisa bertanding dengan penuh semangat,” pungkas Wijaya Laksana.
Update Asian Games 2018 Cabang Olahraga Panjat Tebing
Sebagai informasi untuk sahabat Kumparan, Indonesia telah berhasil memborong 3 medali dalam cabang olahraga panjat tebing.
Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita sebagai warga negara Indonesia, karena cabang olahraga panjat tebing untuk pertama kalinya dipertandingkan dalam sejarah Asian Games.
Adapun berikut prestasi yang diraih oleh kontingen Indonesia, yakni satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu dari cabang olahraga panjat dinding nomor speed climbing.
Kesuksesan medali emas ini didapatkan setelah terjadi all Indonesian final di kategori putri. Aries Susanti Rahayu dan Puji Lestari berhasil lolos ke final.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, medali perunggu didapatkan Aspar Jaelolo yang pada perebutan posisi ketiga mengalahkan rekan senegaranya, Sabri.
Adapun medali emas didapatkan atlet Iran, Reza Alipour. Kemenangan itu didapatkan setelah Zhong Qixin didiskualifikasi.
Ayok! kita terus dukung atlet-atlet Indonesia dalam meraih medali emas di ajang Asian Games 2018 “The Inspiring Spirit and Energy of Asia”.
Ikuti terus informasi mengenai Pupuk Indonesia dengan mengikuti akun social media Kami.
IG: @pt.pupukindonesia
Twitter: @pupuk_indonesia
FB: PT Pupuk Indonesia