Konten dari Pengguna

Suku Bunga: Kritik Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

Akbar Putra Samudra
Saya Adalah Mahasiswa Universitas Negeri Malang Prodi Ekonomi Pembangunan
24 November 2023 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Putra Samudra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Suku Bunga: Kritik Mahasiswa Ekonomi Pembangunan. Pixels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Bunga: Kritik Mahasiswa Ekonomi Pembangunan. Pixels
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa semester tiga jurusan Ekonomi Pembangunan, perjalanan studi saya tidak hanya sebatas teori di buku-buku kuliah. Saya merasakannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika membahas kebijakan moneter dan dampaknya terhadap suku bunga. Tidak hanya sebagai mata pelajaran, ini adalah realitas yang saya lihat dalam dinamika ekonomi.
ADVERTISEMENT

Menggugat Sisi Ideal

Buku teks mungkin menggambarkan kebijakan moneter sebagai alat yang efektif untuk mengatur suku bunga demi mendorong investasi dan konsumsi. Namun, ketika kita merunut jejaknya dalam penerapan di dunia nyata, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menggugat sisi ideal tersebut.

Suku Bunga sebagai 'Pemain Utama' yang Ambigu

Pertama-tama, mari kita bicara tentang suku bunga. Seolah-olah, suku bunga adalah pemain utama dalam pertunjukan ekonomi. Namun, apakah kita pernah bertanya-tanya siapa yang sebenarnya menjadi penikmat dari naik turunnya suku bunga ini? Sementara teori berbicara tentang mendorong investasi, dalam praktiknya, saya melihat bagaimana suku bunga tinggi bisa menjadi beban bagi mahasiswa seperti saya.

Suku Bunga dan Beban Mahasiswa

Saat suku bunga naik, beban bunga pinjaman kuliah juga ikut melonjak. Inilah yang sering terlewat dalam buku-buku teks. Mahasiswa, sebagai ujung tombak pembangunan, justru terdampak negatif. Jelas, teori itu mungkin bekerja di atas kertas, tetapi ketika harus membayar bunga pinjaman setiap bulan, saya merasa seolah-olah itu adalah harga yang terlalu mahal untuk mengejar pendidikan.
ADVERTISEMENT

Realitas di Lapangan: Suku Bunga dan Wirausaha Mahasiswa

Pertimbangkan pula tentang mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia wirausaha. Mereka adalah bagian penting dalam motor pertumbuhan ekonomi. Namun, ketika suku bunga tinggi, pinjaman usaha menjadi mahal, menghambat potensi kreativitas dan inovasi mahasiswa. Sebagai mahasiswa ekonomi pembangunan, saya bertanya-tanya, apakah tidak ada cara yang lebih adil untuk mengatur suku bunga, sehingga tidak hanya kelompok tertentu yang merasakan manfaatnya?

Pertanyaan Kritis: Apakah Suku Bunga Efektif?

Ilustrasi Suku Bunga: Kritik Mahasiswa Ekonomi Pembangunan. Pixels
Dalam perjalanan saya, saya tidak dapat menghindari pertanyaan kritis ini: seberapa efektifkah suku bunga sebagai instrumen kebijakan moneter? Apakah kita bisa mengukur dampaknya dengan lebih bijak dan merinci, bukan hanya dalam angka-angka makroekonomi?

Panggilan untuk Lebih Banyak Pertimbangan

Sebagai mahasiswa ekonomi pembangunan, saya merasa tanggung jawab untuk tidak hanya menerima teori-teori yang diajarkan, tetapi juga untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih dalam. Saya memahami kompleksitas ekonomi, tetapi apakah kita bisa menciptakan kebijakan moneter yang lebih inklusif, mempertimbangkan keberagaman dan kebutuhan masyarakat termasuk mahasiswa yang ingin berkontribusi pada pembangunan?
ADVERTISEMENT

Kesimpulan: Suku Bunga dalam Sorotan Kritis

Sebagai mahasiswa yang terus berkembang, saya melihat suku bunga bukan hanya sebagai angka di papan tulis, tetapi sebagai elemen yang membentuk hidup saya dan teman-teman sekelas saya. Dalam mengkritisi kebijakan moneter terhadap suku bunga, saya berharap kita dapat menciptakan pendekatan yang lebih bijak, yang tidak hanya menguntungkan sebagian kecil, tetapi seluruh masyarakat. Ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang keadilan dan kesempatan bagi setiap orang untuk berkontribusi pada pembangunan.