Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Das Kapital
25 Februari 2017 3:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Pustaka Madura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Judul: Kajian Kritis Das Kapital Karl Marx
Penulis: Anthoni Brewer
ADVERTISEMENT
Penerbit: Narasi
Tebal: xiv+ 317 hal
Harga: Rp. 85.000,-
Isi
Karl Heinrich Marx (1818-1889) adalah sebuah fenomena. Sekurang-kurangnya dalam dua abad belakangan ini, ia tak ubahnya seorang "nabi". Di kutub yang satu, ia disanjung dan dipuja-puji. Tapi tak kurang pula dihujat dan dicaci-maki di kutub yang lain.
Marx "beredar" dalam ragam teori sosial, politik, ekonomi, budaya, dan filsafat. Ia pun "mercu suar" bagi kegiatan praksis sebagian komunitas. Ia ikut "membagi dunia" antara sosialisme dan kapitalisme, antara komunisme dan liberalisme. Menurut Franz Magnis-Suseno, dalam Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopia ke Perselisihan Revisionisme (1999), tanpa alam pikiran Marx, abad ke-20 akan berlangsung lain.
Hal ini yang membedakannya dengan Auguste Comte (1798-1857) dan Martin Heidegger (1889-1976). Mereka mengubah cara para filsuf berpikir, yang pada gilirannya berdampak pada cara pandang masyarakat. Sementara Marx mengubah cara manusia bertindak. Bukan sekadar upaya spekulatif bila hubungan antara Marx "muda" dan Marx "dewasa" masuk dalam agenda perbincangan kaum neo- Marxis sekitar 1960-an.
ADVERTISEMENT