Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Pembelajaran Jarak Jauh bagi Orang Tua dan Anak
21 Januari 2021 19:56 WIB
Tulisan dari Astri Chya Eka Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada bulan Maret 2020, banyak kegiatan yang harus dilakukan dari rumah, salah satunya pembelajaran jarak jauh bagi anak-anak sekolah. Hingga kini, hampir satu tahun pendidikan secara daring masih terus berjalan karena angka kasus Covid-19 yang terus meningkat. Hal ini tentu saja memberi dampak terhadap pembelajaran anak. Apa saja dampak positif dan negatif saat anak menjalani PJJ?
ADVERTISEMENT
Konselor dan psikolog Pro Help Center dan Reis Community, Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan sisi negatif dan positif pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh selama pandemi Covid 19. Dampak negatif bagi anak, menurutnya, anak jadi terbatas sosialisasi dengan teman temannya, anak kehilangan motivasi atau kehilangan semangat belajar, pembelajaran juga jadi tergantung koneksi internet yang terkadang menyulitkan, serta dampak sangat besar selama Pembelajaran Jarak Jauh yaitu membuat kedisiplinan anak jadi menurun.
Dampak PJJ bukan hanya terasa pada anak, tapi juga pada orangtua terutama dampak psikologis, terlebih pada orang tua yang bekerja. Khususnya seorang ibu karena PJJ menambah tugas ibu. Ibu harus mengajari atau minimal memantau anaknya di jam-jam yang sudah ditentukan sekolah, kendala besar terjadi pada ibu yang bekerja, yang tidak bisa mendampingi anak selama proses belajar mengajar. Pembelajaran dari rumah akan bagus jika dilaksanakan dengan pengaturan dan pengendalian yang bagus. Harusnya anak bisa lebih unggul dididik dengan pola ini jika tersistemasi dengan jelas. Kesabaran orangtua, menjadi modal utama agar anak tetap semangat belajar dan senang belajar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dampak positifnya pada anak, mereka tidak habis waktu di jalan sehingga waktu belajar lebih efektif. Mereka juga lebih aman dari situasi pandemi yang serba belum jelas kapan berakhir. Sedangkan dampak positif pada orang tua, mereka jadi lebih mudah mengobservasi atau memantau proses belajar anak. Selain itu, orang tua jadi lebih mengenal anaknya sendiri, terutama dalam hal akademik.
Dengan mengetahui potensi anak, tentu ini adalah hal yang baik. Orang tua jadi tahu bagaimana mengembangkan kompetensi anak ke depannya. Di samping itu, orang tua juga merasa aman karena anak berada di rumah.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mengingatkan para orangtua dan para guru untuk selalu membangun komunikasi yang baik selama PJJ. Orangtua harus menyadari peran penting mereka dalam proses pembelajaran anak dan tidak mengesampingkan tugas mereka dalam membimbing, mendampingi, dan memfasilitasi anak belajar selama masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Dari sudut KPAI
KPAI khawatir dampak pembelajaran jarak jauh saat pandemic Covid-19 terhadap mental anak, menurut Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti, anak yang terisolasi dan harus mengikuti PJJ selama berbulan-bulan karena pandemic Covid-19, menghadapi resiko mental. Anak menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar gadget untuk mengerjakan tugas dan mengakses internet.
Teknologi internet memudahkan komunikasi. Tapi di sisi lain juga memiliki ruang gelap tempat predator seksual, hoaks, dan pornografi. Anak harus dijaga dari kejahatan didunia maya. Dampaknya anak rentan mengalami gangguan kesehatan karena penggunaan perlatan daring yang berlebihan. Penyebab lain kurangnya istirahat demi mengerjakan tugas.
Pembelajaran Jarak Jauh secara daring berpotensi membuat anak-anak dari keluarga ekonomi menengah ke bawah tidak bisa mengikuti pembelajaran daring dan terancam putus sekolah. Efek lainnya rentan mengalami eksploitasi, ketika anak memilih berhenti sekolah akhirnya diminta orangtuanya bekerja/menikah. Dampak terakhir rentan mengalami berbagai kekerasan.
ADVERTISEMENT
Tips Anti Stress
Tips anti stress: Anak vs PJJ
Beri penjelasan pada anak mengenai kondisi pandemi yang mengharuskan anak-anak belajar dirumah dan bukan disekolah, dampingi anak untuk beradaptasi dan mengubah persepsi bahwa rumah juga bisa dipakai sebagai tempat belajar formal, pengganti kegiatan belajar di sekolah.
Tips anti stress: Orangtua vs PJJ
Orang tua melakukan Managing Expectation kepada anak untuk mencapai keseimbangan antara PJJ dan target sekolah. Seperti, merencanakan target belajar anak, menekankan tentang tanggung jawab anak terhadap tugasnya, tetap mempertahankan ritual kegiatan normal yang sama seperti biasanya. Orang tua sebagai tutor harus lebih sabar, gembira, aktif, dan kreatif, mempelajari kekuatan dan kelemahan anak dalam proses belajar, serta menggunakan aplikasi agar anak tertarik daripada metode belajar konvensional, seperti di sekolah. Apabila orangtua kurang paham dengan tugas-tugas anak, mintalah bantuan keluarga, atau orang lain, dan membiarkan anak tetap berinteraksi dengan temannya (bisa melalui video call, aplikasi lainnya), hingga memberi jeda waktu anak untuk bermain dan melakukan hal yang disuka.
ADVERTISEMENT
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh mempunyai berbagai tanggapan dari masyarakat luas. Menuai pro dan kontra selama penerapannya karena berbagai kendala yang timbul. Kekurangan dan kelebihan memang selalu tampak dalam kebijakan baru dan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah khususnya Kemendikbud. Walaupun, yang paling efektif tetap anak-anak bisa bertatap muka langsung dengan gurunya. Pada dasarnya guru hadir pada diri murid untuk mendidik moral, etika, integritas, dan karakter.