Konten dari Pengguna

Hubungan Maqamat dengan Al-Ahwal dan Juga Tasawuf

PUTRI ANI
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik.
5 Desember 2022 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PUTRI ANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tetap konsisten belajar (sumber: https://pixabay.com/id/photos/permintaan-hafiz-cami-islam-agama-1922567/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tetap konsisten belajar (sumber: https://pixabay.com/id/photos/permintaan-hafiz-cami-islam-agama-1922567/)
ADVERTISEMENT
Hubungan maqamat dengan al-Ahwal dan tasawuf. Maqamat terbagi dua, Pertama maqamat secara umum dan kedua maqamat secara khusus. Maqamat secara umum bagaimana kedudukan hamba di hadapan Allah atau bagaimana posisi hambah kepada Allah.
ADVERTISEMENT
kedudukan atau posisi tersebut adalah ada yang membelakangi ada yang menghadap. Posisi yang membelakangi adalah orang-orang kafir yang mengingkari Allah, orang-orang yang menyekutukan Allah (al-Musyrikun), dan orang-orang yang menyembunyikan kekufuran (munafikun) yang dibungkus dengan iman sedangkan yang menghadap itulah orang-orang yang beriman.
Posisi yang menghadap terbagi dua, ada yang menghadap dengan posisi dekat dan ada yang menghadap tetapi posisinya jauh. posisi kedua menghadap Allah ini adalah orang-orang yang beriman tetapi posisi yang mendekat ini adalah orang yang disebut al-amal shaleh dia shalat, berdzikir, berdoa, wirid.
Pada saat dia mendekat dia memperhatikan tiga hal, satu aqidahnya lurus, shahih, dan benar, kedua beribadah dengan menggunakan ilmu bagaimana rukun, syarat yang diatur dalam fikih diperhatikan. Lalu yang ketiga ketika beribadah memperhatikan aspek dalam diantaranya aspek tasawuf misalnya ketika shalat memperhatikan tentang bagaimana shalat itu tawajjuh menghadap kepada Allah, shalat itu munajat memohon curhat dan dialog kepada Allah, kemudian ketika shalat dia istislah kepada Allah, selanjutnya ketika shalat susana hatinya diikuti dengan keikhlasan serta khusyuk.
ADVERTISEMENT
Khusyuk ditopang oleh tiga yang pertama oleh fisik yaitu gerakan, bacaan yang tertib. Kedua pikiran juga harus bersih dan jernih harus konsentrasi. Lalu yang ketiga khusyuk juga ditopang oleh perasaan merasa dekat dengan Allah, terhubung dengan Allah dan berdialog dengan Allah. Ketika seseorang melakukan shalat seperti yang dijelaskan di atas dia sedang melakukan maqam. Berusaha berjuang dan berproses lalu merasakan perasaan khusyuk yang terus diperagakan itu yang disebut al-Ahwal.
Penulis : Putri Ani, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik; Profesor. Asep Usman Ismail, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.