Konten dari Pengguna

Politik dan Sistem Keamanan Amerika dan China

PUTRA AGUNG PRATAMA
Mahasiswa S1 Hubungan International Universitas Amikom Yogyakarta
8 Januari 2023 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PUTRA AGUNG PRATAMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source :Pixabau.com
zoom-in-whitePerbesar
Source :Pixabau.com
ADVERTISEMENT
Dunia digegerkan mengenai aksi sebuah pesawat militer china yang hampir bertabrakan dengan pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat di atas Laut China Selatan dengan hanya berjarak 3 meter. hal itu sempat menggerkan dunia, sehingga menjadi menciptakan pertanyaan bagaimana startegi keamanan militer dari kedua ngara tersebut ataukah hal ini hanya akan menjadi sebuah strategi kedua negara untuk menjadi perhatian dunia, dan bagaimana polemik ini menjadi sebuah isu yang perlu diperhatikan dalam hubungan negara untuk mempertahankan kemanan Militer ataupun ekonomi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pernyataan Militer Amerika Serikat?
Militer AS menyatakan pesawatnya terpaksa melakukan manuver mengelak untuk menghindari tabrakan di wilayah udara internasional tersebut. insiden tersebut menjadi sebuat sebutan amerika serikat sebagai tren baru tentang perilaku yang makin berbahaya oleh pesawat militer chinakejadian tersebut yang melibatkan jet tempur J-11 Angkatan Laut china dan pesawat RC-135 angkatan udara AS, terjadi pada 21 Desember, kata militer AS dalam sebuah pernyataan.
Hal itu menyorot perhatian dunia mengenai aksi kedua negara yaitu China dan Amerika Serikat karena kaitanya dengan aksi perdamaian diusung dalam kabar terbaru Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan melakukan perbincangan mengenai kasus tersebut.
Apakah hal ini akan menjadi konflik terbaru pasca konflik Covid-19 antara Donald Trump dan Xi Jinping dalam lahirnya kebijakan dan analisis terbaru mengenai perdamaian di antara kedua negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Diplomatic antara China dan Amerika harus melalui satu pemerintahan saja dan hal ini harus setidaknya disetujui oleh negara yang ingin menjalin kerjasama, perjanjian kerjasama dibidang pertahanan di antara Amerika dan Taiwan telah dilakukan semenjak perang dunia ke-2 hingga saat ini dari waktu ke waktu perjanjian Amerika -Taiwan telah mengalami beberapa reformasi dan akan semakin diperkuat hingga sekarang.
Namun konflik muncul antara keduanya salah satunya karena Taiwan. Taiwan yang berkonflik dengan China mengakibatkan Cina mengeluarkan kebijakan One China Policy. Kedekatan AS dengan Taiwan tidak dapat dilepaskan terbukti dengan penandatanganan Taiwan Relations Act. Perjanjian ini juga termasuk perjanjian penjualan senjata dari Amerika Serikat kepada Taiwan sebagai bentuk bantuan pertahanan diri Taiwan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kelanjutan kerjamasa pertahanan Amerika Serikat dan Taiwan?
Dalam kerjasama pertahanan AS – Taiwan dan juga perdagangan senjata yang dilakukan kedua negara tersebut, Republik Rakyat Cina melihat ini sebagai penghalang hubungan RRC dengan Amerika Serikat. Pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush, kebijakan Amerika Serikat terhadap Cina dan Taiwan terkait One China Policy lebih mendukung Taiwan. Bush menganggap Cina bukan sebagai strategic partner, namun lebih menampilkan kesan Cina sebagai “America’s enemy”.
Bush meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan, menegaskan komitmen untuk pertahanan Taiwan, serta mengubah arah strategi pertahanan Amerika Serikat dari Eropa menjadi fokus pada Asia Pasifik sebagai bentuk counter terhadap kekuatan militer Cina. Pada awal pemerintahannya, Obama menekankan bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dari Cina. Obama berhasil meredakan ketegangan antara Cina dan Taiwan.
ADVERTISEMENT
Namun, Obama terlihat cenderung mendukung Cina, terbukti dengan Obama menunjuk penasehat kebijakan yang pro Cina. Kebijakan Presiden Obama berubah pada periode kedua pemerintahannya. Obama kembali menekankan pentingnya hubungan dengan Taiwan. Obama menandatangani kebijakan yang mendukung Taiwan ikut serta dalam International Civil Aviation Organization.
Obama juga fokus pada diskusi yang serius pada hubungan bilateral mengenai US Taiwan Free Trade Agreement. Hubungan ini berlanjut dengan dukungan AS terhadap keanggotaan Taiwan pada Trans-Pacific Partnership Agreement. Hubungan dengan Taiwan dalam bidang militer kembali berlanjut ketika Presiden Obama menandatangani penjualan misil ke Taiwan. Hal ini memicu protes keras Cina pada Amerika.
Dalam kasus ini kita melihat bagaimana peraturan dan kebijakan negara dalam proses pembentukan kerjasama internasional, perlu adanya kebijakan dalam membangun kerjasama dan setiap negara kita akan melihat pasti adanya persaingan baik secara ekonomi pertahanan dan sebagainya , tetapi negara juga tidak dapat hidup secara individual sekalipun adanya persaingan pertahanan negara-negara akan tetap melakukan kerjasama dan kolaborasi untuk menciptakan suatu kepentingan yang ingin dicapai dari negara tujuan.
ADVERTISEMENT