Konten dari Pengguna

Walaupun Bukan Puncak Tertinggi Jawa, Kami Tetap Bahagia

Putri Anggreni
Saya adalah saya.
10 Januari 2018 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Anggreni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan bersama sahabat merupakan sebuah momen yang tak akan pernah terlupakan. Pasalnya, kami dapat mengambil sebuah pelajaran yang berarti untuk memperkuat persahabatan yang telah kami miliki dari zaman putih abu-abu.
ADVERTISEMENT
Kami merupakan enam orang sahabat yang memiliki sifat, pemikiran, dan pastinya zodiak yang berbeda hihihiii. Tapi kami dipersatukan oleh sebuah kegemaran yang sama: traveling.
Selayaknya persahabatan dengan kuantitas orang yang banyak, kami selalu kesulitan untuk menentukan tanggal yang pas dimana masing-masing personil available. Setelah menjalani chat yang cukup panjang di grup whatsapp, akhirnya kami menemukan sebuah tanggal liburan yang pas, dengan tujuan sebuah kota di Jawa Timur, Malang.
Tanpa berpikir panjang, kami langsung membeli tiket kereta dan hotel tempat menginap via tiket.com. Tak hanya itu, kami pun juga menyiapkan itinerary atau rencana perjalanan agar lebih puas mengeksplor kota Malang.
Salah satu destinasi wisata yang ingin kami kunjungi adalah Pulau Sempu, sebuah pulau yang juga merupakan cagar alam. Melihat keindahannya dari laman sosial media, kami langsung terpesona dengan pulau yang satu ini. "Ini sih kayak pantai di film The Beach-nya Leonardo Dicaprio, berangkatlah!" Celetuk seorang sahabat.
Singkat cerita, sesampainya di Malang, kami langsung menuju hotel dan menunjukkan e-voucher yang didapat dari pembelian online di tiket.com. Proses check-in berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan apapun, dan kami langsung beristirahat di kamar masing-masing. Puas beristirahat, malam harinya kami langsung mengunjungi salah satu warung ketan susu nan ternama di Batu, Pos Ketan Legenda 1967, serta salah satu pasar malam modern, Batu Night Spectaculer, dan juga menikmati keindahan kota dari puncak bukit Paralayang.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, kami langsung bersiap untuk ke Museum Angkut dan Jawa Timur Park 2. Tapi tiba-tiba seorang sahabatku membuka pembicaraan soal pulau Sempu. Ia telah mencari berbagai informasi tentang pulau tersebut dari temannya yang berkuliah di salah satu universitas yang ada di Malang. Menurut temannya, pulau tersebut cukup ramai didatangi oleh wisatawan dan banyak orang yang menginap dengan menggunakan tenda. Jika salah waktu kedatangan, kami tidak bisa puas menikmati keindahan yang ada di pulau tersebut.
Mendengar kabar seperti itu, kami pun langsung memutar otak dan mencari destinasi alternatif lain untuk dikunjungi.
"Ke Bromo aja!" Salah satu ide cemerlang yang dilontarkan oleh sahabatku.
Tetapi setelah memikirkan berbagai kemungkinan, aku membuka suara, "tapi kita nggak bawa perlengkapan untuk kesana. Belum lagi soal Jeep-nya".
ADVERTISEMENT
"Gimana kalau kita sewa motor aja!" Celetuk seorang sahabat.
Sebuah ide gila, namun akhirnya kami menjalankan ide tersebut.
Mengunjungi Gunung Bromo dari kota Malang tidaklah dekat. Kami harus melewati beberapa kota, jalanan berkelok, menanjak, menurun, menukik, pokoknya benar-benar touring yang sangat memuaskan.
Kami pun tak mengincar sunrise di Gunung Bromo, karena tahu diri kalau kami hanya memakai selembar jaket tipis. But overall, perjalanan, dan keindahan di Gunung Bromo tetap dapat kami nikmati dengan sempurna.
Lalu, sore itu kami tutup dengan kembali ke Malang dan makan mie ayam seharga Rp 6.000 yang sangat nikmat di pinggir jalan entah berantah. #tiketkemanapun