Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Revolusi Perdamaian: Perdamaian Era Kita, Mundurnya Kekaisaran, Perdamaian Atom
10 Juni 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari purnawanizzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah anda bertanya-tanya, kapan habisnya konflik serta peperangan yang terjadi di dunia? Atau mungkin pertanyaan mengenai, kapan perdamaian dapat diterapkan di seluruh dunia? Hal-hal tersebut mungkin pernah muncul di benak pikiran anda walaupun hanya sepintas saja. Manusia menjadi satu makhluk yang tidak akan pernah puas akan sesuatu, hal ini pun menyangkut kepuasan akan perselisihan maupun kepuasan akan pengakuan dari manusia lainnya. Namun hal tersebutlah juga yang membuat manusia menjadi makhluk yang unik di seluruh dunia. Lantas bagaimana jawaban dari permasalahan-permasalahan tersebut? Yuk simak lebih lanjut pembahasan yang ada dalam artikel ini dari sebuah perjalanan panjang yang dibahas dalam artikel ini melalui eksplorasi serta penggabungan konsep yang ada dalam “Peace In Our Time”, “Imperial Retirement”, dan “Pax Atomica” untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Menghargai Era Damai yang Sering Terabaikan
Di era modern ini, banyak orang tidak menyadari betapa damainya dunia yang kita tinggali. Kita tidak hidup di masa seribu tahun lalu, di mana kekerasan dan pertempuran antar suku merupakan hal yang lumrah.
Perang dan konflik yang terjadi di masa kini, seperti di Afghanistan dan Irak, seringkali menarik perhatian media dan publik. Namun, kenyataannya, sebagian besar penduduk dunia saat ini hidup dalam perdamaian.
Pada tahun 2000, meskipun perang dan kejahatan dengan kekerasan menyebabkan kematian 830.000 orang, angka ini hanya 1,5% dari total kematian pada tahun tersebut. Kematian akibat kecelakaan mobil (2,25%) dan bunuh diri (1,45%) jauh lebih tinggi.
Meskipun masih ada tantangan dan ancaman di beberapa tempat, secara keseluruhan, dunia telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam hal keamanan dan perdamaian.
ADVERTISEMENT
Dari Kekejaman Menuju Kedamaian
Di masa lampau, kekerasan mewarnai kehidupan manusia. Anak-anak dihukum cambuk, anak dijual sebagai budak, dan perempuan dianiaya oleh suami. Ketakutan dan rasa tidak aman selalu menghantui.
Namun, seiring waktu, dunia telah berubah ke arah yang lebih damai. Harapan-harapan manusia untuk hidup bebas dari kekerasan semakin terpenuhi.
Perubahan ini sebagian besar disebabkan oleh bangkitnya negara-negara yang kuat. Negara-negara ini mampu menegakkan hukum dan ketertiban, menyelesaikan pertikaian antar kelompok, dan menciptakan rasa aman bagi masyarakatnya.
Bukti nyata terlihat dari data statistik. Tingkat pembunuhan global telah menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir. Saat ini, rata-rata hanya sembilan pembunuhan per 100.000 orang di seluruh dunia, dan sebagian besar terjadi di negara-negara yang masih berjuang dengan stabilitas dan penegakan hukum.
ADVERTISEMENT
Meskipun masih ada kasus negara yang menindas rakyatnya, secara keseluruhan, orang modern jauh lebih kecil kemungkinannya untuk dibunuh oleh orang lain dibandingkan dengan orang-orang di masa pra-modern.
Contohnya, di Brasil, bawah pemerintahan diktator selama 20 tahun, rata-rata penduduk Rio de Janeiro jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mati di tangan manusia dibandingkan dengan penduduk asli Amazon yang hidup tanpa hukum dan ketertiban.
Tren global nya jelas menunjukkan bahwa dunia menjadi semakin damai. Hal ini patut disyukuri dan menjadi pengingat bahwa kemajuan manusia adalah suatu hal yang mungkin.
Dari Kekaisaran Berdarah Menuju Transisi Damai
Runtuhnya kerajaan-kerajaan besar di abad ke-20 menunjukkan pergeseran global menuju perdamaian dan ketertiban. Meskipun proses ini tidak selalu mulus, dan beberapa kasus melibatkan kekerasan, seperti di India, Inggris, dan Prancis. Secara keseluruhan, transisi ini jauh lebih damai dibandingkan dengan runtuhnya kerajaan di masa lampau.
ADVERTISEMENT
Puncak dari transisi damai ini adalah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1989. Meskipun tidak ada kekalahan militer, invasi eksternal, atau pemberontakan besar, kekaisaran besar ini bubar dengan cepat dan tanpa pertempuran besar. Transisi damai Uni Soviet ini menjadi contoh yang luar biasa bagi dunia. Berbeda dengan runtuhnya kerajaan di masa lampau yang sering diwarnai kekerasan, Uni Soviet menunjukkan bahwa perubahan politik besar dapat terjadi tanpa pertumpahan darah.
Runtuhnya kerajaan-kerajaan besar di abad ke-20 menunjukkan pergeseran positif menuju dunia yang lebih damai dan tertib. Hal ini memberikan harapan untuk masa depan di mana kekerasan antar negara dapat dihindari dan perdamaian dapat terjalin di seluruh dunia.
Dari Era Perang Menuju Perdamaian Sejati
ADVERTISEMENT
Di Afrika, meskipun kondisinya lebih buruk, sebagian besar konflik masih berupa perang saudara dan kudeta. Sejak kemerdekaan negara-negara Afrika di tahun 1960-an dan 1970-an, hanya sedikit negara yang melakukan invasi dengan tujuan penaklukan.
Meskipun ada periode perdamaian sebelumnya, seperti di Eropa antara tahun 1871 dan 1914, periode tersebut selalu berakhir dengan buruk. Namun, masa kini berbeda. Perdamaian sejati bukan hanya berarti tidak adanya perang, tetapi juga ketidakmungkinan perang. Perdamaian sejati belum pernah terwujud di dunia ini. Antara tahun 1871 dan 1914, perang di Eropa masih mungkin terjadi, dan ekspektasi perang mendominasi pemikiran para pemimpin dan rakyat. Hal ini terbukti terjadi pada semua periode damai dalam sejarah.
Perang semacam itu mungkin masih terjadi antara beberapa negara, seperti Israel dan Suriah, Ethiopia dan Eritrea, atau AS dan Iran. Namun, ini adalah pengecualian yang membuktikan aturan.
ADVERTISEMENT
Situasi ini tentu saja dapat berubah di masa depan. Namun, dari sudut pandang sejarah, kenaifan dunia saat ini sungguh menakjubkan. Belum pernah perdamaian menjadi begitu lazim sehingga orang bahkan tidak bisa membayangkan perang.
Perdamaian Lebih Menguntungkan di Era Modern
Paragraf ini menjelaskan bagaimana perdamaian menjadi lebih menguntungkan di era modern dibandingkan di masa lampau. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Ekonomi: Di era modern, perdagangan dan investasi internasional menjadi vital untuk kemakmuran. Perdamaian memungkinkan negara-negara untuk saling berdagang dan berinvestasi, meningkatkan keuntungan bersama.
2. Politik: Semakin banyak elit yang cinta damai dan melihat perang sebagai sesuatu yang jahat dan dapat dihindari. Hal ini mendorong kebijakan yang memprioritaskan perdamaian.
3. Ancaman Nuklir: Ancaman bencana nuklir telah meningkatkan sentimen pasifis. Ketakutan akan perang nuklir mendorong orang-orang untuk mencari solusi damai untuk konflik.
ADVERTISEMENT
4. Umpan Balik Positif: Keempat faktor ini saling memperkuat. Perdamaian mendorong perdagangan dan investasi, yang meningkatkan keuntungan perdamaian dan memperkecil biaya perang.
Kesimpulan
Konflik dan peperangan di dunia telah mengalami penurunan yang signifikan, disebabkan oleh kemampuan manusia untuk berkembang dan memperbaiki kekurangan setiap tahun. Namun, ketimpangan kekuasaan masih menjadi hambatan untuk mencapai perdamaian. Meskipun perdamaian saat ini belum terwujud, hal ini lebih baik dibandingkan dengan masa lalu. Konflik dan peperangan yang usai tidak selalu berarti akhir yang damai untuk semua, dan tidak semua orang ingin akhir yang sama dari setiap permasalahan.
Referensi
Harari, Y. N. (2014). Sapiens: A Brief History of Humankind. Signal Books.