Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Female Rage dalam Guyon Kehamilan Pria
4 September 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Putri Baidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jagat dunia X (dulunya Twitter) beberapa waktu lalu dihebohkan dengan munculnya jokes Mpreg yang ditujukan pada laki-laki seksis dan patriarkis. Mpreg atau male pregnancy adalah sebuah istilah dalam ranah fiksi Omegaverse. Dalam semesta fiktif tersebut, seorang omega bisa hamil terlepas dari apakah mereka adalah laki-laki atau perempuan. Sedangkan alpha bisa menghamili omega. Laki-laki omega yang hamil disebut dengan Mpreg atau male pregnancy tadi.
ADVERTISEMENT
Kendati terlihat seperti guyonan yang kasar dan meyalahi kodrat, penggunaan istilah Mpreg ini bisa dikaji sebagai bentuk ekspresi kemarahan perempuan atau female rage. Mpreg adalah salah satu bentuk female rage yang muak dengan patriarkis dan tuntutan tidak masuk akal dari masyarakat tentang kodrat dan keharusan perempuan. Perempuan dengan kodratnya yang secara biologis bisa haid, hamil, dan melahirkan, telah dituntut sedemikian rupa untuk memenuhi perannya sebagai penghasil keturunan. Kendati secara biologis perempuan memang bisa dan normal melalui ketiga hal tersebut, patriarki seolah belum puas menambahkan tekanan dan tuntutan sedemikian rupa.
Perempuan harus begini, perempuan tidak boleh begitu. Sebagai perempuan, pasti sering mengalami tuntutan seperti itu. Banyak ditemui ketidakadilan dan perlakuan semena-mena terhadap perempuan dalam pernikahan ataupun dalam keseharian tentang bagaimana masyarakat memandang perempuan dan tubuh mereka. Pria yang menganut paham patriarkis banyak berkomentar dan protes akan hak dan kewajiban perempuan akan tubuh mereka, seolah-olah perempuan adalah mesin penghasil keturunan yang bisa mereka atur sesuka hati mereka. Komentar-komentar patriarkis tersebut sering ditemui dalam pembahasan mengenai aborsi, pemerkosaan, hingga childfree. Itu adalah ironi, sebab laki-laki patriarkis berkomentar tentang tubuh perempuan seolah-olah itu milik mereka.
ADVERTISEMENT
Melawan ketidakadilan tersebut, jokes Mpreg muncul sebagai ekspresi kemarahan perempuan yang muak diperlakukan semena-mena. Ini adalah bentuk sarkas di mana perempuan mengandaikan laki-laki bisa mengalami kehamilan, mengalami perubahan mood konstan saat hamil, dan segala komentar patriarkis yang kerap dialami perempuan dalam keseharian mereka. Guyonan ini memang bisa dilihat sebagai sesuatu yang menggelitik perut, perempuan meledek laki-laki yang tantrum dengan candaan bahwa mereka sedang hamil dan sensitif. Namun bila ditelisik lebih dalam lagi, jokes ini bisa juga dilihat sebagai bentuk ekspresi kemarahan perempuan akan ketidakadilan gender yang mereka alami.
Cobalah hamil, cobalah melahirkan, cobalah merasakan sakitnya kami sebagai perempuan. Barangkali, guyon kehamilan pria tadi adalah ekspresi kemarahan perempuann yang mengaharapkan laki-laki agar benar-benar memahami sulitnya menjadi perempuan dengan mengalaminya sendiri. Sebuah ironi di balik candaan yang seharusnya menjadi komedi.
ADVERTISEMENT