Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rendahnya Minat Baca di Kalangan Remaja Indonesia
7 Desember 2021 20:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Puspa Isya Qoblia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun nyatanya, kondisi perkembangan minat baca dan kemampuan membaca masyarakat Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Menurut data statistik dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah.
Terutama di kalangan masyarakat dan khususnya remaja . Banyak remaja Indonesia yang masih belum ada kesadaran dalam pentingnya membaca. Terlebih remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan bisa menjunjung tinggi martabat negeri. Yang mana harus mampu untuk berpikir kritis dan berwawasan luas agar bisa bersaing dengan daerah bahkan negara lain.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca remaja di Indonesia masih sangat rendah yang harus kita ketahui. Seperti halnya, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Lalu, fasilitas pendidikan yang belum merata dan minimnya kualitas sarana pendidikan. Tak bisa dipungkiri, bahwa di sekitar kita masih banyak anak yang putus sekolah dan sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar.
ADVERTISEMENT
Hal ini secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia. Dan terakhir, masih kurangnya produksi buku di Indonesia sebagai dampak masih banyak belum berkembangnya penerbit di daerah, karena insentif bagi produsen buku dirasa belum adil, dan wajib pajak bagi penulis yang mendapatkan royalti rendah.
Terlebih lagi, seperti yang ada di sekeliling kita yakni dengan kemunculan media sosial dan fitur game online. Membuat para remaja lebih tertarik akan hal itu daripada membaca.
Mungkin banyak dari kita merasakan dampak yang baik dari media sosial. Tetapi, media sosial juga memberikan dampak yang negatif yakni membuat kecanduan dalam menggunakannya. Kalau sudah begitu, seseorang akan malas untuk membaca bahkan belajar.
Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan, karena akan berdampak negatif pada kemampuan pola pikir kritis kita. Sehingga, remaja di Indonesia akan mudah sekali termakan berita palsu atau hoaks . Seperti yang kita ketahui, bahwa berita palsu bisa memicu keributan, keresahan, perselisihan, bahkan ujaran kebencian. Tak hanya itu, seseorang yang malas membaca akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang minim.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi harapan bangsa, hal ini tentu tidak boleh terjadi, karena akan berakibat sulit mendapatkan pekerjaan dan tidak mampu bersaing dengan daerah bahkan negara lain. Selain itu juga, generasi muda yang kurang terhadap minat baca akan sulit mengembangkan potensi diri.
Melihat beberapa kondisi ini, rendahnya minat baca sangat berdampak pada kemampuan berpikir kritis kita. Sehingga kita mudah termakan berita palsu atau hoaks, minimnya pengetahuan dan juga wawasan, serta sulit mengembangkan potensi diri yang mana sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia, dan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri lagi rendahnya minat membaca di Indonesia menjadi permasalahan yang harus diperhatikan. Untuk mengatasi permasalahan itu, kita bisa melakukan hal sederhana dengan menanamkan kesadaran dalam diri kita, bahwa membaca itu sangat penting. Selain itu, kita juga harus menerapkan budaya membaca mulai dari sekarang.
ADVERTISEMENT