Konten dari Pengguna

Second Sex: Kehidupan Perempuan

Pustaka Madura
--RECOMMENDED BOOK-- WA: 0817582425
25 Februari 2017 3:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pustaka Madura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Judul: Second Sex
Kehidupan Perempuan
Penulis: Simone de Beauvoir
Penerbit: Narasi dan Pustaka Promethea
ADVERTISEMENT
Tebal: 691 halaman
Kondisi: segel
Harga: Rp. 135.000,-
Isi
Buku second sex jilid kedua ini bercerita tentang Kehidupan Perempuan. Perempuan di masanya Simone menurutnya sedang dalam proses pemulihan mitos feminisme. Mereka mulai menyatakan kebebasannya dengan cara yang terang-terangan, tapi sayang mereka tidak, atau belum dapat menikmati kehidupan yang mereka inginkan seperti kaum laki-laki. Kemana pun mereka melangkah, garis ahir selalu berwujud pada pernikahan. Ini artinya sama dengan mengakui dominasi laki-laki. Hal inilah yang memang ingin dipertahankan laki-laki karena mereka juga ingin mempertahankan fondasi sosial.
Dalam buku ini tergambar bagaimana perempuan mengalami masa pencobaan dan pengalaman-pengalaman menariknya sehingga kita bisa memahami secara mendalam apa saja yang dihadapinya. Beban masa lalunya akan masih menghantui di masa yang akan datang. Tahun-tahun pertumbuhan sebagai masa kecil, gadis muda, perempuan menikah, usia matang sampai lanjut usia diceritakan dengan sangat filosofis. Semakin saya membaca buku kedua ini hati saya semakin sesak betapa banyak kebenaran yang sebenarnya terungkap. Apalagi bila setiap hari saya bertemu dengan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dan trafiking. Semakin saya membenarkan situasi yang diceritakan Simone.
ADVERTISEMENT
Simone menuliskan Rapport d’Uriel: “Tubuh laki-laki yang dapat memahami dirinya sendiri, sangat berbeda dengan tubuh perempuan dimana tubuh perempuan tampak menginginkan signifikansi oleh dirinya sendiri…Laki-laki mampu berpikir tentang dirinya sendiri. Sementara perempuan tidak dapat memikirkan dirinya tanpa laki-laki. Ia tak lebih dari apa yang dikatakan laki-laki, oleh karenanya, ia disebut “seks”, yang secara esensial berarti datang kepada laki-laki sebagai mahluk seksual. Baginya, ia adalah seks—seks absolut. Ia didefinisikan dan dibedakan dengan referensi laki-laki dan bukan dengan referensi perempuan. Ia merupakan mahluk yang tercipta secara kebetulan. Mahluk tidak esensial yang berlawanan dengan mahluk esensial.