Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Invasi Budaya Pop Mengikis Kearifan Lokal
21 Juli 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Putra Melandry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehidupan suatu bangsa diberbagai belahan dunia tidak pernah lepas dari interaksinya dengan budaya asing. Proses ini disebut Akulturasi, akulturasi adalah proses masuknya kebudayaan asing ke suatu negara. Akulturasi budaya ke suatu negara merupakan dampak dari cepatnya globalisasi yang tak terhindarkan, ditambah dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini membantu proses masuknya kebudayaan asing ke suatu negara dengan sangat spontan. Di Indonesia sendiri, budaya asing telah lama berakulturasi dengan budaya bangsa Indonesia, budaya tersebut biasa disebut “Budaya Pop”.
ADVERTISEMENT
Istilah budaya pop mengacu pada suatu kepercayaan, praktek-praktek dan objek yang menyatu kedalam satu kesatuan yang hidup dalam masyarakat. Hal ini meliputi kepercayaan adat, praktek-praktek, dan objek yang diproduksi dari pusat-pusat komersil dan politik (Mukerji,1991). Budaya pop yang ada saat ini berkembang dengan sangat pesat, budaya ini dihasilkan melalui kegiatan-kegiatan industri media kepada masyarakat.
Salah satu contoh budaya pop yang menjamur dan menjajah Indonesia adalah “Budaya Korea” atau Korean Wave. Proses penyebaran budaya korea disebut Korean Wave, Korean Wave merupakan istilah yang disematkan untuk menamai bentuk proses penyebaran budaya Korea ke seluruh dunia, salah satunya Indonesia. Budaya Korean Wave ini memaksa masyarakat untuk menerima dan mempelajari kebudayaan-kebudayaan Korea.
Budaya Korean Wave saat ini menjadi fenomena global yang mendunia. Mulai dari musik Korea, drama Korea, hingga fashion ala-ala Korea. Budaya Korea ini telah merajalela di berbagai belahan dunia, budaya ini telah berhasil memikat jutaan masyarakat di berbagai negara dengan pesona yang dimiliki. Namun dibalik itu semua, budaya ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia, karena dikhawatirkan mengancam keberagaman dan identitas budaya lokal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Invasi budaya Korea ke suatu negara bukanlah tren musiman semata, melainkan fenomena yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bagi sebagian individu, Korea bukan hanya sekedar negara, melainkan gaya hidup yang difavoritkan dan diidolakan secara berlebihan. Dalam konteks seperti ini, perlu adanya upaya untuk melawan hegemoni budaya Korea yang dapat mengancam keberagaman dan identitas budaya lokal. Berikut adalah point-point yang rasanya bisa kita kampanyekan guna mempertahankan identitas budaya lokal kita :
Mendukung dan memakai industri kreatif lokal secara aktif
Dengan mempromosikan secara aktif berbagai pihak seperti seniman lokal, musisi, hingga budayawan-budayawan yang mampu meningkatkan identitas budaya lokal, dapat menciptakan keseimbangan bagi mereka untuk berkarya dan mengekspresikan serta memperkuat identitas budaya lokal kita. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyrakat umum harus bersatu untuk mendukung dan memakai produk-produk lokal demi mendorong pertumbuhan industri kreatif lokal dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Mengapresiasi, memperkenalkan, dan memperkuat kebudayaan lokal
Pemerintah terkait harus mengapresiasi lebih para seniman-seniman yang melestarikan kebudayaan lokal, seperti memberikan award lebih kepada para seniman dan memperdayakan para seniman tersebut. Tak hanya mengapresiasi, pemerintah juga harus bekerajsama dengan industri media untuk memperkenalkan industri kreatif lokal dan keberagaman kebudayaan lokal kita ke mancanegara, contohnya melalui program-program di televisi, mendukung para content creator untuk mempromosikannya ke platform youtube supaya bisa mendunia. Pendidikan mengenai seni, musik, tarian, dan tradisi lokal juga perlu ditingkatkan lagi melalui institusi pendidikan guna memperkenalkan dan melestarikan hal-hal tersebut ke anak-anak SD, SMP, SMA, hingga Universitas sehingga mereka akan bangga dan menghargai warisan budaya yang dimilikinya.
Yang paling penting untuk diingat adalah, upaya melawan invasi budaya ini bukanlah bermaksud untuk meniadakan apresiasi terhadap budaya Korea atau budaya pop lainnya. Namun, hal ini merupakan panggilan dan ajakan untuk mempertahankan dan memperkuat identitas budaya lokal sebagai warisan tak ternilai yang dimiliki bangsa kita.
ADVERTISEMENT