Konten dari Pengguna

Ujaran Kebencian Di Media Sosial: Bahaya Dan Dampaknya

Putra Melandry
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
12 Juni 2024 18:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 9 September 2024 7:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putra Melandry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital yang serba terhubung ini, media sosial bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, media sosial menjadi platform yang bermanfaat untuk komunikasi, informasi, dan edukasi. Namun, di sisi lain, media sosial juga menjadi ruang subur bagi penyebaran ujaran kebencian.
ADVERTISEMENT
Ujaran kebencian adalah ungkapan yang ditujukan untuk menyerang atau merendahkan individu atau kelompok berdasarkan identitas mereka, seperti ras, etnis, agama, gender, orientasi seksual, atau kecacatan. Ujaran kebencian ini dapat berbentuk kata-kata, gambar, video, atau simbol yang disebarkan melalui media sosial.
Bahaya ujaran kebencian di media sosial tidak boleh dipandang sebelah mata. Berikut beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkannya:
1. Merusak Kohesi Sosial dan Menimbulkan Kekerasan:
Ujaran kebencian dapat memicu permusuhan, diskriminasi, dan bahkan kekerasan terhadap individu atau kelompok yang ditargetkan. Hal ini dapat merusak kohesi sosial dan menciptakan suasana yang penuh perpecahan di masyarakat.
Melanggar Hak Asasi Manusia:
Ujaran kebencian merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, khususnya hak atas kebebasan berekspresi dan hak atas kesetaraan. Ujaran kebencian dapat menyebabkan individu atau kelompok merasa terintimidasi, terancam, dan bahkan dibungkam.
ADVERTISEMENT
3. Dampak Psikologis yang Mendalam:
Korban ujaran kebencian di media sosial dapat mengalami trauma psikologis yang mendalam. Mereka mungkin merasa malu, marah, cemas, dan bahkan depresi. Dampak ini dapat berlangsung lama dan memengaruhi kesehatan mental mereka.
4. Memperburuk Stereotip dan Prasangka:
Ujaran kebencian dapat memperkuat stereotip dan prasangka negatif terhadap individu atau kelompok tertentu. Hal ini dapat menghambat upaya untuk membangun masyarakat yang inklusif dan toleran.
5. Memperlambat Perkembangan Demokrasi:
Ujaran kebencian dapat menghambat pertukaran ide dan diskusi yang sehat dalam masyarakat. Hal ini dapat memperlambat perkembangan demokrasi dan menghambat upaya untuk membangun masyarakat yang adil dan demokratis.
Ujaran kebencian, yang dikemas dalam bentuk kata-kata, gambar, video, atau simbol yang disebarkan melalui media sosial, dapat menargetkan individu atau kelompok berdasarkan identitas mereka, seperti ras, etnis, agama, gender,orientasi seksual, atau kecacatan. Dampak negatif dari ujaran kebencian ini tak boleh dianggap remeh.
ADVERTISEMENT
Salah satu bahaya utama dari ujaran kebencian di media sosial adalah memperparah polarisasi di masyarakat. Ujaran kebencian yang menyerang dan merendahkan kelompok tertentu dapat memicu rasa permusuhan, diskriminasi, dan bahkan kekerasan. Hal ini dapat memecah belah masyarakat dan menciptakan suasana yang penuh perpecahan.
Ujaran kebencian di media sosial juga dapat menghambat kemajuan dalam berbagai bidang. Ujaran kebencian yang menyerang hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi dapat membungkam suara-suara kritis dan menghambat pertukaran ide yang sehat. Hal ini dapat memperlambat kemajuan demokrasi, menghambat upaya untuk membangun masyarakat yang adil dan inklusif, serta menghambat inovasi dan kemajuan di berbagai bidang.
Berikut adalah bentuk-bentuk ujaran kebencian di berbagai media sosial yaitu instagram, facebook, dan twitter:
ADVERTISEMENT
1. Ujaran kebencian terhadap pemain sepakbola
Ilustrasi by Instagram, ditangkap layar sendiri oleh penulis.
2. Ujaran kebencian terhadap pejabat negara
Ilustrasi by Facebook, gambar ditangkap layar oleh penulis.
3. Ujaran kebencian menghina agama
Ilustrasi by X, gambar ditangkap layar oleh penulis.
Masih banyak contoh-contoh kasus ujaran kebencian di media sosial yang lain, masyarakat diharapkan bijak dalam menggunakan media sosial, dengan memahami kajian Linguistik Forensik dan pendekatan Keagaamaan rasanya dapat membuat masyarakat sadar akan bahaya dan dampak dari ujaran kebencian ini yang bisa merugikan banyak pihak.