Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
FK Unair Perkenalkan Manfaat TOGA dan Terapi Komplementer di Sidoarjo
12 September 2022 15:30 WIB
Tulisan dari Abdul Khairul Rizki Purba, dr, MSc, SpFK, PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam masa pandemi ini, masyarakat harus tetap sehat. Tentu agar bisa terhindar dari virus corona. Selain menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), masyarakat juga harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Agar tetap sehat di rumah, masyarakat juga musti bisa mewujudkan kemandirian obat. Salah satunya dengan menanam tanaman obat keluarga. Terkait hal itu, Bagian Farmakologi, Departemen Anatomi, Histologi, dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (pengmas) bertajuk "Pelatihan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Edukasi Terapi Komplementer".
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo yang menjadi sasaran FK Unair untuk melalukan pengabdian masyarakat. Adapun kegiatan pengmas ini dilaksanakan secara hybrid selama tiga hari, yaitu pada tanggal 22, 23, dan 26 Agustus 2022. Pengmas diawali dengan kegiatan pengenalan TOGA secara umum melalui zoom meeting pada senin (22/8), kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan secara langsung di balai RW 10 Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, dan ditutup dengan diskusi bersama para warga yang diadakan pada Jum’at (26/8).
Abdul Khairul Rizki Purba, dr., M.Sc., Sp.FK., Ph.D yang merupakan ketua panitia pengabdian masyarakat FK Unair mengatakan, di tengah masa pandemi yang berdampak buruk terhadap kesehatan dan bahkan situasi perkonomian masyarakat ini, sudah seharusnya kalangan akademisi menghadirkan diri secara langsung untuk membantu mencarikan solusi, agar masyarakat tetap dapat terjamin kesehatannya melalui pemanfaatan TOGA yang dapat diolah menjadi berbagai minuman herbal peningkat imunitas.
ADVERTISEMENT
"Kami dari Departemen Anatomi, Histologi, dan Farmakologi FK Unair memiliki segmentasi untuk pengabdian masyarakat di Desa Sumorame yakni kalangan ibu-ibu rumah tangga. Karena dengan adanya kehadiran kami di sini, nantinya kalangan ibu rumah tangga ini bisa tahu nilai lebih dari TOGA sebagai penunjang kesehatan yang murah dan terjangkau, dengan hasil akhirnya tentu dapat meningkatkan keterjaminan kesehatan di level paling bawah di masyarakat yaitu keluarga", ungkap Dr. Khairul di sela-sela penyuluhan.
Sementara itu, Ibu Rachma Pantja Fadjarwati yang merupakan salah satu narasumber pengmas dari Poli Obat Tradisional Indonesia RSUD Dr. Soetomo mengatakan, TOGA memiliki potensi yang sangat baik sebagai penunjang kesehatan masyarakat, namun kenyataan secara empirik menunjukkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami bagaimana memanfaatkan TOGA ini dengan optimal.
ADVERTISEMENT
"Untuk membuat ramuan herbal berbahan TOGA, sejatinya hanya diperlukan tanaman-tanaman yang sudah jamak diketahui oleh ibu-ibu semua, jenisnya pun tidak terlalu banyak, hanya saja memang beberapa hal ini harus dicermati sehingga tidak asal mencampur tanaman supaya didapatkan khasiat seperti yang diharapkan”, terang Bu Rachma.
Hal senada juga diutarakan Wenny Aprilia Putri, A.Md yang notabene merupakan praktisi akupresure dari Poli Obat Tradisional Indonesia RSUD Dr. Soetomo. Menurutnya, ibu rumah tangga adalah pioner kesehatan bagi keluarga seutuhnya.
"Selain memanfaatkan TOGA sebagai ramuan herbal, ibu-ibu juga dapat mengaplikasikan acupressure sebagai terapi komplementer bagi keluarga di rumah. Selain murah, juga mudah (dilakukan)", urai Wenny.
Di akhir acara penyuluhan, Dr. Khairul selaku perwakilan panitia pengmas FK Unair membagikan beberapa bibit TOGA untuk ditanam dan dilestarikan oleh para peserta pengmas, hal itu pun sontak disambut antusiasme oleh warga.
ADVERTISEMENT
“Kami berterimakasih kepada Dr. Khairul dan tim dari FK Unair yang sudah memberikan kami informasi terkait pemanfaatan tanaman TOGA sekaligus mengajari kami pijat acupressure. Kami berharap kedepannya acara semacam ini bisa rutin diadakan dengan target peserta yang lebih luas,” ujar Triyani, Ketua RW 10 Desa Sumorame.
Departemen Anatomi, Histologi, dan Farmakologi FK Unair memilih TOGA dan terapi komplementer sebagai tema besar pengmas kali ini karena berangkat dari keresahan bahwa kini TOGA sudah tidak begitu familiar di masyarakat, khususnya bagi generasi milenial. Selain itu untuk mendapatkan penyuluhan yang komprehensif juga cukup sulit.
Untuk itu, perlu adanya keterlibatan masyarakat khususnya para ibu sebagai tonggak utama keluarga untuk menjadi agen perubahan yang mendukung penanaman TOGA sebagai upaya menyediakan kemandirian obat di lingkungan tempat tinggal masing-masing, yang semuanya itu akan bermuara pada terciptanya kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini.
ADVERTISEMENT
"Kami bersyukur bahwa seluruh rangkaian acara ini berjalan dengan lancar dan mendapat antusiasme yang positif dari warga. Semoga dengan langkah awal ini, masyarakat dapat lebih aware tentang pentingnya TOGA bagi kehidupan sehari-hari, utamanya di saat pandemi seperti saat ini," pungkas Dr. Khairul.