Konten dari Pengguna

Perempuan sebagai Pemimpin

Putri Awlia Nur
mahasiswa ITB Ahmad Dhalan Jakarta , Prodi S1 Akuntansi
13 Januari 2023 9:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Awlia Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berani mengambil peran itu keren, Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Berani mengambil peran itu keren, Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender hingga saat merupakan pembahasan yang menarik dan tidak ada habisnya, jika kita berbicara konsep gender dalam perspektif islam tentu banyak sekali pendapat pro dan kontra mengenai derajat laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh pada Q.S. al-Bakarah ayat 228 menyebutkan, “Para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu derajat lebih tinggi di atas mereka”.
ADVERTISEMENT
Ketika kita hanya berpandangan pada kalimat terakhir dari ayat tersebut dalam konteks pemimpin maka kita akan mengeklaim bahwa laki-laki merupakan makhluk yang derajat nya lebih tinggi dan pantas untuk dijadikan seorang pemimpin. lalu bagaimana pada Firman Allah (Q.S. At Taubah: 71) “Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukminah perempuan, sebagian mereka sebagai penolong bagi sebagian yang lain…”. Pada ayat tersebut berartikan kaum perempuan sejajar dengan laki-laki dalam potensi intelektualnya. Pada intinya hadirnya Al-Qur’an untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk diskriminasi dan penindasan, termasuk diskriminasi seksual, etnis, warna kulit, suku dan lainya.
Namun, opini ini membahas terkait Perempuan sebagai Top Leader atau seorang pemimpin. Seperti yang kita ketahui perempuan identik dengan manusia berhati lemah lembut. sedangkan laki-laki, tentu sebagai sosok pemberani, kuat, rasional, bertanggung jawab, dan lainnya. Hal tersebut sebagai dasar keraguan dalam menetapkan seorang pemimpin dan banyak sekali perempuan hingga saat ini enggan untuk tampil sebagai seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui perempuan adalah makhluk yang memiliki sifat khusus dan alamiah yang diberikan oleh Allah SWT. Hadirnya Al-Qu’an memberikan hak hak kepada kaum perempuan sebagaimana pada saat itu banyak sekali diskriminasi yang dialami oleh perempuan. Jadi, perempuan sejatinya mampu untuk memimpin bukan lagi kemampuan dan kriteria seorang pemimpin itu semua ada pada laki-laki. Contoh para pemimpin perempuan yaitu, Khodijah istri Rasul Aisyah ra (istri Rasulullaah), Fathimah (putri Rasullullaah), Ratu Bilqis, Cut Nyak Dien, R.A. Kartini dan saat ini sudah banyak sekali kepemimpinan dipegang oleh perempuan hingga masuk dunia politik, pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Berikut ini hal-hal yang harus dijadikan peluang dari sifat khusus perempuan, yaitu:
Dokumen pribadi
Pertama perempuan dapat berpandangan jauh ke depan, apakah kalian tau terkadang laki-laki terlalu rasional sehingga mampu dalam pengambilan keputusan, tetapi perempuan memiliki sifat pemikiran jauh ke depan dengan banyak mempertimbangkan hal yang sebagai dampak ke depan.
ADVERTISEMENT
Kedua selektif, perempuan sangat sensitif dalam sesuatu yang berkaitan dengan kehidupannya. sebagai contoh dalam memilih kebutuhan make up perempuan harus memilih produk yang cocok untuk dia dari segi bahan dan harga begitu pula dalam menentukan kebijakan, kebijakan yang dapat membawa dampak positif bagi lingkungan yang ia pimpin.
Ketiga perempuan memiliki rasa lebih peka pada lingkungan, perempuan memiliki hati yang lebih lembut dan perasa dengan begitu pemimpin harus mampu memahami akan kebutuhan yang menguntungkan.
Hal tersebut merupakan gambaran kecil bahwa perempuan mampu sebagai seorang pemimpin dan bukan karena laki-laki tidak memiliki sifat selektif, peka yang identik ada pada diri perempuan. Akan tetapi, hal tersebut sebagai dorongan para kaum perempuan untuk lebih percaya diri dan menghilangkan perspektif bahwa perempuan tidak bisa sebagai wanita karier.
ADVERTISEMENT