Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Film Turning Red, Realita Kehidupan yang Dibuat Animasi
7 April 2022 18:13 WIB
Tulisan dari Putra Pratama Nabasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua yang memiliki anak pasti ingin anak mereka lahir sempurna, hidup makmur, dan memiliki masa depan yang bahagia. Memiliki anak yang serba bisa, penurut, dan sayang kepada orang tuanya merupakan hal yang membuat semua orang tua pastinya akan selalu bangga kepada anak tersebut. Begitu juga dengan Ming Lee, seorang ibu keturunan Tionghoa, yang tinggal di Kanada bersama dengan suaminya, Jin Lee dan anak semata wayangnya, Meilin. Ming Lee merupakan salah satu karakter dalam film animasi karya Disney yang berjudul "Turning Red". Layaknya seorang ibu berdarah asia, Ming ingin Meilin untuk memiliki nilai akademik yang baik. Meilin dituntut untuk terus mendapatkan nilai bagus, anak yang penurut, dan saat dewasa nanti bisa bekerja di kantor PBB.
ADVERTISEMENT
Meilin adalah seorang gadis berumur 13 tahun yang lahir dan besar di Toronto, Kanada. Dia mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari kedua orangtuanya dan Meilin pun juga sangat mencintai kedua orang tuanya. Meilin sendiri tumbuh dari sebuah keluarga yang sangat erat dengan adat Tionghoa yang mereka miliki. Mereka memiliki kuil tersendiri yang digunakan mereka sebagai tempat sembahyang dan juga merupakan tempat wisata bagi para turis maupun penduduk lokal.
Melihat seberapa besar cinta yang diberikan kepada orang tua Meilin kepadanya, Meilin memilih untuk patuh kepada orang tuanya. Meilin diminta untuk tidak pulang terlambat, membantu pekerjaan ibunya dalam menjaga kuil, belajar, mendapat nilai yang bagus, dan tidak pacaran. Namun layaknya remaja perempuan, Meilin memiliki rasa ketertarikan dengan seorang pria bernama Robbie yang merupakan salah satu anggota boyband terkenal bernama, 4 TOWN. Tidak hanya Meilin, ketiga sahabatnya, yaitu Miriam, Priya, dan Abby juga menyukai boyband tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Meilin dan ketiga sahabatnya ini pun juga menyukai seorang penjaga toko kelontong tampan bernama Devon. Awalnya, Meilin tidak terlalu melihat Devon berkarisma. Namun Meilin mulai menggambar Devon dengan dirinya di buku pelajarannya dan menggambarkan Devon sebagai kekasih Meilin. Namun tanpa disengaja, Ming melihat gambar yang Meilin buat dan dibuat terkejut olehnya. Sontak Ming langsung mendatangi Devon dan memarahi Devon di toko kelontong tempat Devon bekerja, di depan teman-teman Meilin. Hal ini membuat Meilin malu dan marah, tetapi Meilin tidak bisa marah kepada ibunya. Bahkan Meilin menyalahkan dirinya sendiri karena telah menggambar hal tersebut.
Keesokan harinya, Meilin tersadar bahwa dirinya sudah berubah menyerupai seekor panda merah raksasa. Hal ini membuat seisi rumah gaduh dan orang tua Meilin cemas. Ming mengira bahwa Meilin sudah memasuki masa remajanya yaitu menstruasi. Namun pada kenyataannya, Meilin berubah menyerupai panda merah raksasa. Namun untungnya, Meilin dapat berubah kembali seperti manusia normal. Ternyata penyebab Meilin dapat berubah karena hal ini merupakan kutukan turun temurun dari leluhurnya dan semua anggota keluarga Ming pun pernah berubah menyerupai panda merah raksasa termasuk ibu, nenek dan juga tante dari Meilin.
ADVERTISEMENT
Tidak ada anak yang ingin mengecewakan kedua orang tuanya maupun keluarganya. Namun, setiap anak juga setuju bahwa mereka ingin memiliki rasa kebebasan yang orang dewasa miliki. Seperti saat Meilin meminta kepada ibu dan ayahnya untuk mengizinkan Meilin menonton konser boyband 4 TOWN yang akan tampil dikotanya bersama sahabatnya. Namun sayangnya, Ming dan Jin tidak mengizinkan Meilin untuk pergi karena takut akan Meilin berubah menyerupai panda merah dan juga harga tiket konser yang cukup mahal. Tidak hanya itu, Ming juga tidak menyukai boyband yang dianggap membawa pengaruh buruk untuk anaknya.
Hal serupa juga berlangsung antara Ming dengan ibu Ming. Ibu Ming selalu memiliki harapan yang tinggi terhadap anaknya dan menuntut anaknya untuk selalu tampil sempurna. Hingga puncaknya, saat Ming meminta restu kepada ibunya bahwa dia ingin menikahi pasangan hidupnya, ibunda Ming tidak mengizinkan mereka untuk menikah. Karena amarah Ming yang tidak bisa ditahan lagi, Ming kemudian berubah menyerupai panda merah raksasa dan pergi menghancurkan separuh kota sebagai luapan amarah karena hubungan Ming dan Jin tidak direstui oleh ibunya. Oleh sebab kejadian tersebut, akhirnya ibunda Ming dengan berat hati merestui pernikahan anaknya dengan sosok pendamping hidup yang Ming dambakan.
ADVERTISEMENT
Sesayang apapun kita dengan orang tua kita, pasti kita tetap memerlukan teman dan sahabat yang terkadang bisa mengerti dan memahami kita lebih dari keluarga kita sendiri. Meilin pun juga sama, saat Meilin dihadapkan kepada keputusan yang sulit antara dia menghadiri ritual mengeluarkan panda merah dari dalam tubuhnya atau pergi ke konser 4 TOWN bersama dengan sahabatnya. Meilin akhirnya memilih untuk tetap mengikuti ritual tersebut. Namun, ditengah-tengah ritual, Meilin pun akhirnya kabur dan mencari sahabatnya. Karena Meilin sadar bahwa panda merah adalah alasan yang membuat dirinya semakin disayang oleh sahabatnya dan membuat Meilin jauh lebih bahagia dibandingkan menjadi manusia biasa.
Tidak hanya itu, Meilin juga diajak oleh sahabatnya untuk pergi ke tempat karaoke pada saat Meilin sedang bekerja di kuil. Meilin akhirnya menyetujui ajakan mereka dan ikut pergi ke tempat karaoke tersebut. Di saat yang bersamaan, Ming sempat ragu untuk mengizinkan Meilin pergi karena pada saat itu sedang waktunya Meilin bekerja. Meilin pun akhirnya meminta izin untuk dapat bermain dengan sahabatnya dan melakukan negosiasi kepada ibunya bahwa dia dan sahabatnya akan pulang sebelum jam makan malam tiba. Pada akhirnya, Ming mengizinkan Meilin bermain dan menyadari bahwa Meilin berhak untuk menikmati masa remajanya.
ADVERTISEMENT
Hal fatal yang sering dilakukan pada setiap keluarga adalah komunikasi yang kurang efektif atau kesalahan komunikasi antar sesama anggota keluarga. Kesalahan komunikasi ini sendiri dapat berupa ucapan yang sering orang tua lontarkan kepada anak-anaknya bahwa mereka kurang, mereka selalu membandingkan anak-anaknya, mereka nakal, mereka suka berbohong, dan mereka bodoh. Pola komunikasi seperti inilah yang dapat memunculkan rasa tidak percaya diri pada anak yang membuat anak merasa tidak dihargai dan membuat mereka selalu takut kepada orang tua sehingga mereka tidak dekat dengan orang tua mereka.
Kita pasti pernah dalam posisi Meilin. Kita pernah mengalami sebuah peristiwa saat orang tua kita tidak percaya dengan keputusan yang kita lakukan, orang tua kita tidak mau membebaskan kita, dan orang tua kita hanya memikirkan prestasi kita dibandingkan kemauan kita. Perasaan kesal dan sedih akibat kita mengecewakan orang tua kita bercampur aduk dengan perasaan kita yang tidak bisa bebas karena tuntutan dari keluarga. Namun hal ini bukan berarti alasan bagi kita untuk diam dan berserah. Kita dapat menggunakan kesempatan ini sebagai tempat bagi kita berkomunikasi dengan orang tua kita dan bernegosiasi mengenai keinginan masing-masing pihak.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga diharapkan dapat berkontribusi lebih untuk kesehatan mental anak. Menyadari betul bahwa anak juga seorang manusia yang pada suatu saat akan mengalami titik jenuh dan orang tua harus bisa membiarkan anak melakukan apa yang dia mau. Beri anak ruang untuk mengeskpresikan dirinya dan menikmati masa mudanya. Jangan lupa untuk mengapresiasi apa yang anak telah lakukan untuk orang tuanya agar mereka merasa diterima di dalam keluarga.
Rasa takut, khawatir, dan gelisah yang menghantui anak sudah pasti ada dan disinilah tugas orang tua untuk mau lebih terbuka dengan pendapat anak, untuk mau memahami apa yang anak tersebut inginkan. Orang tua boleh menuntut kepada anak untuk belajar rajin, hormat, sopan. Namun orang tua juga harus mendengar apa yang diinginkan anak tersebut dan melihat kondisi anak tersebut. Jika sudah dewasa, izinkan anak untuk melakukan apa yang dia ingin lakukan. Sebagai seorang anak, jangan menutup diri kepada orang tua. Mencoba untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur kepada orang tua. Jangan menyembunyikan diri kita dari orang tua kita sendiri dan jangan malu maupun takut untuk berbicara dengan orang tua kita. Seberat apapun cobaan yang kita lalui, keluarga khususnya orang tua akan selalu membantu kita.
ADVERTISEMENT