Foresight Perdesaan: Membangun Desa Berkelanjutan di Indonesia

Purnama Alamsyah
Peneliti KSDK BRIN
Konten dari Pengguna
22 April 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Purnama Alamsyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Gambar pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Gambar pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Bumi, yang diperingati setiap tanggal 22 April, telah menjadi simbol global untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong upaya nyata dalam pelestarian lingkungan. Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970, Hari Bumi telah memotivasi banyak orang di seluruh dunia untuk mengambil tindakan nyata dalam melindungi planet kita seperti yang dicatat dalam Earth Day 2021 Report. Peringatan Hari Bumi tahun ini memberikan kesempatan bagi kita untuk merefleksikan peran penting desa dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, khususnya melalui penggunaan metodologi Foresight.
ADVERTISEMENT
Foresight, dengan merujuk pada Foresight Manual yang dikembangkan oleh UNDP (2018) adalah sebagai pendekatan untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan, melibatkan analisis tren, identifikasi faktor-faktor pendorong perubahan, dan pengembangan skenario masa depan. Pendekatan ini dapat kita memainkan peran penting dalam pembangunan desa yang berkelanjutan, pertanian, dan ketahanan masyarakat. Metode ini mencakup perumusan rencana secara proaktif dan mengantisipasi perkembangan di daerah pedesaan. Metode ini fokus pada identifikasi dan analisis dampak potensial dari tren, peluang, dan tantangan diperlukan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan yang tepat serta mengeksplorasi dan menentukan skenario masa depan yang potensial. Dengan menganalisis strategi untuk menyesuaikan diri dengan tantangan dan tren global, metode ini berupaya mengidentifikasi faktor-faktor penting bagi pembangunan berkelanjutan di wilayah perdesaan (Sarıtaş & Kuzminov, 2017).
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat beberapa hal yang menjadikan foresight ini relevan dalam konteks Pembangunan perdesaan di Indonesia, yaitu
ADVERTISEMENT
Untuk melekatkan konsep Foresight dalam Pembangunan perdesaan di Indonesia, serangkaian tahapan harus dilakukan.
Tahap pertama melibatkan identifikasi pemangku kepentingan yang relevan, penetapan fokus dan tujuan, serta pengumpulan data dan informasi awal. Tahap ini penting untuk memastikan pelaksanaan proses Foresight yang efisien dan komprehensif.
Pada tahap kedua, kita melakukan investigasi dengan menganalisis tren, mengidentifikasi faktor-faktor perubahan, dan menilai isu-isu yang dapat mempengaruhi masa depan desa. Jika kita melihat lebih dalam Hari Bumi, beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan antara lain perubahan iklim, degradasi lingkungan, kemajuan teknologi, perubahan demografi, dan dinamika sosial ekonomi. Dengan melakukan investigasi ini, kita dapat melihat potensi peluang dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh desa-desa di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tahap ketiga melibatkan penggunaan imajinasi untuk membangun skenario masa depan yang mungkin terjadi. Kita dapat membayangkan beberapa skenario yang memungkinkan kita untuk membayangkan berbagai kemungkinan masa depan dan mempersiapkan tindakan yang diperlukan. Skenario-skenario tersebut di antaranya:
ADVERTISEMENT
Tahap keempat atau Tahap Integrasi, kita menganalisis implikasi dari setiap skenario secara mendalam dan menentukan strategi dan kebijakan yang diperlukan. Beberapa strategi yang mungkin diperlukan antara lain: (1) meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam pengelolaan lingkungan; (2) membangun infrastruktur ramah lingkungan seperti sistem energi terbarukan dan pengelolaan sampah; (3) meningkatkan pendidikan dan mempromosikan kesadaran lingkungan; (4) mendorong kerja sama antara pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat desa. Strategi-strategi ini perlu dirumuskan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Tahap implementasi adalah tahap terakhir di mana kita mengubah strategi dan kebijakan menjadi tindakan nyata. Implementasi ini membutuhkan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat, pemerintah desa, LSM, sektor swasta, dan masyarakat lokal. Pelaksanaan program dan kegiatan yang efektif membutuhkan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan Foresight dan mengikuti tahapan-tahapannya, kita dapat membangun visi bersama tentang masa depan desa di Indonesia yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan sejahtera. Visi ini menjadi aspirasi sekaligus rencana konkret yang dapat diukur untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Foresight memberikan kemampuan untuk memprediksi kemajuan yang akan datang di daerah pedesaan, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan memperkuat masyarakat desa. Untuk perencanaan strategis dan pengembangan wilayah pedesaan, foresight sangat penting karena pemanfaatan keterlibatan pemangku kepentingan, analisis tren, dan eksplorasi skenario.
Pada akhirnya, peringatan Hari Bumi tahun 2024 ini mengingatkan kita untuk merefleksikan hubungan kita dengan alam dan tanggung jawab kita dalam menjaga planet ini. Melalui penerapan Foresight untuk pembangunan desa di Indonesia, kita secara aktif terlibat dalam pemikiran visioner dan tindakan nyata untuk mewujudkan masa depan yang diinginkan. Selamat Hari Bumi 2024!
ADVERTISEMENT