news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Tarawih Bareng Pak Anies Baswedan: Meraih Kesetaraan Dalam Kesempatan Pendidikan

Putra Nugraha
Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga jurusan Perbandingan Madzhab
6 Maret 2025 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putra Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Public Lcecture yang diisi oleh bapak Anies Baswedan/dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Public Lcecture yang diisi oleh bapak Anies Baswedan/dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Senin, 3 Maret 2025 Universitas Gadjah Mada (UGM) didatangi tamu spesial. Ya, spesial karena tokoh ini selalu memberikan sebuah gebrakan terhadap keintelektualan para pemuda. Siapa lagi kalau bukan Bapak H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D.
ADVERTISEMENT
Tepat sebelum adzan Isya’ berkumandang, hujan membasahi kawasan UGM. Namun, Hujan bukan halangan bagi mereka untuk menyambut kedatangannya. Dari berbagai macam kalangan, entah tua maupun muda mereka berkumpul untuk mendengar wejangan dari bapak Anies Rasyid Baswedan.
Dalam isi kuliah umumnya, beliau memberikan gagasan-gagasan tentang infrastruktur pendidikan. Menurutnya infrastruktur pendidikan bukan hanya tentang gedungnya, atau ruang kelasnya tetapi infrastruktur itu bisa dilihat dari lingkungan sekitarnya.
Beliau menganalogikan pelajar sebagai bibit yang baik. Agar tumbuh dengan baik, bibit tersebut membutuhkan lahan (sekolah) yang subur dan iklim (lingkungan/kota) yang sehat serta kondusif.
Masih ada kesenjangan masyarakat untuk meraih kesempatan pendidikan. Kesempatan yang tidak merata ini sudah menjadi tugas negara untuk mengembangkan sumber daya manusia. Karena pendidikan adalah ‘Kunci’ agar kita mampu berkompetisi dengan negara lain (dalam hal SDM, ekonomi, dll).
ADVERTISEMENT
“Sebut saja data anak yang masuk SD 5,5 juta dan yang lulus SMA 3,8 juta, berarti ada 1,7 juta yang merasakan SD namun tidak mengenyam pendidikan SMA per-tahun. Jika data ini dibiarkan, dalam 10 tahun akan ada 17 juta anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan hingga SMA”.Ucapnya.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan waktu lebih lama untuk tercapai, berbeda dengan sektor lain seperti infrastruktur atau ekonomi yang bisa terwujud lebih cepat.
Membenahi sistem pendidikan dimulai dengan kesadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah berperan dalam penyediaan fasilitas, sementara masyarakat penting untuk saling membantu agar semua memiliki kesempatan yang setara.
Pendidikan tidak hanya terbatas pada bangku sekolah. Lebih dari itu, pendidikan yang baik menciptakan lingkungan yang kondusif, yang pada gilirannya melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang baik akan menjadi orang tua dan pendidik yang berkualitas, yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat yang lebih baik. Jika salah satu track diabaikan maka akan meruntut kepada track-track yang lain.
Rantai pendidikan/dokumen pribadi
Mengingat pendidikan di negara kita masih belum merata, sudah seharusnya sumber daya untuk pendidikan tidak dikurangi, karena pendidikan merupakan ‘Eskalator’ sosial ekonomi. Beliau menganalogikannya dengan eskalator bukan tangga. Karena tangga kita harus menaikinya sampai atas sedangkan eskalator akan mengantar kita sampai atas.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, jangan anggap pendidikan sebagai biaya. Jika kita melihatnya demikian, anggaran pendidikan dengan mudah bisa dipotong. Anggaplah pendidikan sebagai investasi jangka panjang, karena dalam kondisi apapun, kualitas pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam alokasi anggaran publik.
Meski untuk membenahi pendidikan dibutuhkan proses yang sangat panjang, pendidikanlah yang menentukan masa depan suatu bangsa. Karena sinar matahari kalah terang oleh sinar mata anak-anak cemerlang penerus bangsa.
Sebagai penutup ada beberapa quote dari bapak Anies Baswedan mengenai pendidikan:
Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di republik ini adalah ‘Dosa’ setiap orang terdidik yang dimiliki di republik ini. Anak-anak Nusantara tidak berbeda, mereka berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan”.
ADVERTISEMENT
“Anak muda memang minim pengalaman. Karena itu, ia tak tawarkan masa lalu. Anak muda menawarkan masa depan”.
"Bung Karno berkata: ‘Berikan aku sepuluh pemuda dan aku akan mengguncang dunia’. Dia tidak berkata bahwa 9 dari 10 pemuda itu buta huruf. Itulah sikap optimis yang harus kita miliki saat ini”.
“Perangkat pendidikan kapanpun bisa berubah. Jangan fokus ke sistemnya, tapi fokus kualitas sumber daya manusianya”.
“Percayalah masih ada orang baik yag bisa dititipkan untuk mengelola republik ini”.
Penulis: Putra Nugraha
Foto: Jaysyurrahman Rabbani