Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Waspadai Mutasi Baru Virus Corona B117
5 Maret 2021 15:47 WIB
Tulisan dari Astri Chya Eka Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu Corona B117? Corona B117 merupakan varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris dengan kode B117 yang dikonfirmasi telah masuk Indonesia. Varian baru ini ditemukan pertama kali di Inggris pada September 2020.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya keberadaan mutasi corona B117 di Asia Tenggara sudah diumumkan oleh beberapa negara terlebih dahulu, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan juga Thailand. Dengan cepat B117 menyebar ke sejumlah negara lain termasuk Indonesia. Hal itu terungkap pada dua dari ratusan sampel COVID-19 positif B117 yang diperiksa di tanah air. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan kasus terkonfirmasi ini di temukan di Kabupaten Karawang Jawa Barat yang merupakan pekerja migran Arab Saudi yang tiba di Indonesia pada akhir Januari 2021 lalu.
B117 Lebih menular?
Ilmuwan menyatakan varian baru B117 ini 30% hingga 70% lebih menular dari virus Corona Wuhan. Sejak ditemukan pertama kali 20 September 2020, sekitar satu bulan kemudian per 9 Desember 2020 sudah menyumbang 60% kasus, atau sudah menyebar setidaknya di 60 negara (berdasarkan catatan WHO).
ADVERTISEMENT
“Karena variannya lebih cepat menyebar. Hal itu bisa menyebabkan timbulnya lebih banyak kasus dan semakin membebani sistem perawatan kesehatan,” ujar Dr Henry Walke dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
Alasan B117 lebih menular karena memiliki beberapa mutasi dan menyebabkan lonjakan protein di permukaan virus yang menempel pada sel manusia. Selain itu, virus B117 mengalami replikasi lebih cepat di dalam tenggorokan. Studi Universitas Birmingham Inggris menemukan pasien dengan varian baru Covid-19 yakni B117 mempunyai viral load tinggi, maka sangat disarankan untuk menggunakan dua masker agar lebih efektif.
Dr Anthony Fauci untuk menghadapi Corona B117 di AS menyarankan “Anda meletakkan lapisan lain untuk kemungkinan akan lebih efektif dan alasannya kenapa Anda melihat orang menggunakan masker double atau versi N95” dikutip dari Newsweek
ADVERTISEMENT
Beberapa gejala Corona B117
Mengalami kelelahan dan merasa lesu disertai rasa pusing diawal terpapar COVID-19. Alasan pasien corona bisa mengalami gejala ini salah satunya disebabkan adanya sitokin dalam sistem kekebalan tubuh, respons dari reaksi yang menyerang tubuh. Efek samping melawan patogen dapat membuat tubuh merasa lelah terus menerus.
Mual hingga sakit kepala. Sulit membedakan gejala ini dengan penyakit lainnya lantaran kemungkinan bisa karena kondisi lain, namun cara yang bisa dilakukan di awal terpapar dengan istirahat yang cukup, mengatur pola makan, dan olah raga ringan.
Nyeri otot yang bisa disebabkan karena myalgia, di mana kondisi saat virus menyerang serat otot dan juga lapisan jaringan penting. Adanya peradangan secara luas juga bisa menyebabkan nyeri sendi serta rasa lemah dan nyeri tubuh selama terpapar.
ADVERTISEMENT
Gejala lain yang ditemukan Layanan Kesehatan Inggris (NHS) dikutip dari Express UK yaitu radang tenggorokan, diare, mata merah, ruam pada kulit, serta perubahan warna pada jari tangan dan kaki.
Pengaruh Vaksin pada Corona B117
Menurut sejumlah laporan, gejala yang disebabkan Corona B117 lebih berat sehingga ada kemungkinan vaksin COVID-19 yang digunakan saat ini tidak mempan melawan jenis virus ini. Namun kemudian, para ahli peneliti meluruskan dengan menyebutkan bahwa kemampuan vaksin COVID-19 melawan virus B117 masih harus diteliti lebih lanjut. Sebabnya menurut CDC, belum ada bukti bahwa jenis virus ini lebih berisiko menyebabkan kematian.
“Dari apa yang kami ketahui berdasarkan pengalaman mutasi ini dan mutasi lainnya, kemungkinan tidak akan berdampak besar pada kekebalan yang diinduksi oleh vaksin, atau kekebalan yang ada dari jenis sebelumnya,” ungkap Dr. Greg Armstrong, direktur kantor deteksi molekuler dari CDC
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio mengatakan, “Dampak ditemukan varian Corona B117 ini bisa membuat tes COVID-19 PCR lantas menjadi tidak begitu sensitif, maka kami, Kemenristek dan Balitbangkes Kemkes, sudah membentuk satu tim untuk memperkuat dan mencari varian yang baru, yang tidak hanya dari Inggris itu,”
Diharapkan komitmen pemerintah dan masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan seperti Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas interaksi. Dan tindak lanjut pemerintah pusat dan daerah tetap berjalan seperti testing, tracing dan treatment.
Hal ini perlu diwaspadai oleh kita semua, karena varian baru yang lebih menular akan menyebabkan bahaya yang lebih mengancam, jika tidak ditangani dengan segera maka peningkatan kasus akan semakin tak terkendali dan jangan sampai karena sudah ada vaksin, kita semua abai dengan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Satu tahun berlalu, jangan sampai kita lengah dan menyerah dalam menghadapi pandemi COVID-19. Jangan karena kita sudah bosan, kita jadi mengabaikan apa yang sudah kita semua perjuangkan dari awal. (put)
Sumber: WHO, CDC, CNN Indonesia, detik health, CNBC Indonesia,