Konten dari Pengguna

Bijak Menggunakan Teknologi dalam Dunia Pendidikan

PUTRI ARTAMA
PUTRI ARTAMA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
30 November 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PUTRI ARTAMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teknologi (sumber: https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teknologi (sumber: https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi saat ini merupakan suatu kemajuan luar biasa karena mampu membuka berbagai peluang dan manfaat besar bagi penggunanya. Berkat kemajuan teknologi, manusia telah dimudahkan dalam melakukan akses terhadap berbagai informasi. Namun di sisi lain, teknologi juga memberikan ancaman sekaligus tantangan bagi siapa saja yang menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Dunia pendidikan menjadi salah satu aspek yang tidak dapat lepas dari perkembangan teknologi. Bukan hanya dampak positif, kini dampak negatif dari teknologi terhadap pendidikan menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Berdasarkan data https://news.detik.com Minggu (21/3/2021) dari siswa SMP kelas 1 di Subang meninggal dunia karena kecanduan main game. Jadi berdasarkan data tersebut, anak sangat rentan terhadap dampak negatif teknologi.
Berangkat dari data yang ada, penulis memandang bahwa dampak negatif teknologi khususnya terhadap pendidikan harus disikapi dengan bijak. Karena bagaimana pun perkembangan teknologi bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi menjadi alat yang mampu memberikan kemudahan, namun di sisi lain, menjadi celaka bagi mereka yang tidak mampu menggunakannya dengan bijaksana.
Tantangan Pendidikan
Ilustrasi gadget (sumber: https://pixabay.com)
Sadar atau tidak sadar, salah satu masalah utama akibat ketergantungan pada teknologi adalah adanya penurunan kemampuan otak berpikir. Dengan adanya berbagai aplikasi dan alat yang memudahkan pencarian informasi, tidak sedikit pelajar cenderung mengandalkan teknologi daripada berpikir kritis atau mencari solusi secara mandiri. Sebagai contoh, kemudahan mendapatkan jawaban di google membawa pelajar malas mengerjakan tugas. Contoh lain misalnya, ketergantungan pelajar pada jawaban yang disediakan Google membentuk karakter malas berpikir. Dengan kata lain tidak sedikit pelajar copy-paste jawaban dari Google ketika mengerjakan tugas. Padahal jika hal ini dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan pemahaman yang dangkal dan ketidakmampuan menerapkan pengetahuan dan kemampuan intelektualnya dengan percaya diri.
ADVERTISEMENT
Dalam pemahaman penulis, menggunakan teknologi dalam dunia pendidikan tidak sepenuhnya salah. Hal ini justru menjadi batu loncatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun yang menjadi titik masalahnya adalah bagaimana cara kita menggunakan teknologi itu dengan tepat sehingga kehadiran teknologi dalam dunia pendidikan bukan menjadi tantangan namun menjadi solusi sekaligus peluang. Perlu diketahui bahwa teknologi wujud nyata perubahan yang terjadi di era ini. Maka dari itu, teknologi harus disikapi dengan bijak dalam berbagai hal, khususnya dalam hal pendidikan.
Solusi
Perkembangan teknologi semakin berkembang dengan pesat yang diikuti oleh perubahan zaman. Harus diakui bahwa kebutuhan terhadap teknologi merupakan salah satu kebutuhan penting karena bagaimanapun, teknologi sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Khusus bagi anak-anak, pengenalan akan teknologi sejak dini bukanlah hal yang salah. Namun harus tetap diawasi dan dibingbing. Karena bagaimana pun, usia anak yang masih rentan terhadap perubahan dan perkembangan harus dibimbing dan di bina agar mampu menggunakan teknologi dengan tepat sebagai sumber belajar. Artinya, arahan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam penggunaan gadget.
Penulis mengingatkan kepada orang tua bahwa keluarga menjadi rumah pertama anak mengenal dunia. Artinya penggunaan gadget kepada anak dimulai dari keluarga. Hendaknya pengenalan gadget harus penuh pengawasan orang tua.
Perlu diketahui bahwa penggunaan gadget bagi anak bagaikan pisau bermata dua. Artinya gadget mampu memberikan manfaat sekaligus bahaya bagi anak. Ke semuanya ini tergantung pada penggunaannya. Anak sebagai generasi yang butuh arahan harus dibimbing dalam penggunaan gadget. Hal ini sangat penting agar anak tidak salah dalam menggunakan gadget.
ADVERTISEMENT
Anak zaman sekarang sangat rentan dengan perkembangan. Apabila tidak disikapi dengan bijak, maka perkembangannya juga akan terganggu. Artinya perkembangan anak harus diimbangi dengan bimbingan dan arahan. Begitu juga dengan penggunaan gadget dan memanfaatkan teknologi informasi. Anak harus di bimbing dan diarahkan agar penggunaan gadget dan teknologi informasi menjadi maksimal. Tidak ada salahnya jika anak mengenal gadget dan menggunakan teknologi dalam mengerjakan tugas, namun harus diakui bahwa penggunaannya yang tidak terkontrol akan berdampak buruk pada perkembangan anak dan pelajar.
Dalam pemahaman penulis, tantangan teknologi dalam dunia pendidikan bukan hanya sebatas bagaimana kita mengelolanya tetapi juga bagaimana kita memanfaatkannya. Meskipun teknologi memberikan informasi yang luas, namun peran kita dalam memanfaatkan teknologi itu menjadi hal yang penting.
ADVERTISEMENT
Penulis memandang bahwa peran orang tua dan pendidik sangatlah penting dalam hal ini. hendaknya kebebasan anak-anak dalam mengakses teknologi tidak bersifat mutlak. Artinya perlu ada batasan bagi anak dalam mengakses atau menggunakan teknologi. Contoh sederhana yang dapat kita lakukan adalah menetapkan waktu yang tepat untuk menggunakan gadget. Dengan menetapkan waktu yang tepat, maka anak dalam pengawasan menggunakan gadget.
Sebagai tenaga pendidik, penulis mengajak agar para pendidik mengajak pelajar untuk berpikir bebas dan leluasa. Hal ini akan meminimalisir kemungkinan anak kecanduan atau ketergantungan terhadap Google dalam mengerjakan tugas. Dengan harapan penggunaan teknologi menjadi tepat dalam dunia pendidikan.
Putri Artama, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Santo Thomas