Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Dekat Prosedur Elektroensepalografi Dalam Dunia Kesehatan

Putri Balqist Mandori
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga
4 Mei 2024 19:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Balqist Mandori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sel Saraf | sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sel Saraf | sumber : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Elektroensefalografi (EEG) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas listrik di otak manusia. Dengan menggunakan alat berupa cakram logam kecil yang dipasang pada kulit kepala, EEG dapat merekam impuls listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otak. Hasil rekaman ini kemudian ditampilkan sebagai garis bergelombang pada layar komputer, memungkinkan dokter untuk mendiagnosis gangguan otak seperti epilepsi, migrain, dan gangguan tidur. Dalam artikel ini, akan dibahas sejarah EEG, bagaimana EEG bekerja, apa fungsi utamanya, dan Informasi apa saja yang diperoleh EEG dalam mendiagnosis berbagai gangguan otak.
ADVERTISEMENT
Sejarah Elektroensefalografi
Sejarah penggunaan alat Elektroensefalografi (EEG) dimulai pada tahun 1924 ketika Hans Berger, seorang ahli fisiologi dan psikiatri Jerman, melakukan rekaman otak pada manusia untuk pertama kalinya. Penemuan ini merupakan tonggak awal yang menandai awal dari penelitian intensif tentang aktivitas listrik di otak manusia. Berger kemudian memperkenalkan istilah "elektroensefalografi" untuk menjelaskan rekaman listrik otak yang ia lakukan.
Penelitian berlanjut dan pada tahun 1935, nama-nama seperti Gibbs, Davis, dan Lennox menemukan gelombang interikti spike dan kompleks gelombang spike dan gelombang 3 Hz pada kejang absen, serta Gibbs dan Jasper menemukan gelombang interiktal spike sebagai petunjuk epilepsi fokal. Temuan-temuan ini menambah pemahaman masyarakat tentang pola aktivitas otak dan membantu dalam diagnosis berbagai gangguan neurologis.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, mesin dan teknik pemeriksaan EEG mengalami kemajuan yang signifikan. Awalnya, mesin EEG menggunakan teknik pena langsung yang mencetak hasil rekaman di atas kertas. Namun, saat ini dengan kemajuan teknologi komputer, data listrik otak dapat diolah secara langsung, memungkinkan hasil yang lebih akurat dan fleksibel.
Cara Kerja EEG
Elektroensefalografi (EEG) bekerja dengan cara mengukur aktivitas listrik di otak menggunakan elektroda yang ditempatkan di atas kulit kepala. Elektroda ini mengukur potensi listrik yang dihasilkan oleh neuron-neuron otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai gelombang listrik yang berbeda-beda dalam frekuensi, amplitudo, dan bentuknya.
Prinsip dasar EEG adalah volume conduction, di mana potensi listrik yang dihasilkan oleh neuron-neuron otak mengalir melalui cairan otak dan kulit kepala, kemudian diterima oleh elektroda yang ditempatkan di atas kulit. Elektroda ini kemudian mengirimkan sinyal listrik ke perangkat pengukur, yang mengamplifikasi sinyal tersebut sehingga dapat dilihat sebagai gelombang listrik pada layar monitor.
ADVERTISEMENT
Proses ini memungkinkan EEG untuk mengukur aktivitas otak yang terjadi selama suatu kejadian tertentu, seperti penyelesaian tugas atau presentasi stimulus, atau untuk mengukur aktivitas otak yang terjadi secara spontan tanpa adanya stimulus khusus.
Informasi yang Dapat Diperoleh Dari EEG
EEG atau elektroensefalografi, adalah teknik pencitraan non-invasif yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik otak. Dari hasil EEG, dapat diperoleh berbagai informasi penting tentang fungsi dan kondisi otak seseorang. Salah satu informasi yang paling penting adalah pola gelombang otak yang tercatat selama pemeriksaan. Gelombang otak ini mencakup delta, theta, alpha, beta, dan gamma, yang masing-masing dapat memberikan gambaran tentang aktivitas otak pada berbagai keadaan, seperti saat bangun, tidur, atau berbagai tahap tidur.
ADVERTISEMENT
Selain itu, EEG juga merupakan alat penting dalam diagnosis dan pemantauan kejang. Aktivitas listrik otak yang tidak normal atau gangguan gelombang otak yang tidak teratur dapat menjadi indikator kejang epilepsi atau gangguan kejang lainnya. Pemantauan pola tidur dan gangguan tidur juga dapat dilakukan melalui EEG. Pola gelombang otak yang dihasilkan selama tidur dan tahap tidur yang berbeda dapat memberikan petunjuk tentang masalah tidur yang mungkin dialami seseorang, seperti sleep apnea, insomnia, atau narcolepsy.
EEG juga digunakan dalam diagnosis dan pemantauan berbagai gangguan kognitif dan neurologis, termasuk epilepsi, migrain, stroke, tumor otak, dan penyakit Alzheimer. Pola gelombang otak yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya kelainan atau disfungsi di otak.
Prosedur EEG biasanya dilakukan di laboratorium EEG atau rumah sakit dengan bantuan teknisi khusus. Pasien akan diminta untuk duduk atau berbaring dengan nyaman selama pemeriksaan, sementara elektroda dipasang di kepala mereka. Meskipun pemeriksaan biasanya berlangsung sekitar 30-60 menit, dalam beberapa kasus, pemantauan EEG dapat berlangsung selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Meskipun prosedur ini non-invasif dan tidak menyakitkan, pasien diminta untuk tetap tenang dan rileks selama prosedur agar hasilnya akurat. Hasil EEG kemudian dianalisis oleh dokter yang terlatih dalam neurologi atau ahli saraf untuk mencari tanda-tanda gangguan atau kelainan yang mungkin ada. Hasil ini sangat penting dalam diagnosis penyakit atau kondisi otak, serta dalam perencanaan pengobatan yang tepat.