Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Satu Mimpi Terwujud di Jerman
24 Mei 2022 19:04 WIB
Tulisan dari Elly Purnama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun 2022 menjadi saksi Vani Berliana mewujudkan salah satu mimpinya. Negara Jerman yang sebelumnya hanya dipandang melalui foto, berkat usahanya dia dapat menginjakkan kaki di negeri itu.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan studi, Vani memilih Jerman sebagai tempat untuk menimba ilmu. Tidak mudah, dia harus bergelut dengan diri sendiri untuk meyakinkan pilihannya.
Ini merupakan program diplomasi pemerintah Jerman dengan Indonesia. Untuk memulai kuliah, Vani harus sekolah bahasa terlebih dahulu. Perempuan berkacamata itu tinggal bersama keluarga asuh, di sana dia mendapatkan uang saku.
Ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas, Vani tertarik dengan promosi yang menawarkan kuliah dan kerja di Jerman. Dia mulai mencari informasi dan bahkan membaca buku mengenai bahasa Jerman di perpustakaan sekolah.
Sempat tertunda karena pandemi Covid-19, tetapi Vani tidak menyerah untuk tetap memperjuangkan pilihannya. Lelahnya terbayarkan ketika dirinya secara langsung dapat menghirup udara Muenchen, Jerman.
“Setiap hal yang berhubungan dengan Jerman itu benar-benar membuat deg-degan, merinding tidak tahu kenapa,” ungkap Vani. Dirinya bahkan tidak merasa asing saat pertama kali datang ke sana.
ADVERTISEMENT
Vani dibuat takjub dengan bangunan tua yang tinggi, klasik, dan terkesan megah seperti Marienplatz. Selain itu, pinggiran desa yang cantik karena ada berbagai macam bunga di sekitarnya dapat menjadi tempat refreshing.
Meskipun dirinya cepat beradaptasi, Vani sempat merasakan hambatan terutama karena perbedaan budaya. Dia mengatakan, di sekitar danau yang pernah dia kunjungi banyak yang mengenakan bikini, hal itu tentunya berbeda dengan budaya di Indonesia. Kemudian bahasanya, harus menggunakan bahasa Jerman karena masyarakat di sana jarang menggunakan bahasa Inggris.
Namun unik, kali pertama saat tiba di Jerman, satu kata yang terucap dari mulut Vani adalah “proud”. Bukan bahasa Jerman, melainkan bahasa Inggris karena kosa kata yang dia pelajari tiba-tiba menguap begitu saja.
ADVERTISEMENT
(Elly Purnama/Politeknik Negeri Jakarta)